Saya (Kadang) Tidak Takut Sama Polisi
Kisah mengenai tiga sahabat yang suka berpetualang hingga kadang suka memacu adrenaline
"Dasar lu anak gila!", teriak Rian dari belakang kursi mobil
Dan tiba-tiba mobil terhenti.
Semua diawali ketika seorang tiga sahabat akan melakukan perjalanan liburan antar kota dari Jogjakarta menuju Solo. Roni yang merupakan kakak kelas dari Mendy dan Rian menjadi tumbal supir selama perjalanan kali ini karena Mendy KTP dan SIM nya hilang, sedangkan Roni tidak akan mempercayakan setiran Rian yang seperti kerbau kesurupan.
"Seriusan ini gue yang nyetir selama 2 jam? Asli gue males banget, apalagi akhir-akhir ini lagi rawan razia mobil", ujar Roni
"Gue sih gapapa ya nyetir", timpal Rian dengan cengengesan tanpa memikirkan keselamatan kedua temannya
"Gue mending tidur di rumah daripada lu yang nyetir", jawab Roni kemudian menghela napas
"Yaudah, yuk buruan, keburu nanti kemaleman. Gue ogah kalau nyetir malem-malem"
Lalu ketiga sahabat itu masuk ke dalam mobil Roni yang berwarna hitam sedikit berdebu yang merupakan peninggalan sang ayah. Roni dan kedua sahabatnya pun mengobrol sepanjang perjalanan sambil menyetir kendaraan tersebut dengan santai, sembari mengobrol, suara alunan radio yang memutarkan lagu "How Deep Is Your Love" oleh Bee Gees mengalun
"Omong-omong nih, Men. KTP lu sama SIM lu kok bisa hilang? Lu kaga diomeli sama bini lu emang?", tanya Rian
"Yaaa, diomeli lah. Tapi panjang ceritanya, gue males jelasinnya"
Perbincangan ketiga sahabat itu kemudian membuat perjalanan Jogjakarta-Solo mereka membuat mereka tidak sadar bahwa mereka sudah hampir di Kota Solo. Dengan kecepatan yang stabil, Roni mulai sedikit risau karena diujung pintu gerbang tol terlihat mobil-mobil yang mengular panjang ke belakang
"Anj*ing, masa dari 7 pintu gerbang tol yang dibuka cuma 2?", umpat Roni sambil mengernyitkan dahinya sambil lanjut mengumpat
"Ada apaan emangnya?", tanya Rian
"Kaga tau. Gue kaga keliatan di depan, antri banget buset", jawab Roni
"Bisa-bisa besok baru sampai ini mah"
Selama 15 menit menunggu, nampaknya ketiga sahabat itu mulai melihat kejelasan dari mengapa pintu gerbang tol sangat mengantri. Ternyata betul apa yang diucapkan oleh Roni bahwa ucapannya menjadi kenyataan, bahwa hari ini adalah hari apes bagi mereka bertiga. Terdapat razia mobil yang dilakukan oleh polisi. Roni sudah menggerutu kesal, Rian yang sedang setengah mengantuk sambil menahan lapar sedang bersender di kaca mobil, sedangkan Mendy mulai terdiam seperti khawatir akan sesuatu. Roni yang kesal mulai menggerutu kepada Mendy namun tidak ada tanggapan dari Mendy.
"Woi, lu kenapa diem aja lah", tanya Roni
"Ron, gimana kalau KTP sama SIM gue di check?"
"Ngapain? kan yang nyetir gue?"
"Ya.. gue takut Ron ini sama polisi"
"Lah, iya Men, gue tanya ngapain? kan yang nyetir gue nih, yang di check kan gue, lu ngapain di check? emang lu pengedar narkoba?", jawab Roni asal
Kemudian mereka terhening selama beberapa detik
"Heh, jawab nyet, ngapain diem??", nada bicara Roni mulai naik dan mulai pucat karena tidak ada jawaban dari Mendy
Rian yang duduk di belakang sambil setengah mengantuk kini dia terbangun namun memilih untuk diam karena melihat respon dari Mendy yang diam saat ditanya oleh Roni. Mereka tahu bahwa mereka adalah pria-pria yang suka teradu dengan adrenaline, namun Roni dan Rian tidak suka dengan adrenaline seperti ini. Roni yang masih terus menyecar Mendy dengan pertanyaan dan Mendy yang masih terus menangkis semua pertanyaan Roni membuat suasana semakin memanas. Dan kini, ketiga sahabat itu tinggal memencet e-toll.
