ORGAN VITAL
Sebuah refleksi gak begitu penting tapi mengingatkan
![ORGAN VITAL](https://thewriters.id/uploads/images/image_750x_64c8ae825311f.jpg)
Sesaat setelah checkin dan duduk di ruang tunggu bandara seoranga nak bertanya kepada ayahnya.
"Yah, mau tanya. Apa organ paling penting dalam tubuh kita? " Tanya seorang anak kepada ayahnya.
Sambil memandang ke arah dinding kaca yang terlihat jelas sebuah pesawat sedang terparkir di apron bandara si ayah menjelaskan.
"Gini nak, Kepala dan seisinya, ada otak, telinga, mata, hidung, mulut itu ibarat pesawat adalah bagian cockpitnya. Jadi ini sangat sangat penting dan vital sekali. Sebagus apapun pesawat tidak akan terbang atau bahkan sekedar hidup mesinnya tanpa kendali di dalam ruang cockpit." Jawab sang ayah.
"Lalu tangan kanan dan kiri ibarat sayapnya, Pesawat tetap bisa jalan tapi gak bisa terbang. Jadi tidak akan maksimal jika tidak ada sayap atau hanya terdapat satu sayap nak," lanjut ayah tersebut.
"Organ dalam seperti jantung, paru paru, liver, usus itu ibarat Avtur dan kabel, pipa atau instalasi mesin di bagian bawah sebuah pesawat. Sangat penting juga, tapi semua kendali tetap ada di bagian kepala. Dan mereka semua nurut taat kepada perintah kepala atau cockpit nak." Ayah menajutkan penjelasan. Sang anak termangguk-mangguk mencoba mencerna analogy yang masuk akal dari ayahnya.
"Kalau Roda yah? "
"Nah kalau roda, Itu seperti kaki nak."
"Kalau penumpang yah?" Si anak nyerocos ngejar penjelasan ayahnya.
"Penumpang itu seperti makanan atau minuman yang kita asup nak, Kalau makanan yang kita makan adalah makanan sehat, baik dan segar maka isi perut tidak akan bermasalah. Bayangin, penumpang pesawat pas lagi terbang ternyata pada ribut, gelar tiker di koridor Atau ada yg bawa ayam jago trus lepas? Pasti penerbangan jadi kacau" Agak gelagepan ayahnya mencoba menjelaskan sekenanya. Kalau pramugari itu ibarat minuman sirup nak, merk Marjan. Manis tapi kalau kebablasan bikin diabetes."
"Oh gitu ya yah?" Si anak nampak masih penasaran.
"Satu lagi yah, kalau pintu pesawat itu dalam tubuh kita seperti apa yah?"
"Wahh..ini. sebentar nak" Si ayah sambil mikir mencari padanan yang tepat.
"Oh gini nak, pintu pesawat itu ibarat tempat jalan keluar saat kita PUP atau kentut nak. Kamu pas habis PUP rasanya lega dan plong kan? Begitu juga saat kita keluar dari pesawat setelah perjalanan panjang misal dari pasuruan ke istanbul, sebagus apapun pesawat, se enak apapun makanan yang di berikan atau senyaman apapun servicenya paling pol 20 jam sudah pada begah pengen segera sampai dan keluar dari pesawat."
"Bayangin, kamu gak bisa PUP atau kentut berhari-hari?, seperti itulah kira-kira kalau kita gak bisa keluar dari pesawat."
"Berarti gak ada artinya dong, naik pesawat bagus, mahal, tapi semua pintunya ( termasuk pintu darurat) rusak dan gak bisa di buka yah?" Kejar sang anak sedikit mengambil kesimpulan.
"Oh ya jelas nak, pintu itu bagian yang sering di lupakan orang saat pesan tiket pesawat atau nonton review sebuah pesawat di youtube. Mereka kebanyakan hanya mementingkan kursinya, service makananya, jenis pesawatnya. Itulah nak, artinya kita tidak boleh memandang remeh peran orang lain atau pihak lain dalam sebuah pekerjaan, organisasi atau struktur managemen. Meskipun pihak tersebut ada di belakang dan sering tidak pernah duduk di depan. Semua pihak penting dan punya peran vital." terang ayah tersebut, seolah mendapat insight baru.
Si anak tiba- tiba punya ide.
" Kalau gitu, nanti pas keluar dari pesawat dan papasan sama mba pramugari di samping pintu, aku mau bilang. mba, pintunya tolong di rawat biar PUP atau kentutnya lancar."
Selesai.
Konon Jack Ma pernah bilang
Kalau kamu masih miskin omongan bijakmu yang berbusa busa akan terdengar seperti kentut.
Namun saat kau sudah sukses, bahkan kentutmu akan di dengar banyak orang.
Dapatkan reward khusus dengan mendukung The Writers.
List Reward dapat dilihat di: https://trakteer.id/the-writers/showcase.