Hutang dan Irisan Bawang Merah yang bikin Tangis

Di kejauhan langit dikepung mendung. Orang-orang mulai mengutuk musim. Lalu serentak berebut sampai rumah duluan. Jam mendadak seret menyeret waktu. Kemarahan dan makian muncrat di jalan.
Beban dan harapan sama-sama memproduksi tangis. Tak ada sapu tangan untuk menghapusnya. Yang bisa dilakukan hanya menerimanya. Membuatnya menjadi kenangan makin mempersakit luka.
Perayaan ulang tahun tak menghadirkan kegembiraan. Mulut terkunci untuk tersenyum. Hati terpenjara duka. Sepatu kerja makin menyekik kaki.
Waktu menua. Abad meletih perih. Saat maut menghampiri aku akan menyambutnya dengan membaca sebuah puisi
Cilacap, 12 Maret 2020
Dapatkan reward khusus dengan mendukung The Writers.
List Reward dapat dilihat di: https://trakteer.id/the-writers/showcase.