SANG PENGAJAR DAN PEMBELAJARNYA
![SANG PENGAJAR DAN PEMBELAJARNYA](https://thewriters.id/uploads/images/image_750x_5eb2cfd91d67c.jpg)
Siapakah yang bisa kita sebut sebagai guru?. Mereka yang mengajar di sekolah atau instansi akademi? Mereka yang memiliki sertifikat keguruan? Mereka yang telah memiliki berderet-deret gelar dibelakang nama mereka?
Bukan, aku rasa bukan.
Guru adalah mereka yang tidak pernah lelah dan berjuang untuk menemukan jalan kepada pembelajarnya agar dapat menerima ilmu yang dimilikinya.
Hari ini aku melihat sebuah postingan di media sosial yang menampilkan bagaimana seorang mahasiswa menyampaikan pendapatnya kepada seorang dosen yang hanya meluluskan 2 mahasiswa dari 36 mahasiswa dikelasnya.
Hati merasakan ada yang salah dengan sikap mahasiwa ini, namun aku tidak bisa mengartikan dimana yang salah.
Ketika aku membuka kolom komentarnya, banyak dari netizen sepakat dengan sikap mahasiwa ini. “Seorang mahasiswa memanglah harus berani dan kritis” tulis netizen. “Bener gitu dong, biar dosennya juga sadar diri kalo dia gak bisa ngajar” pungkas netizen yang lain.
Setelah membaca beberapa komentar yang setuju akan sikap mahasiswa ini, disitu hati terasa miris karena menyadari bahwa etika dan attitude sebagai seorang pembelajar telah hilang dikalangan mahasiswa milenial ini. Kadang kita melupakan bahwa ada adab dalam mencari ilmu. Bersikap tawadhu’ pada guru untuk bisa mendapatkan ilmu dari sang guru. Sikap tawadhu’ ini adalah sikap dimana ketika kita sedang belajar, maka kita mengosongkan gelas kita dan merendahkan gelas kita agar dapat dialiri oleh air dan bisa terisi banyak. Begitulah seharusnya jika kita sang pembelajar. Bersedia menanggalkan ego dan bersikap tawadhu’ untuk mendaptkan barokahnya ilmu dari sang pengajar.
Dapatkan reward khusus dengan mendukung The Writers.
List Reward dapat dilihat di: https://trakteer.id/the-writers/showcase.