Korban Kegabutan

Korban Kegabutan

Malam Minggu selalu ditunggu-tunggu karena esoknya merupakan hari libur. Terlebih lagi jika cuaca bagus dan kondisi kantong pun mendukung. Masing-masing orang sudah punya rencana dalam pikirannya. Mau kesana atau kesini, mau itu atau ini. Entah terealisasikan atau tidak. 

Akan tetapi, malam Minggu kali ini cukup berbeda. Pak Ian, Pak Aman, Bu Ati, dan Bu Ida tidak punya rencana apa pun. Mereka duduk berempat mengelilingi meja bundar. Tapi mereka bukan sedang mengadakan Konferensi Meja Bundar. Mereka hanya duduk dan sibuk dengan gawai masing-masing. Tak ada yang mengobrol satu sama lain sampai-sampai hanua suara jangkrik yang terdengar.

Tiba-tiba Pak Aman berdiri. Tiga orang yang lain belum sadar. Lalu, Pak Aman langsung mengambil gawai mereka dan meletakkannya di tengah-tengah meja. Pak Ian, Bu Ati, dan Bu Ida masih kebingungan dan menatap heran Pak Aman.

"Ngobrol yuk," kata Pak Aman

Keheningan masih memenuhi ruangan selama beberapa detik. 

"Ayo, mau ngobrol apa?" sahut Bu Ati

Semua diam lagi. Lalu, Pak Ian mengambil gawainya dan menelepon seseorang. Teleponnya tidak dijawab. Pak Aman, Bu Ati, dan Bu Ida juga menelepon seseorang secara bergantian dan tidak dijawab juga.
 
Aneh tapi nyata, mereka semua menelepon Aku. Aku panik bukan main karena ditelepon oleh empat orang secara bergantian dan tidak sempat menjawab. Aku yang tidak tahu apa-apa langsung menelepon balik salah satu dari mereka.

"Halo, kenapa ada apa? Kok Aku dapet telepon dari Pak Aman, Bu Ida, dan Bu Ati juga," 

"Oh halo, gak apa-apa kok cuma gabut aja, mereka ada di sini juga kok. Lagi duduk-duduk."

Wah wah wah, keselnya minta ampun. Sudah buat panik anak orang, ternyata cuma jadi korban kegabutan. 


Hati-hati ya jangan sampai jadi korban juga.

Dapatkan reward khusus dengan mendukung The Writers.
List Reward dapat dilihat di: https://trakteer.id/the-writers/showcase.