Pantang Ribet

Memasak bukanlah kelebihanku, tapi untung zaman tak lagi mengharuskan perempuan berkutat di dapur.

Pantang Ribet
https://cdn.pixabay.com/photo/2015/12/24/19/15/food-1107078_1280.jpg

Sudah beberapa hari aku lihat Mbak Ren sedang asik masak-masak di FB-nya. Segala macam jajanan pasar kesukaanku dipasangnya di sana, bikin ngiler. Anakku yang ikut mengintip bilang, "Ma, masak apa tu?"

"Risol Mayo," ujarku acuh. 

"Kalau yang kayak garing itu?" tanyanya antusias.

"Bentar, baca dulu cerita Tante Ren. Ooh, itu Lunpia Modif Semarang katanya", ujarku segera supaya anakku tak merongrong dengan tanya lagi.

"Ma, buat dong," mulai ia merengek.

"Buat apa?" tanyaku belagak pilon.

"Itu! risol kek, apa kek, atau di G*F*od aja," rajuknya semakin menjadi.

Karena tahu rengekannya tak akan berhenti sampai ia mendapat maunya, aku mengecek aplikasi G*F*od. Beberapa vendor menawarkan risoles dengan harga fantastis perpotong, sementara anakku belum akan berhenti kalau belum sepuluh potong ia makan. Sekian puluh ribu untuk jajan snack terlalu mahal di masa pandemi ini.

Kupandang wajah anakku dan kujanjikan padanya, "Mama masakin ya?"

Anakku melihat takjub, "Mama bisa?"

Kujawab dengan yakin, "Bisa lah!"

Diam-diam ku-WA Mbak Ren. "Mbak, minta resep Risol Mayo dong, anakku naksir gambar masakan Mbak di FB"

Tak berapa lama gawaiku berdenting, "Boleh, Mir", ujarnya lantas menuliskan resep dan instruksi pemasakan. Aku lantas masuk ke dapurku yang jarang disambangi karena kesibukanku sebagai online marketer. 

Anakku membuntuti, seolah curiga aku akan membuat kekacauan. Aku keluarkan semua bahan yang diperlukan, yang kebetulan selalu ada di kulkasku. Biar bagaimanapun, kebutuhan dapur harus ada untuk kegiatan mendadak seperti saat ini. 

Aku mulai memasukkan bahan-bahan ke dalam sejumlah wadah, sembari memeriksa tanggal kadaluarsanya. Astagaa, tepung terigu ini sudah lewat waktu 6 bulan, dan mentega, apakah bentuknya cair begini ya? 

Aku kembali menghubungi Mbak Ren, menanyakan apakah aku bisa mengganti bahan-bahan yang kadaluarsa itu dengan yang ada? Mbak Ren bilang, bahan dasar Risol ya tepung terigu, tak mungkin diganti dengan tepung tapioka milikku yang waktu kadaluarsanya masih dua bulan lagi. 

Dapurku sudah mulai berantakan dengan wadah berisi telur yang sudah dipecahkan menunggu campuran terigu dan minyak mentega. Anakku memandang dari seberang dapur, memastikan bahwa aku akan berhasil memasak makanan kesukaannya. Segera aku berbalik dan sibuk mengaduk telur. 

Diam-diam aku WA lagi Mbak Ren, "Mbak, dikau sedang buat Risol Mayo nggak?". Tidak sampai semenit ia menjawab, "Iya, nih lagi goreng dua puluh buah. Ada tetangga yang pesen". Pucuk dicita ulam tiba! "Mbak, aku pesan gorengkan 10 buah Mbak, harganya berapa ya?" 

"Buat kamu gratis ya, promosi. Kan belum pernah dapat promosi kan?" balasnya. Aku langsung memekik tertahan, kegirangan. Berikutnya aku mesti promosikan lapak Mbak Ren nih. Tapi, coba dulu kali ya?

Segera aku rapihkan dapur dan menyimpan telur yang sudah dipecahkan ke dalam kulkas. Nanti biar aku dadar saja untuk makan malam. Kulirik anakku yang memasang wajah kuatir. 

"Tenang, mama kalau masak pakai jari. Tekan saja 0896.0992.****, langsung jadi itu Risol Mayo pesananmu. 10 menit lagi ya!" ujarku jumawa. 

Anakku hanya memandangku tak percaya, tapi dia tidak banyak tanya. Dia menanti dan penasaran, apakah 10 menit lagi Risol Mayo-nya bisa ia nikmati.

Tak berapa lama kurir datang membawa kiriman Mbak Ren. Belum dibuka saja, aroma hangat lembut nan lezat sudah menerbitkan liur aku dan anakku. Sepertinya tak sempat ambil piring lagi, karena anakku sudah membuka kotak dan mengambil sebuah risoles yang menyisakan kepulan.

"Enak Ma, pipiku sampai ketelen!", ujar anakku lebay. 

Aku tertawa sambil mengambil sebuah risoles. Gigitan pertamanya, hmhh, seperti first kiss: basah, gurih, dan tak terlupakan. Aku menggigitnya lagi, lagi dan lagi, hingga tanganku berebut risoles terakhir dengan anakku. 

"Ma, tadi kan Mama yang masak, kenapa masih rebutan sama aku? Memang tidak icip-icip dulu tadi?" tanyanya sambil nyengir kuda. 

Terkadang, aku tak bisa membedakan, kapan anak ini sedang menyindir, kapan ia betulan bertanya. Tak perlu pusing, lah, yang penting, aku harus stock risoles lagi. Minta yang beku, supaya masih punya gaya masak-masak dikit, meski cuma manasin doang.

 

Dapatkan reward khusus dengan mendukung The Writers.
List Reward dapat dilihat di: https://trakteer.id/the-writers/showcase.