Guru Kehidupan

Guru Kehidupan
Photo by Hilary Halliwell from Pexels

Matanya menatao penuh harap. lidahnya terjulur dan ekornya menari-nari setiap kali dia melihat makanan. Sejak umur 2 bulan dia sudah tinggal bersama kami, dan sekarang dia berumur 2 tahun. Aku jatuh cinta padanya pada pandangan pertama karena mukanya yang selalu innocent dan bulu matanya yang panjang, yang kadang membuatnya jadi kelihatan cantik, padahal dia jantan.

"Bigeeel...", panggilku dari dapur. Dia pun berlari kecil menghampiriku sambil ekornya menari-nari ke kiri dan ke kanan.

"Duduk", kataku ketika dia sudah disampingku. Dia kemudian duduk dengan patuh. Matanya menatapku penuh harap.

"Aaaak..."kataku sambil menjulurkan potongan sosis ke mulutnya. Dia pun membuka mulutnya dan melahap potongan sosis itu.

"Yaah, habis bigel. Nanti lagi ya." kataku padanya.

Bigel berdiri kemudian mencium lututku. Begitulah dia. Setiap kali selesai aku kasih makanan dan aku bilang "habis", dia akan berdiri dan mencium kaki atau lututku.

"Mungkin dia bilang terima kasih," pikirku setiap kali dia melakukannya. jadi akupun selalu berkata 

"Sama-sama Bigel, " sebagai jawabanku atas ciuman terima kasihnya.

 

Satu siang ketika kami sudah duduk melingkar di meja  makan siap untuk menyantap makan siang kami; Bigel duduk persis di dekat kami di bawah meja. Aku menatapnya, dia menatapku dengan penuh harap. Suami dan anak-anak makaan sambil bertukar cerita. Sesekali aku melirik ke arah Bigel. Dia terlihat dengan sabar menanti setiap remah makanan yang mungkin terjatuh, ataupun tulang yang mungkin akan dia dapatkan. Sampai kami selesai makan, Bigel masih duduk menunggu penuh harap. Dia tidak protes sama sekali ketika tidak ada dari kami satupun yang memberinya sisa makanan ataupun tulang. Dia kemudian beralih ke ruang tempat kami nonton TV dan duduk di dekat kaki anakku.  Aku kemudian berpikir. seeokor anjing bisa dengan sabar dan penuh keyakinan menanti tuannya memberi makan, walaupun mungkin hanya sekedar sisa dan remah-remahnya saja yang akan dia terima. Sementara aku, yang katanya makhluk ciptaan yang paling sempurna, yang dianugerahi rasa, jiwa, dan karsa tidak pernah bisa memiliki kesabaran dan keyakinan yang begitu penuh kepada Penciptaku yang juga Tuanku. Seringkali lupa berterima kasih untuk setiap makanan dan semua pemeliharaannya yang tidak pernah henti. 

Ah, Bigel. Kamu mungkin hanya seekor anjing. Tapi apa yang kamu ajarkan buatku untuk hidup, membuatku semakin menyayangimu.

 

Dapatkan reward khusus dengan mendukung The Writers.
List Reward dapat dilihat di: https://trakteer.id/the-writers/showcase.