BAKSO CORONA

BAKSO CORONA

Sore hari aku sedang duduk di ruang TV bersama mamakku..

Tak lama kemudian, suasana gelap pun tiba, gelap bukan karna udah mau malem, tapi gelap karna mau turun hujan di kota medan.

Tau lah yakan, kalau sudah hujan, bawaan perut pasti lapar dan pengennya makan yang panas panas..lalu spontan aku berteriak memanggil wak bayang yang kala itu sedang duduk di teras..

 

U  :“Pak...oh pak.....” 

W : “Apaaa......” 

U  : “Beli bakso yok pak”

W : “Cepatlah sudah mau hujan ini”

 

Aku langsung berlari menuju kamar untuk mengganti pakaianku..

Lalu, aku mager..dan rasanya malas untuk keluar beli bakso yang kuinginkan tadi.

 

U  : “Pak, bapak saja ya yang pergi beli” rayuku pada wak bayang

W : “Yaudah sinilah duitnya biar pigi bapak beli”

U  : “Niih pak, oiya bentar pak supaya bapak gak repot cakap cakap sama tukang baksonya, ku catat saja ya pesanan bakso kita di kertas”

W : “Iya iya cepatlah catat sudah mau hujan ini....”

 

Srett.....

 

Di kertas putih ku tuliskan pesanan bakso 

Bakso kosong + bakso telor pakai mie putih

 

“Breemmmm........” wak bayang pun bergegas pergi..

 

Waktu sudah menunjukkan pukul 6 sore, “sebentar lagi adzan, mananya bapak tadi ya mak...?”

“Tunggu saja bentar lagi sampai rumah itu..” kata mamakku..

 

Srettt....bunyi gerbang rumah tanda wak bayang sudah tiba dengan bakso pesananku...

Akupun berlari menuju pagar rumah..

 

“Nihh bawa ke dapur..” kata wak bayang.

 

Langsung aku bawa ke dapur, aku ambil mangkok untuk baksoku, aku tuang baksonya ke mangkok itu, ku ambil saos cabe yang ada di rumah, ku tuangkan ke bakso, dan ku tuang pula cabe rawit dari tukang bakso...

 

Sluruppp......

 

Akupun menyantap bakso dengan lahappp......dan tak berapa lama hujan pun turun..

Aku membatin “wahh pas kali ahh hujan hujan makan bakso”

 

Tapi, wak bayang belum makan bakso, karena dia pergi mandi, dan kemudian siap siap melaksanakan shalat magrib..

 

Setelah bakso habis ku lahap, akupun meletakkan mangkok kotor di wash tuffel dapur dan pergi ke kamar mandi untuk ambil wudhu untuk melaksanakan shalat magrib.

Saat aku selesai shalat magrib, sambil melipat mukenah, aku mendengar suara anehh...

 

“Huwakkk......Huwak.....Erghhh.......Huwakkk.......Arkkhhh..........Huwakk....”

Sontak aku berteriak...”makkkkkk.........”

Tapi tak ada jawaban...

Suara itupun muncul lagi dan perasaanku semakin pensaran itu suara apasih...

 

“Huwakkkk......Huwakkkk.....”

Aku mencoba berteriak lagi dari kamar siapa tahu ada jawaban “maaaaaaaak.......mamak kenapa?”

Tapi tak ada jawaban...

 

Akhirnya rasa penasaranku mendorongku untuk membuka pintu kamar dan mencari tahu itu suara apa...

Kemudian aku melihat mamakku yang baru selesai shalat magrib juga, lalu aku bergumam “Loh, mamakku baru siap shalat nya, jadi tadi suara siapa yaaa....”

 

Rasa penasaranku semakin kuat, saat mamak melakukan salam terakhir di penghujung shalatnya, akupun berkata “Mak...suara apanya itu mak, kok batuk batuk mamak?”

Mamakku hanya diam sambil beristigfar sehabis halat sambil menggelengkan kepalanya, tanda bahwa beliau juga tidak tahu itu suara apa....

 

Lalu, karna malas ambil pusing, aku masuk kamar dan melanjutkan aktifitasku dikamar..

Hingga sampai keesokan harinya....

 

“Nurul...nurul.....” sambil tersenyum tipis dan tertawa mamak memanggilku dan bergegas menghampiriku yang sedang tiduran sambil nonton TV”

“Apa mak..?” kataku.

“Tahu gak Nurul, tadi malam yang Nurul tanya itu suara apa?” kata mamak sambil menahan gelak tawanya dan wajahnya terlihat manis saat itu

Akupun spontan ikut tertawa kecil sambil berkata “Suara apanya mak?”

“Itu, rupanya suara bapak, dia kan mau makan bakso, rupanya dia susah buka bungkus baksonya karena terlalu kencang bungkus baksonya diikat sama karet...” kata mamak.

“Ha....terus...?” selaku penasaran.

“Terus, digigitnya karet itu supaya dia bisa makan bakso kan..tapi sudah selesai dia makan bakso, teringat dia kalau karet yang digigitnya itu bekas tangan tukang bakso, jadi dia ketakutan, langsung dijolok joloknya mulutnya supaya muntah.....” mamak menjelaskan sambil tertawa terbahak bahak.

“Hahahaha....tawakupun pecah” “Jadi kekmana mak?” lanjutku

“Nurul bayangkan lah cobak, digosoknya mulutnya pake pencuci piring itu, ahahaha....”

 

Tak selang berapa lama, wak bayang pun muncul mendekati kami dan bertanya “Cerita apa kelen itu kok heboh kali ketawa kalian”

Sambut mamak hangat “Haha, ku bilang sama nurul, yang huwek huwek tadi malam itu bapak”

Lanjut wak bayang “Iya kok bodoh kali aku, percuma aku beliknya pakai masker, tapi pas makannya ku gigit pulak bungkus baksonya, wihh ngerih aku membayangkan tangan tukang bakso itu, mana dia tak pakai masker pulak itu”

Akupun tertawa terpingkal pingkal sambil melihat ekspresi wak bayang yang ketakutan tapi merasa kolot “Hahaha....bapak pulak ada ada saja, kenapa gak bapak buka pakai pisau atau gunting, kan bisaa.....kok harus pakai gigi”

“iiihhh gak tahu lah aku, begitu siap makan, ku ingat tangan tukang bakso itu, gelik kali aku...pokoknya mau muntahkan baksonya tapi sudah masuk pulak dia dalam perutku, ku sikat mulutku pakai sabun cuci piring, ku minum lagi minyak kayu putih karna dibilang mamak minyak kayu putih bisa menangkal corona” tambahnya..

“hahahaha......pak...pak...yang ada bapak bukan mati karna bakso corona....tapi bisa tewas bapak karna makani sabun cuci piring itu”

 

 

 

 

 

 

 

 

Dapatkan reward khusus dengan mendukung The Writers.
List Reward dapat dilihat di: https://trakteer.id/the-writers/showcase.