Tertipu Brand Cecak
Si cecak punya branding kuat gara-gara sebuah lagu.
![Tertipu Brand Cecak](https://thewriters.id/uploads/images/image_750x_604268f65fb79.jpg)
Cicak-cicak di dinding
Diam-diam merayap
Ada seekor nyamuk
Hap! Lalu ditangkap
Lirik lagu ini bisa dipastikan terbenam di ingatan semua anak Indonesia. Bahkan terbawa sampai mereka dewasa. Si cecak punya branding kuat gara-gara sebuah lagu karangan A.T. Mahmud.
"Aneh! Bukannya cecak harusnya di dinding? Bukannya cecak harusnya makan nyamuk?" Begitulah suatu ketika Paitua mengomel panjang lebar.
Ia melihat cecak ada di dekat tudung saji. Cecak yang dengan sigap melarikan diri ketika Paitua mendekat ke meja makan.
"Cecak, nih, sudah terlalu banyak! Lama-lama aku pasang jebakan saja!"
"Jangaaaan ...!" teriak Maitua, isterinya.
Sebenarnya, Maitua sudah sejak kapan dulu melihat bahwa populasi cecak di rumah mereka memang bertambah banyak. Ia juga melihat, bahwa ternyata yang namanya cecak tidak selalu ada di dinding. Berkali-kali ia memergoki cecak berlari di lantai, menyeberang dari ujung ke ujung. Ia juga melihat cecak kadang ikut cicip minuman, atau makanan yang lupa ditutup.
Hanya karena Maitua adalah penyayang binatang, dia diam saja. Paling pol dia akan menyimpan makanan di bawah tudung saji, atau menutup gelas dan cangkir berisi minuman.
"Halo cecak. Kalian ngapain, sih?" justru seringnya Maitua menyapa para cecak itu.
Maitua paling ga habis pikir dengan suaminya. Setiap hewan yang ada di rumah, selalu saja dimusuhinya. Terutama cecak dan semut. Belum lagi, Paitua termasuk orang yang sangat percaya dengan hal-hal superstitious, alias hal-hal irasional.
"Tokek ini pasti tokek jadi-jadian," begitu dia pernah menuduh tokek di rumah barunya dulu. Ia mengeluh tidak bisa tidur karena tokek selalu berisik di malam awal-awal ia tidur di rumah itu. Tidak hanya tokek yang dituduhnya, tetapi juga kucing yang nyasar masuk rumah.
Memang bisa dipahami, bahwa Paitua berasal dari daerah yang masih kental dengan kepercayaan pada hal-hal seperti itu. Dia bercerita bahwa di kampungnya, masih ada saja orang yang mempraktekkan ilmu hitam.
Orang harus ekstra hati-hati ketika bepergian atau mengadakan acara. Terutama untuk orang-orang dengan kondisi tertentu (misalnya ibu hamil). Pada acara-acara tertentu (kematian misalnya). Sering kali, pelaksanaan acara harus dihitung hari baiknya. Membaca darah (ayam atau hewan lain yang disembelih) adalah ritual adat yang biasa dilakukan, antara lain sebelum pernikahan dan sebelum masuk ke rumah besar. Demi membaca dan mengetahui hal-hal penting.
Kalo dipikir-pikir, hal-hal superstitious seperti itu ada di mana-mana di negri ini. Di Jawa juga ada pamali-pamali, ada hitungan hari baik, serta masih ada juga yang menggunakan ilmu hitam.
Maitua sebenarnya memahami suaminya. Hanya saja, Maitua terlalu sayang sama binatang. Bahkan jika menemukan ketonggeng atau hewan kecil yang kiranya mengganggu, dia akan berusaha sedapat mungkin memindahkan ke luar rumah. Seminimal mungkin menyakitinya.
"Kan hewan ga bisa beli makanan? Mereka mencari makanan, bukan membeli makanan." Begitu kurang lebih alasan Maitua.
"Kok ada kodok di situ?" kata Paitua ketika memergoki seekor kodok nyasar masuk rumah.
Maklum sajalah, halaman belakang penuh tanaman dan pohon, dan memang banyak katak yang ada di sana. Kalo ada yang nyasar masuk rumah, wajar juga.
"Eit ... Sebentar, aku saja yang usir, ya," cepat-cepat Maitua menawarkan diri menjadi volunteer.
"Tapi kamu jangan di sini," pinta Maitua ke suaminya. Maksud hati, kalo tidak berhasil menggiring si kodok ke luar ke halaman, tidak ada protes dari Paitua.
Sayangnya si kodok keburu melompat entah ke mana, sebelum Maitua berhasil menggiringnya. Hadoh!
Untunglah malam itu suasana hati Paitua sedang baik. Jadi dia hanya ngeributin sebentar, dan bisa cuek meskipun si kodok tidak diketemukan entah sembunyi di mana.
Fiuh! Maitua bersyukur karenanya. Setidaknya ia tidak perlu bersitegang dan bertengkar dengan suaminya hanya gara-gara hewan.
Sebenarnya Maitua sedang mencari cara, bagaimana bisa kongkalikong dengan para cecak di dapur. Supaya lebih tahu diri ga usah nongol ketika ada Paitua. Nyuruh mereka tetap di dinding sepertinya tidak mungkin. Nyamuk di rumah juga ga banyak. Kalo kalian ada ide, kasitau Maitua, ya? (rase)
Catatan: ternyata di KBBI yang baku adalah cecak, bukan cicak
Update: tulisan ini saya buat versi bahasa Jawa untuk keperluan Sapa Karya di sini.
Dapatkan reward khusus dengan mendukung The Writers.
List Reward dapat dilihat di: https://trakteer.id/the-writers/showcase.