SENI BERKELUARGA (1)
“Tidak Ada Solusi yang Abadi Selain Kompromi.”

Saya biasa tidur begitu saja. Di ruang tamu, kamar anak-anak atau di depan tivi. Tidak perlu selimut, asal ada penyangga kepala plus tanpa obat nyamuk, tidurpun pulas. Istri saya sebaliknya. Ia punya standar khusus dalam soal tidur; Harus ada selimut, pengaman anti nyamuk, di kamar utama, delapan jam perhari dan tak mau ‘diganggu’ oleh suara apapun.
Urusan tidur yang sebenarnya sepele menjadi ribet dan kadang jadi keributan kecil yang tak pernah selesai.
Bagi saya, urusan tidur tetaplah hal paling sepele dan sederhana, sebagaimana pesan seorang bijak,
“Mangano sing enak lan turuo sing kepenak.”
Maknanya, kita disuruh makan yang enak dan tidur yang nyenyak. Lebih gamblangnya, makan enak hanya bisa dinikmati saat kita benar-benar lagi lapar. Apapun yg dimakan jadi enak. Dan tidur paling nyenyak itu saat kita benar-benar telah ngantuk. Meski hanya sak leran, tetap nikmatnya warbiyasah.
Tapi bagi sebagian orang, tidur nyenyak, nyaman dan tenang tidak bisa harus nunggu ngantuk dan tidak cukup hanya sak leran. Orang-orang seperti ini biasanya memiliki standar khusus yang harus dipenuhi untuk bisa turu sing kepenak, jauh dari segala hal yang mengganggu. Dan bila Anda punya pasangan hidup tipe ini, syukuri dan nikmati saja, pasti banyak hikmah cerita di balik semuanya.
Soal suara bising, baik dari tivi atau radio, sudah teratasi. Radio masuk gudang dan tivi diboyong ke belakang dengan volume super minim. Yang belum selesai dan kayaknya nggak akan ada titik temu adalah soal pengaman dari gangguan nyamuk. Karena saya bersikeras anti obat nyamuk, pilihan damainya kamar utama harus pakai kelambu pengusir nyamuk. Saya setuju, tapi hanya untuk tidur malam. Titik.
Deal? Belum. Masih ada anak-anak yang harus diselamatkan dari gangguan nyamuk saat tidur. Karena itu, istri menuntut kamar mereka diberi kelambu. Pernah dicoba dan anak-anak tidak nyaman. Mereka memilih tidur ala saya. Istri nggak tega dan mengajukan nego, menawarkan berbagai macam jenis pengusir nyamuk. Semuanya mental.
Deadlock.
Sebenarnya ada yang bisa disepakati; Raket pembunuh nyamuk. Tapi pengalaman menggunakan raket tak mungkin diulangi, tidak efektif, cepet rusak dan tangan pegel.
Akhirnya kami sepekat berbeda pendapat dan memilih tetap ribut sebelum tidur.
Dapatkan reward khusus dengan mendukung The Writers.
List Reward dapat dilihat di: https://trakteer.id/the-writers/showcase.