AKU, KEBENCIAN DAN UKULELE
lantunan nada yang membuatku semakin membenci musik

"Aku gak suka orang yang ngerokok mas" beberapa kilas ingatan tentang keluh kesahmu atau mungkin hanya sekedar ceritamu yang masih kuingat jelas malam itu, kini saat ku terpaku dengan dinginnya gelap yang menusukku, ku menoleh ke arah tangan kiriku dengan sedikit tenaga ku angkat tangan kiri ini sejajar dengan dadaku sambil menggenggam aku melihat waktu sedang menunjukkan pukul 02.35, aku bersandar pada tiang yang menyangga teras depan toko kelontong yang sudah tutup mungkin 3 sampai 5 jam yang lalu. ingatan tentang celotehanmu itu mungkin takkan pernah pudar bagiku yang sedikit meranik nafas melalui puntung surya pro merah dijemari kananku, dan ku lepaskan sekumpulan CO2 yang menyatu menjadi warna putih, ku pandangi sedikit asap itu dan terlihat seperti untaian kata yang tak pernah terucap bersama lelah hati yang tak pernah bersuara kemudian dalam sekejap hilang bersama waktu yang begitu cepat.
Fara namamu, itu yang kuingat jelas, kita sedikit memiliki nama yang sama karena bulan lahir kita, fara oktavia dan aku brodi oktarian dan kebetulannya lagi orang tua kita ternyata 1 angkatan ketika mereka kuliah saat muda, jarak umur kita tidak sampai satu dekade, mungkin setengah dekade cukup. aku tak peduli sejak pertama bertemu denganmu, bagaikan bunga bangkai banyak sekali lalat lalat yang mengerubungimu tapi aku tau tak satupun dari mereka menarik perhatianmu, akupun sama sedikitpun tak pernah melirik ataupun memperhatikanmu, namun saat itu entah kenapa kau yang menggodaku atau memang aku yang tergoda olehmu? entahlah sama saja menurutku, kau merogoh sukmaku yang telah terlelap.
Pada saat itu, kita 1 kantor pergi kekotamu. Saat itupun aku tak peduli namun mataku selalu tertuju padamu, apa hayalku? apa mimpiku? aku sangat benci hal itu namun apa yang bisa kulakukan? hati tak mungkin untuk dipungkiri, aku tak sanggup berdusta pada diriku, bahkan saat aku tak melihatmupun hatiku riuh. aku membecinya saat aku jatuh cinta. aku akan sadar ketika penilaianku sudah tidak objektif lagi.
Tak cukup lama waktu kita saling mengenal, cukup panjang cerita dan juga hayal bersama bahkan berbincang dengan kata kata yang jelas tidak nyata atau bahkan membicarakan hal yang tidak jelas asal usulnya sampai adzan lah yang menghentikan kita untuk berbincang. dan pada waktu itu kita sudah berdiri hampir 2 jam lamanya.
Waktu pun berlalu begitu saja dengan kita saling bercanda dan tertawa, hingga akhirnya aku telah memilihmu dan kau pun sama, beberapa lama aku juga tidak tahu, terjadi pertikaian ini itu dan tak jelas asal usulnya, keluargamu tau dan keluargakupun tau, rencana meminangmu tahun depanpun telah aku sampaikan. dan kau pun mulai terdiam.
Lirik lagu saat itu sangat kuingat dan kubenci sampai sekarang, dengan penggalan lirik
"I thought that I heard you laughing
I thought that I heard you sing
I think I thought I saw you try
But that was just a dream
That was just a dreamThat's me in the corner
That's me in the spot-light Losing my religion Trying to keep up with you And I don't know if I can do it Oh no I've said too much I haven't said enough"Losing my religion - R.E.M judulnya, saat ku tau kau berkirim pesan dengan sahabatku seperti sepasang kekasih, saat ku sadar kau sering pergi bersamanya untuk makan malam, atau saat kau meminta tolong untuk memasangkan bohlam lampur dikontrakanmu saat aku tak berada didekatmu.
Tapi kalau kau anggap aku cemburu kau salah, aku lebih memilih sahabatku daripada dirimu.
Aku tetap mengejarmu walau orang tuamu telah memberitahuku, dengan sabar kurangkai kembali jembatan yang menghubungkan hati kita dengan perlahan, menurutku semua berjalan sesuai dengan keinginanku.
bahkan saat dulu kita bersama kau menyanyikan sepenggal lirik "but tonight you belong to me" aku sedikit tersipu.
aku belajar untuk bermain gitar untukmu, merogoh kantongku untuk mencari kendaraan agar kita bisa jalan bersama agar aku memiliki alasan untuk terus bersamamu dari bersinarnya matahari dan tenggelamnya lagi, berusaha untuk selalu menarik perhatianmu, menjadi orang yang bisa kau andalkan dan juga kau harapkan.
namun pada akhirnya aku menyerah.
semua lagu mu yang pernah kau nyanyikan, semua keindahan nada nada yang sering ku dengar darimu, hanya menjadi kenangan pahit saat ku mengingat kau memainkan ukulele mu untukku.
Aku BENCI itu semua hingga hari ini.
"TELOLET TELOLET"
Ku tersadar dari lamunan saat bus AKAP yang kutunggu ke ibukota sudah sampai didepan ku, ku naiki bus dengan harapan pergi tanpa ada membawa apa yang pernah kurasakan dan apa yang kuingat dalam kota ini.
"terlalu indah nada nada yang kudengar dikota ini darimu,
begitu dalam melekat genjrengan ukulele mu yang kau nyanyikan untukku,
dalam malam malam indah yang pernah aku rasakan bersamamu,
BINCACAK!!!, nada nada itu bukan untukku!!!
berkirailah dari hatiku segera, aku muak merasa lantunan merdu suaramu bukan untukku
berkirai dari fikiranku, aku risih mengigat semua petikan gitar dan ukulele itu".
Dapatkan reward khusus dengan mendukung The Writers.
List Reward dapat dilihat di: https://trakteer.id/the-writers/showcase.