Sebuah hati yang selalu menanti (part 2)

Hampir 2 tahun semenjak Ceka memutuskan pacarnya.
Tetapi hati masih saja sulit melupakan, walaupun pikiran bisa alihkan dengan kesibukan.
Ceka selalu mencari cara melanjutkan dan melupakan tentang masa lalu.
Pergi ke Psikiater, terapi psikolog hingga hypnoterapi...
Memang sulit menyembuhkan hati dan jiwa yang luka karena dikecewakan mantannya.
TOK...TOK...
suara ketukan dari balik pintu merah ruangan kerja Ceka.
Pintu yang terbuka perlahan dan menyusul suara menyapa..
"Ceka.... lo sibuk?"
"HAAIIII... Naviii, ini dia neh.. partner in crime gw datang juga akhirnya", Sambut suara riang Ceka
"Wih... seneng gw, bisa liat muaka ceria lo lagi... gini donk... ", ledek Navi sambil menarik kursi.
"Resseeeee... yuk ah kita mulai diskusinya" Jawab Ceka dengan senyuman.
Entah sejak kapan hati Ceka perlahan mulai pulih...
Apakah sudah bisa melupakan? Mungkin Ceka dengan lantang akan mengatakan..
"Udah lah... Ngapain mikirin orang kayak gitu, yang berlalu biarkan berlalu lah.."
Tapi isi hati, hanya Ceka dan Tuhan yang tau hal itu.
TOK...TOK...
"Cekaaa...Ceka..." terlantun suara samar-samar hampir tak terdengar dari balik pintu merah Ceka.
"Ya...heiii Dit... ah, muka kepo lo itu... pasti ada gosip ya??", sambut Ceka yang sedang menulis kerjaan.
Pintu terbuka setengah dan setengah badan Didit masuk ke dalam ruangan.
Didit yang bekerja pada bagian gosip, kalau ledek kita-kita temen dekatnya.
Selalu saja ada gosip baru yang diceritakan dia...
Tentunya posisi asli Didit adalah seketaris kepala bagian, sehingga tau banyak hal penting.
"Eh, tau ga seh... " Seru Didit menyerbu masuk dengan cepat, dan menutup pintu.
"Apaan lagi yang baru??" sambut Navi dengan muka datarnya yang tetap sambil menulis laporan kerjaan.
"Eh .. bentar, Ceka... lo punya masalah apa seh ma Rini? Masa kata Ami kemarin" tanya Didit sambil menghempaskan tubuhnya di atas kursi dan duduk di seberang Ceka.
"HAH?? Rini? Ga ada masalah apa-apa?? Kok bisa ada gosip itu seh? Diem aja salah, kerja bener salah? Huff..." Dengan muka kecewa, Ceka berhenti menulis.
"Katanya, lo bikin RIni kesel karena pertanyaan lo yang bertubi-tubi tentang sistem baru yang berlaku di kantor!" tukas Didit.
"Masa salah kita tanya detail tentang sistem baru online itu?" jawab Ceka.
"Gak mungkin Ami kesel karena itu seh.. gw kenal Ami, dia tipe kalau ada apa-apa selalu bilang langsung ke orangnya, seh!" Saut Navi.
"Heh, iya juga seh... Ami bukan tipe yang ngomong dari belakang ya... kenapa Rini bikin gosip itu ya??" sambut Didit.
"Hmmm... hati manusia... kita ga pernah tau....sudah lah, makasi ya Dit... biar aja lah, nambah lagi deh yang ga suka ma gw..." jawab Ceka sambil kembali menulis.
"Eh.. gw cabut duluan ya.. gw jam 1 ada rapat ma para ketua" potong Navi, tiba-tiba berberes.
"Eh.. Lah ini kan kerjaan kita berdua, kok lo cabut seh? " jawab Ceka bingung.
"Gw dah janjian dari sebulan lalu, ga enak gw...." Gegas Navi.
"Ini buat hari ini loh... tanggung jawab lo, dan ini juga udah dijadwalkan hari ini loh.." potong Ceka.
Navi bergegas pergi meninggalkan ruangan Ceka.
"Ya, sudah kalau lo lagi deadline, gw tinggal ya... semangat Cek!" Ucap Didit, sambil meminggalkan ruangan Ceka.
"huff.... Memang segala sesuatu ga boleh menggantungkan diri ke manusia... "ucap Ceka pada layar komputernya.
Senja tiba, semua bergegas pulang..
TOK ..TOK...
"Cek, .. udah selesai? ada yang bisa gw bantu lagi?" suara Navi yang masuk ke ruangan.
"Sudah kok.. udah di email juga ke kepala bagian." jawab Ceka dengan tenang.
"oowW... sori ya Cek... gw bener-bener lupa ada rapat tadi..." jawab Navi.
"Iya.... gak papa..., yuk pulang!" Jawab Ceka.
Melepas lelah setelah kerja seharian, Ceka menghempaskan tubuhnya pada kasur kamarnya.
"ada aja ya... setulus dan secinta apapun kita dengan keluarga, kerjaan, teman ataupun pasangan ... semua akan kembali mengecewakan kita di saat penting?" ucap Ceka sambil menatap langit biru bercampur warna jingga, di ujung langit dari balik jendela kamarnya yang berada di samping kasur.
"Makin paham makna cinta tulus sebenarnya... Kecintaan kita pada apapun yang tidak kekal ... akan dengen mudah meninggalkan kita.... hanya cinta Mu yang tulus, dan sudah seharusnya juga .. aku berikan cinta yang jujur, tulus hanya kepada Engkau... Ya Allah... Engkau yang tak pernah menyerah ada untukku.. selalu ada untukku.. ternyata hati resah selama ini...karena merindukan diri Mu...yang telah lama aku abaikan, yang kusangka aku bisa mengobati diri dengan perawatan yang ada di dunia ini...." ucap Ceka sambil menitik air mata yang perlahan jatuh.
Ceka terduduk menghadap jendela.
"Ternyata ... memang hati ini menantikan diri Mu ... aku hanya ingin memiliki cinta yang terbaik untuk Mu.....karena cinta yang ku punya hanya layak untuk Mu" Ceka yang semakin deras menitikkan air matanya.
Langit pun menjadi kelam, Ceka mengangkat tubuhnya dari tempat tidur dan menutup gorden kamar.
Berjalan waktu, perlahan.....
Perlahan-lahan Ceka mulai kembali bangkit....
Menemukan titik terang dalam kehidupan....
Memaknai setiap kejadian yang baik atau buruk yang lalu, kini ataupun esok.
Hadapi dengan banyak bersyukur
-selesai-
Dapatkan reward khusus dengan mendukung The Writers.
List Reward dapat dilihat di: https://trakteer.id/the-writers/showcase.