Roni pun berbicara sepatah kalimat terakhir sebelum melewati pintu gerbang tol,
"Men, awas lu anj*ing sampai gue sama Rian kenapa-kenapa gara-gara lu, gue lindes juga lu pake mobil ini"
Ketegangan dari ketiga sahabat itu kian semakin meningkat ketika seorang polisi dengan jarak 200 meter dari gerbang memberhentikan mobil mereka untuk melakukan pengecekan.
Nampak seorang polisi dengan kulit hitam dan kumis yang sangat tebal mengetuk pintu kaca mobil mereka. Roni pun dengan ragu membuka setengah pintu kaca mobil. Sedangkan Rian hanya diam saja melihat seluruh kejadian yang berlangsung, dan Mendy masih diam saja setelah dicecar oleh Roni.
"Selamat siang bapak-bapak, apa boleh ditunjukkan SIM dan STNK bapak untuk di check?"
Kemudian Roni mengangguk dan memberi tanda kepada Mendy untuk membuka laci dashboard mobil dan mengambil SIM dan STNK Roni. Kemudian Mendy mengambil SIM dan STNK Roni dan Roni masih memandangi Mendy dengan kesal karena ulah sahabatnya yang membuatnya jadi takut bercampur marah.
Setelah memberikan SIM dan STNK Roni kepada polisi berkumis tebal itu, tiba-tiba muncul basa-basi dengan polisi berkumis tebal
"Ke Solo ada keperluan apa pak?"
"Yaa... biasa, liburan dari istri-istri kita pak!", Jawab Roni
"Ah, andai saya juga bisa gitu, saya sekarang sudah liburan ke Bali mungkin, haha!", sahut Polisi berkumis tebal itu dengan suara beratnya
"Tapi teman bapak lemes-lemes gitu, masa laki-laki liburan bareng kok lemes-lemes"
"Ah, biasa, mabuk darat pak"
"Masa laki-laki mabuk darat?!"
Roni tertawa sambil menyahut
"Ya nggak apa-apa pak, daripada mabuk cinta!, apalagi yang mabuk lainnya!"
Kemudian Roni dan Polisi berkumis tebal itu tertawa
"Ya, ini saya sudah check SIM dan KTP bapak, semuanya aman. Monggo bisa jalan lagi pak"
"Siap, makasih pak" jawab Roni
Akhirnya ketiga sahabat itu melewati razia polisi dengan lancar dan aman.
"Woi, sekarang lu ngaku, lu habis ngapain sampe SIM dan KTP lu nggak ada?!", teriak Rian dari belakang
"Iya, lu diem aja daritadi emang ngapain deh Men? bikin orang geram aja, seriusan lu ngapain?"
Mendy pun menghela napas sambil memandang ke arah depan jalanan.
"Sebetulnya gue baru saja kalah judi sabung ayam"
10 detik kemudian mereka terdiam
"Dasar lu anak gila!" Rian berteriak sambil tertawa terbahak-bahak
Tiba-tiba mobil terhenti dan disahuti dengan Roni tertawa. Kedua sahabat itu tertawa terbahak-bahak sambil menunjuk-nunjuk Mendy dan mengejek
"Goblok, emang kalau kalah judi sabung ayam, si Polisi bakal tau lu habis judi sabung ayam?", timpal Roni sambil memegangi perut karena lelah tertawa
"Lagian lu, gajelas, masa kalah judi sabung ayam sampai KTP dan SIM lu ditahan"
"Ya gimana, gue juga nggak lagi megang uang pas itu. Gue juga nggak berani ngaku ke istri gue kalau gue habis kalah judi", jawab Mendy sambil menahan kesal sehabis ditertawakan oleh teman-temannya
"Yaudah, gausah sok kesel, namanya laki, nggak seru kalau nggak ada tantangan kehidupan", sahut Roni sambil nada mengejek
"Main judi sabung ayam berani, tapi giliran ketemu polisi serem aja langsung kicep", jawab Rian
Mereka pun terbahak-bahak sambil menikmati perjalanan Jogjakarta-Solo tersebut. Kejadian ini akan menjadi kenangan bagi ketiga sahabat ini di masa depannya
Dapatkan reward khusus dengan mendukung The Writers.
List Reward dapat dilihat di: https://trakteer.id/the-writers/showcase.