TEH SOKLAT

Ketika masih berkecimpung di kantor lembaga nirlaba asing, yang biasanya nuansa kantornya cukup "rumahan" maka kehebohan sedikit saja di dapur, misalnya, bisa semua orang ngeriung. Kali ini, Mbak Yatni baru kembali dari kampung, bawa teh, Teh Soklat namanya.
Kali itu, akhir Oktober di tahun 2008. Sore itu menikmati teh yang diseduh mantap oleh yang punya teh. Kawan saya, Tiwi, yang akan segera bertugas di Lembata, NTT menemani menikmati teh itu. "Enak" katanya. Ia tak sama denganku, ia penikmat teh tanpa gula, sedang aku menikmati teh hangat dengan tambahan gula pasir. Legitel.
Mbak Yatni, si peramu teh, tertawa manis menikmati pemandangan kami berdua.
Dapatkan reward khusus dengan mendukung The Writers.
List Reward dapat dilihat di: https://trakteer.id/the-writers/showcase.