PARTY BRANDING. PDIP SEDANG MENGGALI KUBURANNYA SENDIRI

PARTY BRANDING. PDIP SEDANG MENGGALI KUBURANNYA SENDIRI
Sumber foto: GeloraNews

Topik Politisasi Agama belakangan ini bergeser ke Politisasi Sepakbola. Sikap PDIP dan petugas partainya, Koster dan Ganjar, adalah bukti dari fenomena tersebut. Mereka memolitisasi sepakbola ke dalam kancah politik. Sayangnya strategi PDIP ini adalah blunder yang sangat fatal. Kegagalan perhelatan internasional Piala Dunia U20 telah mengecewakan banyak pihak di seantero negeri. Ibarat sepakbola, strategi PDIP menolak kedatangan Israel adalah sebuah tindakan bunuh diri alias menceploskan bola ke gawang sendiri.

Kesalahan fatal ini sulit sekali diperbaiki. PDIP melalui Hasto mencoba melakukan pembenaran-pembenaran dengan membawa-bawa nama Soekarno dan konstitusi tapi tetap tidak terobati. Terlalu banyak pihak yang sudah tersakiti. Dari Jokowi sampai pemain-main muda PSSI. Belum lagi pihak kadrun yang langsung berpesta menyerang partai berlambang banteng berhidung putih ini. Kasihan Sialnya, kemalangan belum berhenti sampai di sini.

Ada satu peristiwa lain yang membuat brand PDIP semakin terpuruk. Kelakuan salah seorang kadernya yang bernama Arteria Dahlan menambah situasi tambah runyam. Orang ini mulai dibenci oleh masyarakat terutama saat dia bertindak kasar pada Emil Salim di acara talkshow yang dipandu oleh Najwa Shihab. Emil Salim adalah tokoh senior yang sangat dihormati di negeri ini. Netizen marah melihat kader PDIP ini membentak-bentak, menunjuk-nunjuk dan memotong Emil Salim yang sedang mendapat giliran berbicara.

Di dalam rapat komisi 3 di DPR, dia kembali membuat ulah dengan mengancam Mahfud MD dengan pasal-pasal yang dia sendiri tidak memahaminya dengan baik. Untungnya Mahfud seorang tokoh pemberani yang sangat vokal. Dengan gagah perkasa dia menggertak balik Si Pemberang itu dengan argumentasi yang sulit terbantahkan. Arteria sepertinya sangat panik. Selesai rapat dia langsung pergi tanpa menyalami Mahfud MD.

Tingkah laku Arteria ini betul-betul membahayakan partai. Sebagai kader PDIP, dia harus menyadari bahwa ini adalah tahun politik. Ini adalah waktu yang sangat crucial bagi sebuah partai untuk menaikkan pamornya. Menempatkan diri sebagai musuh netizen adalah perbuatan tolol. Netizen mengolok-olok politisi pemarah ini dengan sadis. Di Tiktok ada banyak sekali video-video yang isinya membully Arteria. Bahkan video2 lama Arteria diposting terus menerus. Bukan main! Maha benar Netizen dengan segala bullyannya.

PDIP adalah sebuah partai besar. Dia tidak butuh berkoalisi untuk mencalonkan seorang presiden. Kondisi ini sepertinya membuat kader partai over confident. Begitu pedenya sampai lupa melakukan party branding. Sikap Koster, Ganjar dan Arteria sangat buruk untuk party branding. Peristiwa gagalnya Piala Dunia U20 berdampak sangat negatif pada pamor partai. Masyarakat mulai muak melihat kecongkakan PDIP. Partai-partai mulai kasak-kusuk dan mengucilkan partai Mbak Mega ini.

Hal ini dapat dibaca dari acara Silaturahmi Ramadhan yang diselenggarakan oleh PAN. Orang semakin curiga ada hidden agenda karena pertemuan ini hanya dihadiri oleh Jokowi, Ketum Partai Gerindra Prabowo Subianto, Ketum Partai Golkar Airlangga Hartarto, Plt Ketum PPP Muhamad Mardiono dan Ketum PKB Muhaimin Iskandar minus Ketum PDIP dan Nasdem. Di momen itu Jokowi juga terlihat murka. Pak De mengeluh bahwa dia sangat pusing karena memikirkan “Sepakbola”. Sekali lagi dia mengatakan bahwa jangan campuradukkan sepakbola dan politik.

Kesombongan PDIP bisa berakibat sangat fatal. Mereka tidak pernah berpikir bahwa Jokowi tidak sama dengan Ganjar. Jokowi bukan pengecut yang bisa didikte. Dia akan melawan siapa saja untuk kebaikan negeri ini. Berkali-kali Jokowi pernah mengatakan bahwa dia akan melakukan apa pun untuk kepentingan yang lebih besar. Bukan mustahil Jokowi akan berkonsolidasi dengan semua partai untuk melawan partainya sendiri, PDIP. Akan sangat tragis jika akhirnya nanti kita melihat partai terbesar ini dipecundangi di 2024.

Semua partai harus mengerti bahwa party branding bukan hanya tanggung jawab Ketum. Ibarat sebuah perusahaan, Corporate branding itu adalah tanggung jawab semua orang dari presdir sampai Office Boy. Party branding bukan hanya tanggung jawab Mbak Mega tapi juga tanggung jawab semua kader dari yang paling tinggi sampai yang paling rendah.

Dapatkan reward khusus dengan mendukung The Writers.
List Reward dapat dilihat di: https://trakteer.id/the-writers/showcase.