DIDI KEMPOT PENYANYI DENGAN KONSEP

Beberapa teman bertanya pada saya, kenapa Didi Kempot bisa sukses? Padahal jenis musiknya Campursari, berbahasa jawa pula. Udah gitu penggemarnya dari kalangan milenial dan sebagian di antaranya malah gak bisa berbahasa Jawa. Pertanyaan menarik dan merangsang untuk dipelajari.
Saya rasa sebabnya adalah Didi Kempot punya konsep. Dan konsepnya itu yang awalnya jadi pemicu anak-anak milenial jadi suka. Didi beberapa kali mengatakan bahwa kita boleh saja mengalami kesedihan tapi jadikanlah kesedihan itu enerji yg positif. "Mari kita rayakan kesedihan itu dengan riang gembira", katanya.
Itu sebabnya lirik lagu2nya Didi Kempot selalu sedih tapi iramanya gembira. Sebuah kontradiksi yang membuat enerjinya menjadi sangat powerful. Taglinenya: "Sedih? Dijogedin aja!" Abis joget pasti kesedihannya ambyar.
Generasi milenial konon merasa terwakili dengan konsep tersebut. Mereka merasa jadi punya cara untuk melampiaskan kesedihan. Makanya mereka ngasih gelar ke Didi Kempot dengan sebutan God Father of a broken heart. Sementara para fans mendapat nama panggilan dengan sebutan Sobat Ambyar, Kempoters, Sad Boys and Sad Girls.
Dari mana datengnya nama 'Kempot? Jadi begini. Dia emang dulunya pengamen yang sering nyanyi di daerah slipi. Tiap istirahat dia ngumpul di trotoar sama temen2nya sesama pengamen. Dari sana nama 'Kempot' tercipta. kempot = Kelompok pengamen Trotoar.
Kenapa Didi Kempot bisa sukses?Jika diliat lagi lebih dalam, saya berkesimpulan bahwa kalo kita bekerja istiqomah maka Tuhan akan selalu mengganjar kerja keras kita dengan kesuksesan. Tidak peduli jenis pekerjaan apapun yang kita pilih.
Dulu film Kung Fu dianggap norak tapi tau2 bisa ngetop dan masuk ke Hollywood. Film india kemudian mendapat gilirannya. Padahal film India dulu sering diejek sebagai film lebih kampungan lagi. Pemerannya selalu bernyanyi-nyanyi dengan gerakan aneh lalu joget-joget di sela-sela pepohonan.
Di tanah air, hal yang sama terjadi. Irama khasidah pernah begitu populer dan menaikkan nama Rofikoh Darto Wahab menjadi sangat terkenal. Kemudian dangdut bisa naik kelas, dari jenis yang dianggap kampungan, sekarang bisa bersaing dengan jenis musik lainnya.
Dari sini kita bisa mengambil kesimpulan bahwa Tuhan selalu memberi hadiah pada umatnya yg bekerja. Soal waktunya? Itu rahasia beliau. Makanya kita istiqomah aja dengan pekerjaan kita.
Kembali pada Didi Kempot. Kawan saya Kang Maman Suherman mengatakan pada saya bahwa di Suriname Didi Kempot sudah sangat terkenal. Ada Stasiun Radio Swasta di sana yang namanya Radio Didi Kempot. Bahkan kepala negara Suriname pernah berkenan mengundang penyanyi Campursari ini untuk menghiburnya.
Terakhir tapi tidak kalah penting. Didi Kempot "sangat beruntung" karena dia meninggal di waktu yg tepat. Coba kita perhatikan: Dia lagi sangat terkenal dan berada di puncak karirnya. Dia baru saja bikin konser amal dari rumah bersama Rossy dengan pemasukan dana 7,8 Milyar lebih. Lagu terakhirnya berjudul "Jangan Mudik' adalah klimaks dari rentetan perbuatan baiknya. Sebuah lagu yang memberi dukungan pada pemerintah untuk menghalangi menjalarnya virus Corona. Dan hebatnya lagi, dia meninggal di bulan Ramadhan. Sebuah pertanda bahwa dia meninggal husnul khotimah.
Didi Kempot telah menorehkan tinta emas bagi negeri ini. Dia mengajarkan pada kita bahwa untuk mencapai sukses kita bisa menggali dari potensi budaya lokal. Dia mengajarkan pada kita untuk mencintai budaya negeri sendiri. Sebagai Sobat Ambyar saya kagum padanya. Saya doakan dia masuk surga. Alfatihah buat Didi Kempot.
Dapatkan reward khusus dengan mendukung The Writers.
List Reward dapat dilihat di: https://trakteer.id/the-writers/showcase.