Open mind, Growth mindset dan Positive thinking
Bagaimana sih orang-orang bisa mempraktikan open mind, growth mindset dan positive thinking dalam kehidupannya.

Kasus 1. Open Mind
"Saya tahu kalo ternyata dia sudah memiliki istri. Mungkin sejak perkenalan pertama kami."
"Tapi saya bergaul dengan banyak orang. Saya perlu open mind tentang hubungan kami, toh itu tidak merugikan saya."
Lalu dia melanjutkan ceritanya bagaimana hubungannya dengan si pria menjadi semakin intens. Sampai akhirnya dia merasa tidak kuat untuk menolak lamaran si pria. "Saya menerima lamarannya meski itu berarti saya jadi yang kedua. Dan saya yakin dia bisa mengatasi masalah di keluarganya dan keluarga besarnya. Saya tetap berusaha open minded", tuturnya.
Kasus 2. Growth mindset
Dengan kehidupannya yang bahagia bersama istrinya yang cukup cantik dan seumuran, ditambah lagi kehadiran dua putra putrinya, banyak orang yang tidak percaya ketika menerima undangan pernikahannya yang kedua.
"Saya punya keluarga hampir 8 tahun, dan kehidupan kami sangat stabil. Istri saya punya penghasilan baik dan kami bisa cukup menabung dengan gabungan penghasilan yang ada."
"Jadi saya pikir tidak ada salahnya untuk berbagi kebahagiaan kami. Jika perempuan yang saya nikahi nanti juga punya penghasilan yang baik, saya berharap istri saya tidak akan keberatan. Dia pasti juga mendukung Growth mindset yang saya anut ini", begitu tuturnya.
"Mungkin dia akan menolak pertama kali saya sampaikan. Kita cuma berharap dia tahu ini untuk kebahagiaan bersama, dan lebih banyak orang lagi di dalamnya. Bukankah lebih banyak bakal lebih menyenangkan?" lanjutnya dengan polos.
Kasus 3. Positive thinking
Sebagai orang ke 1052 yang mendengar cerita mereka, saya coba menelusuri kronologis hubungan keduanya. Ternyata waktu bergerak cepat, dan dalam hitungan bulan perkenalan biasa-biasa menjadi jalinan perasaan yang membuncah. Keduanya berbahagia menjalani hubungan di awal, hingga tiba waktunya si pria menyampaikan berita mengagetkan itu kepada istrinya.
Jelas sekali istrinya, didukung keluarganya yang lain, tidak bisa mempercayai berita itu. Banyak cara dicoba untuk mengubah pikiran sang suami, tapi sia-sia saja. Sementara si perempuan menyerahkan nasib hubungan mereka sebagai takdir yang sudah digariskan dan tidak mungkin dilawan.
Saya pun berusaha positive thinking bahwa si pria ternyata belum mengenal perasaan istrinya sendiri. Sementara dia yakin sekali untuk berbagi kebahagiaan bersama yang kedua. Sepertinya dia menjadi korban dalam satu titik pemikirannya. Dan pikiran dibangun dari pengalaman bersama orang-orang dan lingkungan sekitar kita. Seperti korban lainnya, kita harus mendukungnya untuk bangkit.
Tiga kasus di atas adalah contoh bagi kita, bagaimana open mind, growth mindset dan positive thinking bisa berkembang dalam keyakinan seseorang. Open mind, Growth mindset dan Positive thinking, tapi bo'ong.
Dapatkan reward khusus dengan mendukung The Writers.
List Reward dapat dilihat di: https://trakteer.id/the-writers/showcase.