Gak dapet ide? Nyontek aja!

Kalo merhatiin iklan-iklan yang beredar di media, baik itu media traditional dan media social, kita akan menemukan bahwa iklan-iklan tersebut ada yang kuat di ide dan ada yang kuat di eksekusi. Yang kuat di eksekusi dapat dibagi dua bagian lagi yaitu entah kreatornya punya spesialisasi di eksekusi atau dia memang lagi kehabisan ide sehingga terpaksa mengandalkan eksekusi bagus doang tanpa ide.
Sebagaimana manusia lainnya, saya juga sering mengalami mampet ide dan saya gak punya kemewahan waktu lagi untuk mencari ide karena deadline sudah gak sabar memanggil-manggil.
Dalam kondisi seperti itu, biasanya saya memutuskan untuk mencontek kerjaan orang lain. Saya cari iklan-iklan yang eksekusinya keren terus saya pilih yang terbagus untuk saya contek. Biasanya iklan yang saya contek, saya pilih yang dibuat oleh temen saya sendiri. Kenapa begitu? Ntar saya kasih tau alesannya di bawah. Sabar ya...
Iklan yang sudah dipilih, saya pandang-pandang sambil mikir, gimana, ya, cara nyonteknya supaya gak keliatan nyontek? Saya coba bikin lay out berdasarkan iklan tadi lalu ubah sana, ubah sini tapi sebisa mungkin tetap mempertahankan keindahannya. Ini sangat penting: Kalo mau mau nyontek sesuatu yang bagus, kita boleh membuat perubahan di sana-sini tapi kebagusannya harus dipertahankan. Itu intinya.
Setelah lay out saya jadi, saya rendengin karya tersebut dengan iklan yang saya contek. Saya pandang-pandang lagi apakah keduanya masih sama atau udah beda sama sekali. Kalo terlihat masih sama, saya otak-atik lagi, pokoknya tampilannya harus beda dan di saat yang sama keindahannya tetap terjaga.
Setelah lay outnya selesai, orang pertama yang saya kasih liat adalah kreator iklan yang saya contek. Saya akan menemui orang itu untuk membahasnya. Tentunya yang saya tunjukkan lay out saya dulu, iklan bikinan dia akan saya perlihatkan kemudian. Lalu terjadilah percakapan antara penyontek dan yang dicontek.
"Jek, gue baru bikin iklan, nih. Menurut lo bagus gak?" tanya saya dengan wajah polos tak berdosa.
Saya letakkan lay out saya di hadapannya. Orang itu meraih lay out saya lekat-lekat lalu memperhatikan materi saya dengan seksama. Saya harus menunggu beberapa lama sebelum dia akhirnya ngasih komentar, "Bagus, Bud. Gue suka."
"Serius lo?"
"Iya serius. Walaupun tanpa ide tapi bagus banget."
Nah, di titik ini baru saya ngebongkar rahasia, "Lo gak merasa bahwa iklan ini mirip dengan iklan yang pernah ada."
Dia mengernyitkan dahi beberapa detik untuk mengingat-ingat, "Sepanjang ingatan gue rasanya belom pernah gue ngeliat iklan yang mirip kayak ini."
"Masa, sih? Lo tau gak? Lay out ini gue contek dari iklan lo."
"Oh, ya? Iklan yang mana?" tanya temen saya lagi.
Dengan gerakan perlahan, saya tarok iklan dia persis di sebelah lay out yang saya bikin. Temen saya mengambil kedua iklan tersebut, matanya berpindah-pindah membandingkan keduanya satu sama lain.
"Ah ngaco lo! Samanya di mana? Ini adalah dua iklan yang berbeda sama sekali." katanya sambil meletakkan kedua iklan di atas meja.
"Okay, Bro. Thanks buat waktunya, ya. Gue pamit dulu."
Jadi begitulah cara saya ketika ide mampet. Saya nyontek kerjaan orang lain. Tapi cara saya nyontek gak sembarang nyontek. Nyontek juga membutuhkan kreativitas sendiri. Nyontek itu gak masalah, kok, sepanjang orang lain gak merasa kita nyontek. Dan yang paling penting adalah orang yang kita contek pun menyangkal bahwa karya kita mencontek dia. Intinya adalah how to cheat creatively.
Selamat mencontek!
Dapatkan reward khusus dengan mendukung The Writers.
List Reward dapat dilihat di: https://trakteer.id/the-writers/showcase.