Pentingnya Etika Berkomunikasi Lewat Media

Ternyata efek dari komunikasi yang dilakukan di media massa tidaklah sepele. Orang menyampaikan pesan hanya beberapa menit saja, dampaknya bisa berhari, berbulan, sampai tahunan.

Pentingnya Etika Berkomunikasi Lewat Media
Ilustrasi orang menggunakan media (Pexels/ Fauxels)

 

Manusia merupakan makhluk sosial dimana setiap individu saling membutuhkan satu sama lain, setiap individu pasti membutuhkan kemampuan komunikasi yang baik dalam berinteraksi agar semua kebutuhan dapat terpenuhi. Di satu sisi komunikasi bisa menyelesaikan masalah manusia, sedangkan di lain sisi apabila orang tidak paham akan etika di dalam komunikasi, akan membawa malapetaka. Di era peradaban yang semakin maju ini, muncullah media sebagai alat untuk mempermudah dalam menyalurkan informasi, pesan, maupun berita. Media sosial memiliki andil besar dalam memberikan kemudahan bagi manusia untuk berkomunikasi dan bersosialisasi. Akan tetapi, apabila orang keliru akan menggunakan media komunikasi akan membawa masalah. Gus Nur seorang dai, berceramah dengan ratusan jamaah, sekarang mendekam di jeruji besi disebabkan karena pesan yang disampaikan memuat hinaan. Ustadz Maheer juga mendekam di penjara karena telah melakukan pencemaran nama baik. Setidaknya ada tujuh kasus, dengan kesalahan mengunggah pesan ke media sosial yang berujung ke jalur hukum (Sumber Kompas.com). 

Dari contoh riil tersebut, ternyata efek dari komunikasi yang dilakukan di media massa tidaklah sepele. Orang menyampaikan pesan hanya beberapa menit saja, dampaknya bisa berhari, berbulan, sampai tahunan. Maka, dibutuhkan sebuah pemahaman komunikasi yang benar agar tidak mendatangkan bencana kepada kita. Di dalam tulisan ini, akan menguraikan bagaimana cara berkomunikasi yang baik agar kita terhindar dari lubang bencana dari efek komunikasi massa.

Komunikasi massa adalah proses komunikasi yang dilakukan dengan menggunakan media massa. Dengan alat saluran tersebut informasi akan tersebar secara massa dan dapat diakses oleh masyarakat secara massal juga. Sekarang orang dengan mudahnya berkomunikasi menyampaikan berbagai pesan dengan media sosial seperti facebook, twitter, WA, Line, IG, dan you tube.  Hal tersebut, akan memberikan efek sosial yang mengakibatkan perubahan baik bersifat positif maupun negatif bagi lingkungan sosial, dan keadaan sosial. Dengan adanya dampak tersebut, dibuatnya sebuah aturan nilai etika agar meminimalisir dampak buruknya, salah satunya adanya Undang-undang nomor 11 tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE). Penyebab orang terjerat pidana, bisa karena internal dan eksternal. Kurangnya pengetahuan juga menjadi landasan orang terkena pasal ini, seperti kasus yang menjerat Prita Mulyasari seorang ibu rumah tangga dengan dua orang anak di Tangerang. Harus berurusan dengan hukum karena ternyata curhatannya yang tidak puas tentang pelayanan RS Omni Internasional Alam Sutra, dianggap pihak rumah sakit sebagai pencemaran nama baik. Selain itu keadaan emosional juga menjadi pendukung, seperti kasus Yusniar seorang ibu rumah tangga di Makassar, terkena UU ITE karena tidak kuat menahan hasratnya berbagi rasa sebal ke Facebook. Dengan memahami penyebab, pandangan penulis agar kita tidak terkena efek dari kesalahan dalam berkomunikasi.

  1. Berpikir rasional dalam berkomunikasi menggunakan media

Dalam menggunakan media kita harus dalam kondisi pikiran jernih, tidak dalam keadaan emosi. Sehingga status yang kita unggah dapat tersaring oleh akal pikiran sehat, kebanyakan mereka yang masuk penjara terkena kasus ujaran kebencian, dan pencemaran nama baik disebabkan dalam proses mengunggah tidak ada penyaringan terlebih dahulu seperti dalam kondisi marah. Seperti kasus yang menimpa Yusniar, mengunggah kekesalan ke facebook saat kondisi marah atas kejadian yang menimpa pada rumah orang tuanya.

  1. Santun dalam bermedia

Santun berarti halus dan baik (budi bahasanya, tingkah lakunya, sabar, tenang, dan sopan). Dengan demikian yang dimaksud dengan santun bermedia adalah berperilaku halus dan berbudi luhur dalam menggunakan media. Kita sebaiknya memperhatikan informasi atau pesan, baik kepada orang lain ataupun dengan sekelompok orang dalam menggunakan media. Memperhatikan apakah pesan yang disampaikan bisa diterima, atau malah membuat orang lain marah.

  1. Gunakan bahasa yang mencerminkan kesopanan

Berbicara tentang etika dalam bermedia tidak akan bisa lepas dengan bahasa. Sudah diakui bahasa merupakan alat komunikasi yang sangat penting bagi manusia. Ketika kita hendak menyampaikan keluh kesah terhadap sebuah layanan dengan menggunakan media sebaiknya berhati-hati, gunakan bahasa yang konstruktif jangan dekontruktif, yang dimaksud disini adalah jangan memberikan hujatan, cacian, dan penghinaan tetapi berikan kritikan dan saran.

  1. Memperhatikan UU ITE

Selain itu, mengetahui peraturan yang terkandung dalam ITE penting untuk kita ketahui karena jika kita tidak mengetahui bisa memilik peluang untuk terjerat. Paling tidak kita mengetahui landasan secara umum yang termasuk ke dalam pencemaran nama baik, pertama tindak pidana pencemaran nama baik hanya bisa diproses oleh pihak berwenang apabila ada pengaduan. Kedua, pencemaran nama baik dilakukan dengan penyebaran informasi. Termuat konten yang secara substansi melakukan pencemaran yang disebarkan ke umum atau dilakukan di depan umum oleh pelaku.

Semoga kita semua bisa bijaksana dalam berkomunikasi lewat media.   

 

 

Dapatkan reward khusus dengan mendukung The Writers.
List Reward dapat dilihat di: https://trakteer.id/the-writers/showcase.