Putus Cinta Sudah Biasa. Putus Rem Matilah Kita
Petualangan cinta seorang sopir truk.

"Aduh jalanan macet banget lagi hari ini" keluh Anju gelisah sambil memandangi jalanan yang super padat. Jalanan sore itu memang macetnya luar biasa.
"Kebelet Nju? Nampaknya di depan ada Pom Bensin" kata Boris.
"Tidak Bang. Hari ini ulang tahun pernikahan. First Anniversary. Istriku masak. Kalau aku telat pulang bisa ngambek dia" jawab Anju kecut.
"Gaya kali kalian First Eni Sri.. Cepat juga ya gak terasa sudah setahun kalian nikah" kata Boris kagum.
"Rezekimu Nju dapat istri super galak, tapi super perhatian juga dan masakannya super enak" kata Boris lagi sambil mengacungkan jempol.
"First E ni ver se ri Bang, bukan Eni Sri" koreksi Anju.
"Sama azalah itu," kata Boris tertawa geli.
"Makanya kau cepat nikah bang, enak ada yang masakin, ada yang perhatiin, ada yang nungguin pas pulang" kata Anju berpromosi.
"Ada yang ngomelin juga" kata Boris terbahak.
"Hahaha iya juga ya.." Anju ikut tergelak.
"Padahal kayanya banyak juga deh yang mengharapkan cintamu Bang. Ada si Minul, Tini, Duma anak juragan kos kita nampaknya juga deh.. kaya mana sih seleramu Bang? Jangan terlalu pemilih, nanti jadi perjaka tua kau," omel Anju.
"Ada deh.. RHS" Boris tersenyum penuh arti.
"Atau.. hahaha.. tahu aku.. pasti kau suka sama anak ibu warteg langganan kita itu ya. Si Irma? Cantik juga sih dia" kata Anju sok tahu.
"Sok tahu kau. Mending kau pikirkan kau mau beli kue atau apa kejutan untuk istrimu nanti malam" kata Boris berusaha mengalihkan pembicaraan.
Anju menatap Boris dengan tatapan sayang. Mereka sudah bersahabat sedari kecil meski umur mereka terpaut dua tahun. Boris anak tunggal. Sementara Anju cuma punya seorang kakak perempuan, tidak punya kakak laki-laki. Di kampung, rumah mereka bersebelahan persis. Mamak-mamak mereka pun akrab kali. Sepulang sekolah biasanya mereka main bersama, sementara mamak-mamak mereka ngobrol dan bergosip.
Waktu kecil, badan Anju kecil dan kurus, wataknya juga pendiam dan pemalu. Ia sering diganggu teman-temannya. Dan Borislah yang paling sering menolongnya. "Kau lapor sama abang siapa yang berani ganggu kau, biar abang kasih pelajaran mereka" kata Boris kecil. Anju terharu mengingat masa-masa itu.
Saat mau merantau ke Jakarta pun, karena ada Boris, makanya mamaknya bisa merasa tenang. Dan tak terasa waktu berlalu begitu cepat. Sudah 3 tahun mereka bersama di Jakarta. Boris menjadi sopir truk dan Anju menjadi kernetnya. "Mudah-mudahan kau cepat dapat jodoh yang baik Bang," doa Anju dalam hatinya.
Tak lama kemudian kemacetan mulai mencair. Anju pun tersenyum lega.
Sesampainya di gudang..
"Nju, kau langsung pulang aza. Sisanya aku yang beresin" kata Boris ketika truk mereka sudah parkir di dekat gudang.
"Janganlah Bang. Gak enak aku ngerepotin Abang terus. Masih keburu pun" kata Anju tak enak hati.
"Ih kenapa memang. Memang tiap hari kau Eni Sri? Sudah sana pulang cepat" usir Boris
"Makasih banyak Bang. Semoga dilancarkan usahamu memperoleh jodoh yang mantap" kata Anju terkekeh.
"Tapi ngomong-ngomong E ni ver se ri Bang, bukan Eni Sri" Anju kembali mengoreksi.
