Mur Kebaikan

Mur Kebaikan

"Jam berapa pun datang nanti kami layani" ujarnya di ujung telepon.

"Beneran nih, pak? Saya cuma beli 2 mur, lho? Lagian gak kesorean saya kesana?" Tanyaku memastikan. 

"Iya beneran gak apa-apa, ditunggu ya" ujarnya meyakinkan.

...........

Ranjang bayi yang disiapkan mama urung dirakit. Masalahnya ada di 2 mur yang hilang. Kalau mur itu gak dipasang, ranjang bakal meleot dan gak kokoh. 

Persoalannya, mencari mur ranjang itu ternyata susah-susah gampang. Sedari siang tadi saya muter-muter ke toko baut gak nemu, yang ada cuma bautnya saja. Padahal yang dicari murnya.

Coba cari di toko online, eh ternyata ada, harganya murah tapi ongkirnya itu lho, mahal banget. Untuk beli mur seharga 3000 per 1 biji. Ongkirnya sampai 48.000. kayaknya gak worth it banget, mending kalau beli murnya 100 biji, ini cuma 2 biji, lho. Aduh.

Coba cari lagi via maps, tulis kata kunci : toko baut. Keluar beberapa nama, termasuk toko yang sebelumnya didatangi. Eh, ada toko lain, namanya Maju Jaya. Tapi lokasinya lumayan jauh dari kantor. Bukanya sampai pukul 16.30, tepat saat jam pulang kantor. Wah, kalau didatangin ya pasti udah tutup.

Coba aja deh, di WA, terus dijawab dengan ramah, malah bakal ditungguin jam berapa pun di tokonya.

Benar aja, saat didatangi, pintu rolling door masih terbuka sedikit. Saat saya celinguk, seorang pria paruh baya langsung menghampiri dari dalam toko dan menyapa dengan ramah.

"Bisa lihat baut contohnya, Mas?"

Ia lalu ke rak mur, mencocokkan dengan baut yang kuberikan. 

"Nah, yang ini pas, Mas" ujarnya sembari menyerahkan 2 buah mur beserta baut baru.

"Berapa harganya, Mas?" Tanyaku.

"Ambil aja, kata Bos saya gratis, Mas"

"Maksudnya?" Tanyaku heran

"Iya, gratis, ambil aja" jawabnya meyakinkan.

Lha, kok. Udah ditungguin di toko cuma untuk beli 2 mur, eh malah digratiskan lagi.

"Ini beneran?" Tanyaku sekali lagi.

"Iya, Mas, oia ini Bos saya mau ngomong" ujarnya sembari memberikan gawainya.

"Tanpa mengurangi rasa hormat, murnya diterima ya mas, gratis. Yang penting sudah mampir ke toko saya" ujar si Bos di ujung telepon.

Tetiba hati ini hangat. Seakan tidak percaya. 

Merelakan untuk tidak menutup toko di waktu seharusnya untuk menunggu satu pelanggan yang hanya membeli 2 Mur seharga tidak lebih dari 5.000 rupiah yang akhirnya digratiskan itu bukan kebaikan yang biasa. Itu menurutku kebaikan yang luar biasa. 

Owner toko Maju Jaya ini memberikan pelajaran penting tentang sebuah arti pelayanan yang sesungguhnya.

Seperti juga namanya, saya mendoakan Toko Baut Maju Jaya menjadi Toko yang selalu Maju dan Berjaya.

Saya belajar banyak hari ini, salam hormat.

 

 

 

 

 

Dapatkan reward khusus dengan mendukung The Writers.
List Reward dapat dilihat di: https://trakteer.id/the-writers/showcase.