Memulai Bisnis dan Restu Orang Tua
Semua Masalah Dapat Diselesaikan Dengan Komunikasi

Setiap orang dalam kehidupannya menginginkan Kesuksesan baik itu dalam Pekerjaan, Bisnis yang sedang dirintis, Kehidupan Asmara, dan Membahagiakan orang-orang sekitarnya. Dengan Kesuksesan yang didapat dari beberapa Aspek kehidupan yang dijalani tentunya mempunyai tantangannya masing-masing yang tak jarang bisa merasakan keputusasaan, kebingungan, kehilangan arah dan lain sebagainya.
2013 Tahun awal seorang anak Perempuan, Nara merupakan anak kesayangan kedua orangtuanya karena merupakan anak satu-satunya perempuan diantara Saudara-saudaranya yang lain untuk mulai mencoba merintis sebuah Bisnis yang berangkat dari hanya sekedar ikut-ikutan lalu mencoba lagi melalui Hobinya.
Dimulai saat masa-masa Nara mulai mengerjakan Proposal akhirnya di bangku Kuliah untuk segera lulus dari Universitas. Nara mulai mencoba untuk merintis sebuah bisnis yang dimana diajak oleh temannya untuk bergabung dan tugasnya adalah menjual produk. Yah, Bisnis pertama yang dijalani Nara adalah mempromosikan dan mulai menjual produk kecantikan dari Merk ternama di Indonesia dan di beberapa negara lainnya. Awalnya memulai berjalan dengan baik hingga pada akhirnya diketahui oleh Orangtuanya lebih tepatnya, Ibunya. Awal-awal, karena pada waktu itu Nara masih kuliah dan baru mencoba Bisnis jadi Ibunya mendukung apa yang dilakukan Putri kesayangannya, Pikirnya. Selang beberapa waktu berjalan Bisnis yang dijalani selalu bentrok dengan jadwal Kuliahnya dan Nara pun tidak bisa mengatur waktunya antara kuliah dan Bisnis dan beberapa pencapaian target yang tidak bisa nara penuhi. Akhirnya setelah memikirkan lagi, dan juga masukan dari Ibunya yang khawatir dengan Kuliah Nara akhirnya, memutuskan untuk berhenti menjalankan Bisnis yang dijalaninya selama kurang lebih beberapa bulan.
2014, setelah Nara sudah lulus dari Universitasnya di akhir Tahun 2013. Nara mulai mencoba mendaftar kerja dibeberapa Instansi dan belum berpikir untuk mulai mencoba berbisnis lagi... Setelah mendaftar dan akhirnya bekerja di Salah satu Instansi Pemerintahan sebagai Honorer dan perjalanan kehidupan Nara pun dimulai...
Kehidupan Nara yang bekerja sebagai Honorer di salah satu Instansi Pemerintahan menemukan Lingkungan baru, teman baru dan berhadapan dengan kehidupan nyata yang baru. Berjalannya waktu hingga tak terasa Nara bekerja hampir 3 Tahun lamanya, dan selama perjalanannya bekerja itu juga Nara mencoba membuat dan menjalankan sebuah Bisnis dengan mengajak teman kerjanyan untuk mensupportnya. tentunya, hal yang dilakukannya ini tanpa sepengetahuan Orangtuanya karena Nara tau betul dia tidak akan dizinkan untuk melakukan hal tersebut alasannya karena orangtuanya tidak ingin Nara bersusah payah. Bisnis yang dibuka Nara dengan bantuan teman-teman kerjanya yang dimana juga mendapat dukungan dari atasannya yang membuatnya semakin bersemangat. Nara mencoba membuat Mie Ramen untuk dijual Karena Nara melihat dilingkungan Kota yang ia tempati tinggal selama beberapa Tahun sangat kurang dan terbatas baik itu tempat nongkrong, tempat makan, jenis makanan dan hanya ada beberapa pedagang yang berkumpul di satu titik untuk menjajakan jualannya.