"Bawel kali kau. Jadi pulang gak?" bentak Boris sambil berusaha menyelepet Anju dengan handuknya.
"Galak kali kau Bang" Anju buru-buru kabur dari sana sambil terkekeh geli.
Hari sudah gelap saat Boris selesai membersihkan truk.
"Akhirnya kelar juga.. sudah lapar euy.. kita pulang dulu, mandi, baru mengunjungi nona manis" Boris bersemangat.
Tak sampai setengah jam, setelah mandi koboi, Boris sudah dalam perjalanan ke warteg langganannya. Rambutnya yang setengah basah melambai tertiup angin. Wajahnya sudah kinclong dan yang terpenting tubuhnya sudah bersih dan wangi. Boris bersiul-siul gembira sepanjang perjalanan. Ia berjalan buru-buru, takut wartegnya keburu tutup. Waktu memang sudah menunjukkan pukul 20.00.
"Selamat malam neng geulis" sapa Boris menggoda.
"Malam Bang Boris. Irma aza kali bang," jawab Irma sambil tersenyum manis sekali. Boris pun tambah klepek-klepek.
"Malam Irma geulis," goda Boris lagi. Giliran Irma yang tersenyum malu-malu.
"Tumben malam banget Bang. Kirain lagi sakit. Lauk-lauk udah pada habis nih bang, paling tinggal lele sama gorengan aza" jawab Irma ramah.
"Hari ini memang lagi sibuk. Ga apa-apa aku minta mi kuah aza deh pake telur sama sayuran" jawab Boris sok cool.
"Atau.. err.. kalau aku masak untuk abang mau ga, bukan masakan ibu tapi aku" tanya Irma ragu-ragu.
"Wahh.. mau banget donk.." jawab Boris cepat-cepat, ia serasa dapat durian runtuh.
"Masak apa aza boleh, pasti enak banget" kata Boris semangat.
Dengan cekatan Irma segera memotong tahu, membersihkan tauge, merajang bawang, cabe, srang sreng srang sreng. Tak lama kemudian sudah terhidang sepiring tumisan yang wanginya sangat menggoda. Boris langsung takjub.
"Wow, wanginya mantap. Nampaknya sedap banget nih" kata Boris tanpa sadar meneteskan air liur.
"Silakan dicoba bang. Abang yang pertama kali cobain masakan saya yang ini lho" kata Irma.
Buru-buru Boris menyendokkan nasi putih dan tumisan ke dalam mulutnya. "Mantap banget rasanya.. hah.. huh.. masih panas" kata Boris kepanasan. Irma tertawa senang, nampaknya ia happy banget masakannya dipuji.
"Syukurlah kalau enak Bang. Ini masakan ala Chinese food gitu. Aku belajar dari you tube. Nama masakannya Stir fry bean sprouts with tofu and garlic," jelas Irma panjang lebar.
"Hah.. apa namanya?" Boris keselek
"Stir.. frai.. bin.. sprautt.. witt.. tofu.. en.. gar.. lik.." ulang Irma sambil menahan geli.
"Namanya panjang kali.. " kekeh Boris geli.
"Bahagia sekali malam ini bisa makan masakan pujaan hatiku. Andaikan saja bisa dimasakin tiap hari, sungguh bahagianya.. Apakah ini pertanda ia jodohku?" batin Boris bahagia.
"Beneran enak banget masakanmu. Kamu berbakat masak deh," puji Boris tulus.
"Syukurlah Bang. Aku lagi belajar untuk persiapan jadi TKW di luar negeri. Rencananya sih mau kerja di Hongkong Bang" tukas Irma.
Boris keselek lagi, kali ini sampai terbatuk-batuk heboh. Irma buru-buru mengangsurkan segelas teh hangat.
"Minum dulu bang" katanya dengan nada khawatir
"Gimana tadi maksudnya?" tanya Boris kaget.
"Aku lagi persiapan belajar mau jadi TKW, kerja di Hongkong. Mumpung masih muda, masih single. Kerja beberapa tahun. Nanti uangnya bisa buat nambah modal buat warung" kata Irma lembut.
