Ada Kerikil Di Usus Buntu

Tulisan ini merupakan bagian dari tugas mata kuliah penulisan kreatif di kampus Trisakti School of Multimedia

Ada Kerikil Di Usus Buntu

Ada Kerikil Di Usus Buntu

“Halo mas Ilham, gimana kabarnya? Sudah mendingan belum perutnya?” tanya sang dokter waktu saya mulai siuman pasca operasi usus buntu.

 

Alhamdulillah sudah enakan dok, tapi masih agak perih aja sih,” jawab saya sambil menyentuh bagian luka bekas operasi.

 

Hampir selama 6 bulan saya merasakan sakit pada bagian perut bawah kanan saya. Awalnya saya tidak menghiraukan, saya tetap beraktifitas seperti biasanya. Sampai pada akhirnya saya terjatuh lemas tidak berdaya lagi menahan rasa sakit di bagian perut saya itu. Apalagi dulu pernah dengar ada teman saya yang bilang kalo usus buntunya pecah, kuman dan bakteri akan cepat menyebar keseluruh tubuh hingga akhirnya kamu mati. Saya jadi tambah ngeri mendengar informasi semacam itu.

 

Waktu itu saya sedang menjadi santri di salah satu pondok modern ternama. Begitu banyak aktifitas yang harus kita jalani, itu semua sengaja dibentuk agar setiap santri bisa melupakan sejenak kenangan manis mereka bersama keluarga tercinta. Mulai dari bangun subuh hingga belajar malam dan begitulah pondok kami dijuluki pondok yang abadi dengan segala dinamika kehidupannya.

 

Kami diberi kesempatan untuk istirahat dan waktu itu hanya kami gunakan untuk bisa menyantap sebuah hidangan sederhana, itupun masih tetap ada waktunya. Jadi kami harus bergegas agar bisa memaksimalkan waktu istirahat tersebut.

 

Setiap harinya dapur pondok harus menyiapkan makanan untuk 3000 porsi dan untuk 3 kali waktu makan, pagi, siang, dan malam. Bisa kalian bayangkan betapa besarnya tempat yang digunakan untuk memasak nasi hingga lauk pauknya. Karena keterbatasan waktu yang digunakan dalam memasak nasi itu, alhasil nasi yang akan dimasak tidak dapat dibersihkan secara totalitas.

Begitupun lauk pauknya. Dapur pondok lebih sering membuat olahan lauk pauk yang dibalut dengan sambal. Artinya bahan cabai menjadi salah satu bahan utama agar lauk pauk yang dihidangkan terasa lebih gurih. Dan alhamdulillah semua hidangan sederhana tersebut terasa nikmat apalagi kalau dinikmati bersama teman-teman.

 

Tapi adakalanya karena waktu yang terbatas untuk menyantap hidangan sederhana tersebut, saya selalu lupa untuk memulainya dengan meminum sebotol air putih. Padahal hal tersebut ternyata penting harus selalu kita lakukan. Seperti kata dokter yang menangani operasi usus buntu saya waktu itu,

 

“Mas Ilham jarang minum air putih sebelum makan ya?” kata dokter sambil tersenyum.

 

“Hehe iya dok, kok dokter tau,” kata saya dengan suara lirih.

 

“Iya jelas tau dong, tapi ini saya agak bingung mas. Selain biji cabe dan biji terong, kok di usus buntu mas ilham ada kerikil kecil ya?” tanya pak dokter dengan raut wajah yang sangat heran.

 

Saya agak tersenyum waktu itu, aslinya mau ketawa aja sih hahaha. Lantas saya jawab saja, “Iya dok, itu karena nasi yang saya makan dari dapur pondok kurang bersih. Mau gimana lagi dok daripada saya kelaperan.”

 

Lalu si dokter menjawab dengan santun, “Owh seperti itu mas Ilham, ya sudah lain kali tetap harus minum air putih dulu ya sebelum makan apapun itu. Karena air putih itu yang bisa menolong usus buntu mas Ilham.”

“Baik dok, insyaallah saya akan merawat diri dengan lebih baik lagi. Terimakasih dok atas masukannya,” jawab saya sambil tersenyum lebar.

 

Kesehatan ternyata lebih mahal dari segalanya. Bahkan biaya yang dikeluarkan untuk bisa sehat saja terkadang bisa lebih mahal dari sebongkah emas. Mungkin kita yang masih muda masih agak menghiraukan kesehatan badan kita sendiri. Tapi bagi mereka yang sudah berusia senja, kesehatan adalah faktor paling utama agar bisa menikmati sisa hidup bersama keluarga tercinta.

Sampai saat ini tidak ada yang lebih baik daripada air putih atau air mineral yang bisa menolong kesehatan kita setiap harinya. Saya pun akan selalu membawa sebotol air mineral kemana pun saya pergi. Dan sampai saat ini saya masih percaya dan loyal dengan air mineral Aqua. Disamping harganya yang masih terjangkau ekonomis, air mineral Aqua juga memiliki kadar ph yang baik agar tubuh kita masih bisa terhidrasi dengan sempurna.

 

Kita bisa dengan mudah menemui air mineral Aqua di berbagai tampat, di warung-warung, di supermarket terdekat, bahkan ada yang menjual di lampu merah jalanan kota. Jadi kalian tidak ada alasan lagi untuk tidak meminum air mineral setiap harinya.

 

Para ahli medis menyatakan bahwa kita harus meminum air mineral sebanyak 2,7 liter per hari bagi wanita dan 3,7 liter per hari bagi pria. Dengan begitu, kita akan bisa terhidrasi dan membuat tubuh kita lebih sehat setiap harinya.

Dapatkan reward khusus dengan mendukung The Writers.
List Reward dapat dilihat di: https://trakteer.id/the-writers/showcase.