Cerita Pengalaman

Cerita Pengalaman

Dari judulnya saja sudah ketebak, bahwa saya akan menceritakan sebuah pengalaman. Namun belum bisa diketahui akan cerita pengalaman apa. salah satu tips tentang "Judul," mengatakan tulislah judul yang tidak mudah ditebak. Sehinga menimbulkan rasa penasaran untuk membaca atau membelinya. Begitupun dengan kalimat pertama,"Buatlah semenarik mungkin."

Mengetahui tips tidak menjadikan kita mudah dalam menulis. Tetap saja perlu latihan secara terus menerus. Katanya kualitas tulisan akan meningkat seiring seringnya berlaith, Seperti belajar mengemudi, lulus kursus tak menjadi jaminan bisa. Tetap diperlukan latihan secara konsisten.

Pengalaman yang ingin saya ceritakan adalah pengamalan ikut kelas menulis novel yang diadakan Tempa. Biaya untuk mengikuti kelas ini sebesar "Seratus sepuluh ribu rupiah. Kelasnya dimulai sejak tanggal 15 Juli s.d 10 September. Hampi dua bulan ya. Mulai tanggal 15 Juli s.d 9 Agustus adalah materi yang disampaikan via whatsapp melalui pdf. Setiap materi akan diberikan tugas. Hari ini materi, tugas maximal dikumpulkan keesokan harinya. Tiga kali tidak mnegerjakan tugas maka dikeluarkan dari group. 

Apa tantangan dari kelas ini? Mulai tanggal 10 Agustus s.d 10 September adalah menulis secara berkala hingga tamat. Goalnya adalah bikin "Novel." Diketik pada kertas A4, spasi 1,5, rata kiri kanan, dalam 1000 kata setiap hari harus dikumpul sebelum pukul 19.00 WIB.

Bagi pemula seperti saya, yang sama sekali belum pernah membuat novel. Cuma menjadi penikmat novel saja, tentu ini tantangan yang sangat berat. Meskipun sudah diajari membuat premis,worl building, outline,pov. Tetap saja saya kesusahan. Tapi saya bertekad mengikuti kelas ini sampai akhir. Saya tidak boleh menyerah. Dari 58 peserta hinnga kini masih tersisa 27 saja. Hampir setiap hari ada saja yang keluar. Pada saat menulis ini, sudah masuk tulisan yang ke-11 atau Bab 11. Tertatih-tatih setiap hari memikirkan "Apalagi selanjutnya?"

Setelah saya perhatikan, setiap menyelesaikan 1000 kata saya memerlukan hampir 2 jam bahkan lebih. Saya tidak membaca ulang apapun yang saya ketik. Meskipun kemungkinan saya menuliskan cerita berulang atau cerita yang sengaja saya panjangkan. Atau mungkin karakternya tidak nyambung, atau keanehan lainnya. Kalimat pembuka yang tidak menarik atau banyak typo. Atau banyak penulisan yang tidak sesuai PUEBI.

Goal saya adalah menyelesaikan 1000 kata saja. Di tiga hari pertama saya hampir menyerah. Lalu saya disarankan untuk menuliskan saja apa yang terlintas dipikiran. Makin saya mencari tahu cara-cara menulis novel di youtube, semakin saya merasa apa yang saya tulis itu jelek. Tapi jika saya revisi belum tentu menghasilkan tulisan yang lebih baik, Jadi saya kuatkan saja hati untuk tidak mengkoreksi tulisan dan melangkah mendekati tujuan.

Sering secara tidak sadar, saya menjauhi tujuan. Berputar-putar, berkelok-kelok, dan pada akhirnya tak pernah sampai. Dan saya pun menyimpulkan bahwa"saya gagal".

Pernah juga saya mencari-cari materi kelas The Writers,untuk menambah ide. Tapi tidak saya temukan. Saya menyesal dulu  tidak memindahkan materinya ke microsoft word. 

Menurut saya menulis non fiksi itu lebih mudah daripada menulis fiksi. Saya terkagum-kagum pada mereka yang memiliki daya imajinasi yang luar biasa. Nanti akan saya upadate kembali apakah saya berhasil sampai ke garis finish.

Nb: Tulisan ini sampai 480 kata, lumayan panjang ya. Kurang 520 kata lagi menuju 1000 kata.

 

 

 

Dapatkan reward khusus dengan mendukung The Writers.
List Reward dapat dilihat di: https://trakteer.id/the-writers/showcase.