"Kamu gak takut kalau ibu merasa kehilangan, gak takut kalau ibu tiba-tiba kangen tapi kamunya jauh di luar negeri?" tanya Boris.
"Kalau abang bakal merasa kehilangan gak?" tanya Irma tersenyum penuh arti. Boris jadi grogi tak menyangka ditanya seperti itu.
"Ya, kalau abang pasti kehilangan. Tapi ya kalau kamu sudah memutuskan abang bisa apa.." suara Boris tercekat.
"Doakan ya bang semoga semuanya lancar.." kata Irma sambil menatap Boris dalam-dalam. Boris cuma bisa terdiam. Perasaannya campur aduk. Lidahnya terasa kelu. Pikirannya buntu. Badannya auto lemas. Perutnya tiba-tiba terasa kenyang padahal ia baru makan beberapa sendok saja. Sayup-sayup ia seperti mendengar lagunya Chrisye. "Pergilah kasih, kejarlah keinginanmu.."
Esoknya, Boris nampak murung. Ia masih shock dengan berita yang baru di dengarnya kemarin. Dari tadi tak henti-hentinya ia menyetel lagu melankolis.. sampai-sampai Anju pun gak tahan untuk gak bertanya.
"Bang, kenapa kau hari ini, kok kaya lemas kali, murung, gak semangat. Kau sakit?"tanya Anju khawatir.
"Ga kenapa-kenapa Nju" jawab Boris pendek.
"Kayanya kemarin masih aman-aman aza. Cintamu ditolak sama Irma? atau Irma sudah punya pacar?" tanya Anju penasaran.
"Lebih parah lagi Nju" jawab Boris lemah.
"Irma diam-diam sudah punya suami?"tanya Anju kaget.
"Ngawur!!" kata Boris.
"Irma.. dia.. dia.. ah.. "kata Boris
"Dia kenapa.."tanya Anju geregetan.
"Dia mau jadi TKW Nju. Dia mau kerja di Hongkong. Entah berapa tahun. Katanya mumpung masih muda, masih single. Uangnya nanti bisa buat nambahin modal warung. Benar juga sih pemikirannya" kata Boris tak tahan juga untuk gak curcol.
"Padahal kemarin aku dimasakin tumisan enak banget oleh Irma. Apa itu namanya, stir frai sprai, aduh apa ya namanya.. lupa pulak aku. Lupa Namanya, Ingat Rasanya. Kaya lagu dangdut aza" Boris terkekeh geli sendiri.
"Aku kira ini pertanda kalau dialah jodohku.. ternyata oh ternyata.. Hatiku patah Nju. Cintaku bahkan sudah putus sebelum tersambung, layu sebelum berkembang" kata Boris mendadak puitis. Putus cinta nampaknya memang bikin orang mendadak puitis dan mendadak dangdut.
"Kalau memang jodoh gak akan lari kemana Bang,"kata Anju berusaha menghibur.
"Lagipula meskipun dia di Hongkong kan bukan berarti tidak bisa punya hubungan. Sekarang banyak kok hubungan jarak jauh gitu Bang." lanjut Anju.
"Entahlah Nju" jawab Boris galau berat.
"Lagipula kalau bukan jodohmu, kan masih ada Minul, Tini, Duma dan yang lainnya.."kata Anju berpromosi.
"Putus Cinta itu Biasa, kalau Putus Rem Matilah kita" kata Anju terbahak.
"Boleh juga tuh kata-kata kau barusan, bisa kita gambar di belakang truk kita. Very In Spring. Kita masih punya cat kan?"tanya Boris sambil tertawa terbahak-bahak. Hatinya lumayan lega setelah curhat pada Anju, sahabatnya.
"Ve..ri.. ins.. pa.. ye.. ring Bang," Anju mengoreksi.
"Ah bawel kau. Sama aza itu" Boris tertawa geli.
Dan mereka pun melanjutkan perjalanan dengan truknya.
Dapatkan reward khusus dengan mendukung The Writers.
List Reward dapat dilihat di: https://trakteer.id/the-writers/showcase.