Pelita Hidup

Pelita Hidup

Hari ini tepat dua hari setelah aku genap berusia 26 tahun dan tepat diperingati sebagai hari Ibu, di mana aku tak pernah merayakannya. Msski begitu, aku bersyukur hari ini masih bisa ku lewati bersama dengan mereka yang selalu membuatku merasa berarti. Dan hari ini, hari yang sangat ku syukuri karena sampai hari ini aku masih bisa bermimpi dan melanjutkan hidup meski tanpa kegiatan yang berarti. Namun syukur tak pernah berhenti meliputiku karena di usia ku yang kini tak muda lagi namun belum cukup dewasa untuk berdiri sendiri aku bersyukur masih ditemani dalam keadaan yang sulit saat ini. 

Dia ibuku, dia yang setia menemaniku digelapnya hari - hariku tahun 2020 ini. Sosok wanita tangguh yang telah banyak dan terlalu banyak mengecap pahitnya kehidupan hingga apapun yang ia rasakan teramat dalam untuk disembuhkan, namun dia tak gentar untuk mengantarkan anak - anaknya menuju kehidupan dan pengalaman yang lebih baik dan lebih berarti, harapan terbesarnya anak anak yang dibesarkan dengan penuh keringat, air mata, dan luka hati yang teramat dalam tidak mengalami apa yang pernah ia alami. 

Dia bukan sosok ibu terbaik di dunia ini, tapi bagiku dialah pelita yang selalu menerangi hari - hariku selama ini. Dia yang berani berkorban dan lelah menerima kehidupan yang tak adil untuknya hanya untuk membesarkan anak - anaknya yang dia harapkan agar kehidupannya jauh lebih baik dan jauh lebih layak. 

Dia rela terus berpuasa agar anak - anaknya bisa masuk universitas dan membuatnya bangga bahwa hidupnya tidak percuma, bahwa perjuangannya ada hasilnya, bahwa dia masih bisa berharap saat nanti diminta pertanggung jawaban atas anak - anaknya dia telah melakukan yang terbaik untuk mereka. 

Dia pelita ku, pelita hatiku, ia yang terkadang salah arti terhadap apapun yang ku jalani, namun ia tak pernah berhenti berdoa dan mendukung apapun keputusanku dalam menjalani hari. Dia hanya berusaha menasihati meski terkadang keinginannya harus selalu yang jadi priority. 

Dia pelitaku, yang tak pernah mendengar kata - kata puitis dari bibirku. Ntah kapan dia akan mendengarnya, tapi aku sungguh mencintainya meski tak pandai aku menyampaikannya dan aku lebih sering menyimpannya dan tak pernah mengucapkannya.  

Dapatkan reward khusus dengan mendukung The Writers.
List Reward dapat dilihat di: https://trakteer.id/the-writers/showcase.