Sang Putri, Prajurit, dan Manusia Putih

Tulisan ini untuk memenuhi tugas menulis dengan 6 kata ajaib: Ranjang, Alien, Perahu, Darah, Telanjang, Kopi

Sang Putri, Prajurit, dan Manusia Putih

Perahu ku terus melaju kencang di bawah langit malam. Terombang-ambing berusaha melalu badai ganas. Aku memegang erat salah satu tiang kapal. Berusaha tidak terlempar ke laut. Aku harus bertahan dan menemukan Sang Putri. 

Akhirnya badai mereda. Aku terduduk lemas, kehabisan tenaga. Kucari-cari botol minumku untuk meredakan haus yang kutahan sejak tadi. Setelah napasku kembali normal, aku membuka peta yang kusimpan di kantung kedap air. Mencoba mencari tau di mana posisiku saat ini. 

Ternyata aku sudah dekat, sebentar lagi aku akan sampai di pulau Meetra. Akupun bersiap untuk mendarat. 

Setelah perahu kutambatkan, akupun meraih tongkat saktiku lalu turun ke daratan. Aku tak bisa kemana-mana tanpa tongkat saktiku. Seolah ada tali penghubung yang tak terlihat, tanganku akan sakit jika terlalu jauh dari tongkatku. 

Kulewati gerbang pulau, lalu perlahan menuju kastil. Sang Putri pasti ada di salah satu ruangan, aku harus menemukannya. Aku bersembunyi di salah satu sudut sambil mengamati orang-orang yang berlalu-lalang. Beberapa orang membawa tongkat sakti sepertiku. Orang-orang ini berjalan kaki, namun ada juga beberapa yang naik kendaraan khusus, berukuran mini dan beroda dua dengan satu kursi diatasnya. 

Aku mencoba berjalan perlahan sambil terus siaga mengamati sekitar. Ah ada prajurit yang menuju ke sini, akupun segera bersembunyi dengan berjongkok di balik kursi. Prajurit itu bergegas lewat tanpa menyadari keberadaanku. Huft akupun bernapas lega. 

Aku harus selalu waspada dengan para prajurit itu. Prajurit berbaju pink, dengan senyum manis dan kata-kata lembut. Terlihat begitu baik namun penuh tipu daya. 

Ah, mungkin memang sebenarnya mereka itu baik, mereka hanya mematuhi atasan mereka, para Manusia Putih. Manusia Putih adalah manusia aneh berjubah putih dengan senjata ajaib yang mereka kalungkan di leher. Senjata itu mereka tempelkan ke tubuh musuh untuk mendengar suara hati dan mengetahui kelemahannya. Manusia Putih ini yang telah memerintahkan para prajurit untuk menculik Sang Putri, dan mengurungnya di kastil ini. 

Akhirnya aku sampai di post jaga. Para prajurit sedang berkumpul di sana. Aku menunggu mereka pergi agar aku bisa lewat.  
Tercium aroma harum, kulihat beberapa prajurit meminum sesuatu dari gelas mereka. Itu pasti ramuan yang bisa membuat mereka selalu waspada. 

Satu persatu para prajurit pergi dan akhirnya pos jaga kosong. Aku harus segera memanfaatkan kesempatan ini karena pasti sebentar lagi mereka akan kembali. Aku berjalan cepat melewati pos jaga. Tiba-tiba tercium lagi aroma harum tadi dari gelas yang ditinggalkan prajurit. Kulihat airnya berwarna hitam. Aku begitu penasaran, akhirnya kuraih gelas itu dan mencicipinya. Bleeeh rasanya begitu pahit, saking kagetnya aku menumpahkan isi gelas tersebut. Akupun buru-buru pergi dari situ. 

Kuintip setiap ruangan satu persatu, mencoba mencari keberadaan Sang Putri. Tiba-tiba kulihat seorang wanita yang sedang menangis. Astaga, itukan Ibu Ratu, ibu dari Sang Putri. Kuhampiri Ibu Ratu lalu bertanya, "Ibu kenapa menangis? Putri ada di mana bu?"

Ibu Ratu tersentak kaget. "Eh Nia, kok kamu ada disini, kamu ke sini sendiri? Putri ada di dalam, sedang diobati sama dokter dan tidak boleh ditengok dulu. Nia doain Putri biar cepat sembuh ya". "Iya bu", jawabku. Kuamati pintu di depanku, ada tulisan "Ruang ICU" berwarna hijau diatasnya. 

Tiba-tiba ada suara berteriak, "Nia!! Kok kamu bisa ada di sini? Suster Eli tadi ke kamar kamu dan kaget banget kamu gak ada di sana. Sekarang semua suster lagi panik nyariin kamu. Kamu kenapa sih seneng banget kabur begini?"

"Maaf suster, aku kangen sama Putri. Aku bosen sendirian di kamar gak ada temen. Jadinya aku ke sini mau nyari Putri. Putri kenapa pindah kamar sih suster?"

"Kondisi Putri menurun dan harus dirawat di sini. Udah ayo kembali ke kamar kamu. Udah waktunya kamu cek darah." 

Aku pun menurut dan berjalan mengikuti suster ke kamar sambil menyeret tiang infusku. Saat melewati meja suster, aku melihat ada suster yang berkata marah, "Siapa nih yang numpahin kopi gue?!". Aku langsung menutup mulut menahan cekikikan. Heran, kok orang dewasa suka banget ramuan hitam pahit begitu ya. Apa enaknya sih? Baunya memang harum sih, tapi rasanya bleeeh..

Tiba-tiba suster berhenti dan mengobrol sebentar dengan temannya. Aku menunggu sambil mengamati ke dalam jendela. Ada deretan ranjang bayi dengan beberapa bayi di dalamnya. Ada yang sedang tidur, ada yang menangis, ada juga yang sedang digantikan bajunya oleh suster. Melihat bayi yang sedang telanjang, aku jadi berpikir kalau bayi itu mirip alien bertubuh kecil. Oke baiklah, aku sudah memutuskan bahwa petualangan selanjutnya adalah perjalanan ke bulan, menyelidiki tingkah laku alien mini. 

 

 

Dapatkan reward khusus dengan mendukung The Writers.
List Reward dapat dilihat di: https://trakteer.id/the-writers/showcase.