Yah, hanya berkumpul di satu titik dan hanya ramai pengunjung di saat hari libur tiba. Jadi saat mulai pertama kali membuka usahanya Nara, berjualan ditempat yang sama dengan pedagang lainnya yang sering menjajakan jualannya juga hanya pada malam sabtu dan malam minggu. Tempatnya berkualan lebih tepatnya di Trotoar Bundaran tugu. Bermodalkan karpet dan meja seadanya Nara mulai menjual Mie Ramennya dengan konsep duduk lesehan di karpet, di Trotoar bundaran tugu pinggir Jalan. Selang beberapa bulan Nara menjalani usahanya, yang selalu ramai dan mie ramennya selalu habis tak bersisa. Pernah suatu waktu, saat musim hujan tiba Nara galau apakah harus berjualan atau tidak dengan kondisi langit mendung dari pagi hingga menjelang sore tiba tapi, namanya anak muda Nara tetap membuka jualannya lebih cepat di sore hari. Dan saat semua barang-barang perlengkap jualannya tiba ditempatnya berjualan Angin kencang dan Hujan deraspun turun membasahi dan mau tidak mau Nara kembali mengangkat barang-barangnya dan membawanya kembali pulang kerumah. Dan disaat itulah juga orangtuanya mengetahui bahwa Nara berjualan Mie ramen dipinggir jalan. Setelah beberapa bulan Nara selalu menyembunyikan dari orangtuanya karena Nara takut akan dimarahi ibunya jika berjualan dan memulai bisnis lagi. Dan seperti dugaan Nara, Ibunya tidak berhenti mengomeli dirinya dan Nara hanya bisa diam tertegun mendengar ibunya.
Nara tidak bisa memberikan pendapatnya mengenai apa yang ia senangi, apa yang ingin ia lakukan dan tujuannya ingin membuka bisnis. Karena Nara tau betul watak ibunya yang menginginkan dirinya menjadi seorang pegawai, memakai seragam dan lain-lain. Tapi tujuan dibalik omelan ibunya adalah hal yang baik yaitu tidak ingin Nara bersusah payah, tidak ingin melihat anaknya merugi dan mengalami kesedihan. Maka dari itu Nara tidak pernah meminta pendapat atau hanya sekedar menyampaikan keinginan besarnya untuk membuka sebuah Bisnis kecil yang dimimpikan akan jadi besar nantinya kepada ibunya karena Nara tau tidak akan mendapat restu dari orangtuanya terutama ibunya. Hingga pada suatu waktu saat Nara memutuskan menutup jualan Mie Ramennya, berhenti dari pekerjaanya dan kembali ke Kota asalnya, Kota kelahirannya dengan kondisi pengangguran, Nara mencoba lagi membuka bisnis Lulur Tradisional yang diraciknya sendiri hasil belajar dari neneknya, dan mencoba membuka bisnis Mie Ramen lagi berdua dengan temannya. Tapi, kejadian berulang terus terjadi... Bisnis yang dijalaninya juga diketahui oleh ibunya dan Nara harus menutupnya lagi.
2017, Nara diterima lagi bekerja di salah satu Kantor yang dimana pekerjaannya juga berhubungan dengan Bisnis. Karena pekerjaannya tersebut Nara berpikir kembali mencoba membuka Bisnis tapi sebelumnya Nara ingin menyampaikan dulu kepada ibunya untuk mendapat restu. karena Nara sudah lelah harus bersembunyi terus dan Nara ingin menyampikan keinginan dan mimpi besarnya selama ini yang tidak bisa ia sampaikan kepada Ibunya. Tiba waktunya, Nara duduk berdua dengan ibunya sambil meminum teh di pagi hari... Bercerita santai tentang keinginan dan harapan ibunya kepada dirinya dan Nara pun juga berceita tentang keinginan dan mimpi besarnya yang ingin ia capai ... Setelah bercerita panjang lebar Nara pun mengungkapkan keinginannya kepada ibunya untuk membuka usahal lagi dengan memakai nama ibunya sebagai Brand dengan bermodalkan pengetahuan dan Ilmu yang Nara dapatkan selama bekerja ditempat kerjanya yang baru. Dan hasilnya Nara disrestui dengan beberapa catatan dari ibunya tentunya. Rasa senang, bahagia, terharu campur aduk karena Nara tidak menyangka bahwa ibunya akan merestuinya memulai bisnis yang akan dijalaninya lagi. Nara memeluk ibunya erat-erat sambil meneteskan air mata saking senangnya dan juga meminta doa ibunya untuk selalu diberkahi jalannya menjalani bisnisnya kedepan. END-
Beberapa pelajaran Hidup dari Nara dan ibunya yang bisa dipetik adalah dengan saling mendengarkan keinginan masing-masing serta mimpi yang ingin dicapai kedepannya akan berjalan dengan baik jika dimulai dengan Niat yang tulus dan dikomunikasikan secara baik dari hati ke hati. Nara seorang anak yang penuh mimpi mempunyai Bisnis yang besar nantinya dan Seorang Ibu yang ingin melihat anaknya bahagia akhirnya bisa mendapatkan jalan dan tujuan yang sama melalui komunikasi dan saling mendengarkan.
Parepare, 27 Juli 2019
Penulis : Musafirah Syam
Email : [email protected]
Instagram dan Telegram : @safirahsyam
Whatsapp: 085256209077
TERIMA KASIH :)
Dapatkan reward khusus dengan mendukung The Writers.
List Reward dapat dilihat di: https://trakteer.id/the-writers/showcase.