Jualan pake ayat dan hadist

Jualan pake ayat dan hadist

Di sebuah group Whatsapp yang saya ikuti, seorang member, namanya Hidayat, mencoba menawarkan bisnis barunya yaitu susu kuda liar. Produknya dia kasih nama (brand) dengan sebutan ‘KULI’ singkatan dari KUda LIar. Dia menawarkan dagangannya dengan janji bahwa dengan minum susu ini, kita akan menjadi lebih sehat, stamina lebih mantap dan kemampuan sex jauh lebih kuat. Hehehe...

Setiap kali membaca promosinya, saya cuma mesem-mesem aja. Kenapa? Karena iklannya selalu jorok dan mesum, dia menggunakan gaya cerita porno stensilan yang endingnya selalu dihubungkan dengan betapa pentingnya susu kuda liar sebagai solusinya.

Teman-teman sesama member mulai risih sama iklannya apalagi sebagian besar member di WA itu adalah perempuan. Mereka suka jijik sama cerita porno vulgar yang diposting Hidayat.

Tapi Bandar Susu Kuda Liar ini memang tipe marketing sejati. Dengan sepenuh jiwa dia terus mencoba meyakinkan kami bahwa benefit dari produknya ini luar biasa. Yaaah, sebagai orang iklan saya, mah, udah hapal cara orang melebih-lebihkan manfaat sebuah produk. Mereka cenderung melakukan penggelembungan fakta demi meningkatkan sales.

Nah, suatu hari terjadi fenomena tak terduga. Mungkin karena dagangannya gak laku-laku, tiba-tiba temen saya ini mengubah strategi marketingnya. Rupanya dia menyadari bahwa cerita porno tidak mengangkat sales. Hidayat banting setir dengan melakukan strategi pendekatan agama. Dan sejak itulah saya dan teman-teman mulai terganggu.

Pokoknya strategi dia berubah 180 derajat. Misalnya dia pernah mengirimkan message sebagai berikut : (saya copas sesuai aslinya).

___________________

“Kehidupan suami isteri itu haruslah berdasarkan take and give. Dalam berhubungan intim, suami istri perlu sama-sama terpuaskan. Suami istri sama-sama memiliki hak yang sama untuk mendapatkan kepuasan tersebut.

Kaidah umum hak dan kewajiban berumah tangga tersebut termaktub dalam firman ALLAH SWT:

وَلَهُنَّ مِثْلُ الَّذِي عَلَيْهِنَّ بِالْمَعْرُوفِ

“Istri memiliki hak (yang harus dipenuhi suami) sebagaimana kewajiban yang harus ia penuhi untuk suaminya, dengan baik (dalam batas wajar).” (Q.S. Al Baqarah: 228).

Sebagai orang yang bertaqwa, kita wajib melaksanakan firman Allah tersebut. Pertanyaannya; apakah sudah yakin sepenuhnya bahwa Anda telah benar-benar memuaskan istri?

Daripada ragu-ragu, silakan minum Kuli, susu kuda liar yang pasti akan membantu stamina Anda. Pastikan Istri sudah mendapatkan kenikmatan yang sesungguhnya. Bla…bla…bla…”

____________________

Hidayat terus mengirimkan WA bertubi-tubi dengan menggunakan ayat suci, hadits, kutipan ulama, ustad dan semuanya bermuara dengan ‘minumlah susu kuda liar ‘KULI’ sebagai solusinya.

Melihat berondongan message WA itu, saya langsung menegur Hidayat, “Yat! Kita sama-sama muslim. Tapi gue terganggu dengan cara lo beriklan seperti itu?”

“Kenapa lo terganggu, Bud? Lo meragukan firman Allah?” tanya Hidayat langsung menohok.

“Pointnya bukan itu. Lo menggunakan ayat Qur’an untuk berjualan dan gue gak suka itu,” kata saya.

“Kenapa lo gak suka?”

“Karena ayat Al Qur’an itu sakral. Gak sepantasnya lo memakai ayat suci sebagai copywriting iklan.”

“Loh? Gue kan jualan sekaligus berdakwah! Gue melakukan dua hal di saat yang sama. Kenapa lo jadi sewot?”

“Yat, dengerin gue. Allah itu pencipta kita. Allah itu Tuhan kita. Di iklan itu lo udah memperlakukan Allah sebagai salesman susu kuda liar elo. Itu yang bikin gue gak suka!” bentak saya mulai emosi.

“Lo yang ngaco, Bud! Gue lagi berdakwah tapi lo terganggu. Sedih gue ngeliat sikap lo! Dasar munafik! Gue doain lo mendapat hidayah!” kata Hidayat lagi.

“Berdakwah itu tujuannya untuk kepentingan umat. Bukan memanfaatkan umat untuk keuntungan pribadi kita! Lo ngaku berdakwah tapi tujuannya supaya orang beli produk lo. Berdakwah apa itu?”

“Setiap orang punya caranya sendiri-sendiri untuk berdakwah. Kalo lo gak suka sama cara gue, ya gak usah beli produk gue.”

Entah berapa kali saya berdebat dengan Hidayat tapi gak pernah mencapai kata sepakat. Sumpe, saya kesel banget. Rasanya sia-sia saja untuk berdiskusi dengan orang kayak gini. Saya klik salah satu fitur di group WA tersebut dan gak lama kemudian, di chatting room tertulis:

‘Budiman Hakim left.’

Dapatkan reward khusus dengan mendukung The Writers.
List Reward dapat dilihat di: https://trakteer.id/the-writers/showcase.