PELAUT SEJATI DAN PEREMPUAN TANGGUH

Suatu ketika seorang karib membuat video tentang kebersamaan kami dan beberapa orang teman di suatu senja dekat tepian pantai di Balikpapan. Video tersebut diiringi dengan sebuah lagu milik Budi Doremi yang berjudul Melukis Senja. Iseng-iseng aku menjelajah ke Youtube dan mencari lagu tersebut dan ternyata Melukis Senja telah lebih dari 88 juta kali ditonton.
Aku mengerti perjalanan hidup yang kini kau lalui
Ku berharap meski berat kau tak merasa sendiri
Kau telah berjuang menaklukkan hari-harimu yang tak mudah
Biar ku menemanimu
Membasuh lelahmu......
Penggalan bait di atas melemparku kembali ke masa silam, mengenang berbagai moment yang sekarang hanya berdiam di dalam memori yang entah sampai kapan akan bertahan disana mengingat tak selamanya manusia akan muda.
Aku anak pertama dari empat orang bersaudara. Ayahku adalah seorang pelaut biasa yang tak selalu tinggal di rumah. Beliau banyak menghabiskan waktunya untuk berlayar baik di dalam negeri bahkan sampai ke luar negeri. Pernah suatu masa ayah sampai setahun tak pulang ke rumah karena tugas pekerjaan. Meski demikian ayah tak pernah lupa mengirimkan kewajibannya untuk istri dan anak-anaknya.
Dan ibuku adalah seorang perempuan sederhana namun dimataku beliau adalah wanita tercantik dan perempuan tangguh menurut versiku. Ditinggal berbulan-bulan berlayar oleh suami tidak serta merta membuat ibuku mencari kesenangannya sendiri. Ia bertekun dalam doa-doanya dan melakukan tugas sebagai ibu rumah tangga yang baik. Kala itu tempat bersosialisasi ibu selain lingkungan gereja adalah arisan keluarga dan arisan lingkungan RT.
O...ya sekalipun pendidikan ibuku tidak tinggi namun dalam rumah tangga beliau adalah administrator keuangan yang handal. Ayahku pernah hampir setahun tidak bekerja karena belum mendapatkan kontrak kerja baru namun untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari orangtuaku memiliki tabungan yang cukup. Sebuah pelajaran penting yang diajarkan oleh orang tuaku agar kami pandai menabung dan bijak mengelola keuangan yang sejatinya adalah rejeki pemberian Tuhan.
Di suatu sore pada masa kanak-kanak, aku pernah melihat ibu sedang berlutut berdoa dikamarnya dan malam hari ibu berujar,"Nak...doakan ayahmu, doa anak-anak selalu lebih cepat dijawab oleh Tuhan."
Hari itu ibu hanya menyuruhku dan adik-adikku untuk tekun mendoakan ayah kami. Saat ayah pulang ke rumah, beliau lalu bercerita panjang lebar mengenai rute pelayarannya ketika itu. Ayah dan timnya ternyata baru saja berlayar melewati laut Natuna yang konon ombaknya bisa mencapai lima sampai enam meter di bulan-bulan tertentu. Kala itu aku belum bisa membayangkan ombak setinggi itu karena masih kecil. Aku banyak mendengarkan cerita tentang stigma negatif para pelaut namun bagiku, ayahku adalah ayah terbaik. Ia tak pernah lalai memenuhi tanggungjawabnya.
Bertahun-tahun berlalu setamat SMU, ayah dan ibu mengirimku ke pulau Jawa untuk melanjutkan studi di kota Malang, Jawa Timur. Tahun pertama kuliah aku tidak pulang berlibur ke rumah orang tuaku di Kalimantan karena sedang berhemat biaya dan ditahun itu pula adikku yang kedua akan menyusul umtuk melanjutkan studi di kota yang sama. Di tahun kedua barulah aku berlibur ke rumah orang tuaku. Transportasi yang aku gunakan saat itu adalah transportasi laut milik Pelni. Aku teringat saat itu aku dan beberapa teman berjalan-jalan di dek kapal. Sejenak aku berdiri menatap hamparan laut yang luas dan tenang. Lantas aku teringat cerita ayah beberapa tahun sebelumnya tentang pengalaman beliau berlayar di sekitar laut Natuna. Saat itu diusia dewasa lebih mudah bagiku untuk membayangkan ombak setinggi lima sampai enam meter.
Aku tidak terlalu memperhatikan apa saja yang diperbincangkan oleh teman-temanku pada saat itu tetapi pembicaraannya tentu saja tidak jauh-jauh dari rutinitas perkuliahan dan dosen-dosen yang masuk kategori menyebalkan menurut versi mahasiswa. Pikiranku masih saja membayangkan bagaimana ayahku melakoni pekerjaannya di lautan luas, kapal yang dihempas gelombang, hujan, dan terik matahari. Saat itu aku berjanji dalam doa bahwa aku akan menyelesaikan kuliah tepat waktu dengan hasil yang memuaskan untuk membuat kedua orang tuaku berbangga hati.
Tuhan Yang Maha Baik mendengarkan doaku. Aku lulus tepat waktu dengan nilai yang sangat baik. Aku bisa melihat dengan jelas bagaimana bahagianya ayah dan ibu saat hari wisudaku. Dua bulan setelah wisuda aku mendapatkan pekerjaan. Ayah masih tetap bekerja sebagai pelaut meski adik-adikku yang lain juga telah berhasil menyandang gelar sarjana bahkan adik bungsuku menyelesaikan kuliahnya hingga S2.
Ibuku pernah berkata,"Kamu mempunyai dua lutut yang sehat, gunakan untuk bertelut, sampaikan permohonan doamu kepada Tuhan."
Ayahku juga pernah berujar,"laki-laki sejati adalah ia yang mampu bertanggungjawab sepenuhnya pada keluarga."
Ayahku masih tetap bekerja bahkan sampai memiliki beberapa orang cucu karena masih ada perusahaan yang mempekerjakannya. Hingga suatu hari pencuri masuk ke dalam rumah dan langsung mengambil sebuah tas ransel yang isinya adalah ijazah dan dokumen-dokumen pelaut ayah. Maka sejak saat itu ayah tidak bisa lagi bekerja.
Setelah kurenungkan barangkali ini adalah cara Tuhan untuk menyapa kami. Tuhan mengijinkan pencuri mengambil ijazah Ayah agar beliau tidak perlu lagi berpeluh keringat diusia senja. Tuhan ingin mengingatkan anak-anak ayah bahwa sudah saatnya ayah dan ibu kami menikmati usia senjanya sambil bersenda gurau dengan cucu-cucu mereka. Bercerita banyak hal tentang kehidupan kepada anak-anak dan para menantu.
Dan saat menulis cerita ini, aku sedang mendengarkan tembang milik Budi Doremi di senja yang syahdu...
Izinkan kulukis senja
Mengukir namamu di sana
Mendengar kamu bercerita
menangis tertawa
Biar kulukis malam
Bawa kamu bintang-bintang
Tuk temanimu yang terluka
Hingga kau bahagia
Aku bersyukur Tuhan mengijinkan aku dan adik-adikku mengukir senja orangtua kami dengan cerita yang manis. Melihat mereka dalam keadaan sehat adalah anugrah terindah. Ayahku...pelaut sejati...dan ibuku...perempuan tangguhku.
Disuatu senja yang teduh....
Dapatkan reward khusus dengan mendukung The Writers.
List Reward dapat dilihat di: https://trakteer.id/the-writers/showcase.