PULANGKAN SAJA
Melihat persoalan dengan jernih akan menghasilkan solusi yang menyenangkan. Tidak ada yang otomatis di Dunia ini, semuanya berproses, meskipun itu menyangkut hal yang sederhana yaltu Mesin Cuci

Aku terbiasa melakukan kunjungan ke pelanggan secara berkala.
Karena hobiku jalan-jalan, maka bagiku Jualan itu sama dengan jalan-jalan (maen) ke pelanggan. Memang di bisnis retail dengan produk mesin cuci, intimasi pelanggan biasa dilakukan lewat telepon, mengingat2 hari ulang tahunnya dan mengunjungi Mereka disaat hari pelanggan.
Bagiku kegiatan seperti itu membosankan, karena sales lain juga bisa melakukan demikian. Malah Mereka terbiasa membawa hadiah-hadiah yang Aku sendiri mungkin ga mampu untuk melakukannya. Prinsip yang kupegang menjual itu menolong pelanggan terhadap segala kesulitan Mereka. Meskipun kadang-kadang bantuan itu tidak berhubungan dengan produk yang Saya jual, yang penting Saya bisa membantu Mereka.
Hari ini aku ada rencana ketemu dua pelanggan premium. Mereka ini frekuensi membeli mesin cucinya bisa 3-4 kali setahun. Kalo mesin cuci yang mereka pake sih itu dibeli dua tahun sebelumnya. Biasanya mereka beli untuk kado perkawinan Keluarga, rekan bisnis ato teman dekatnya.
Seperti biasa, Saya mengunjungi Mereka dengan mengenderai mobil lawas yang selalu setia menemani. Jarak antara kedua pelanggan tersebut ga terlalu jauh dan satu jurusan. Untuk menuju perumahan elite tersebut, Saya biasanya melewati perumahan yang juga menjadi pelanggan Saya yaitu keluarga mba Deasy.
Biasanya jam 08.00 pagi mobil pemilik rumah sudah ga ada. Karena suami istri tersebut bekerja dan pagi Jam 07.30 mereka harusnya sudah berangkat. Karena Mereka sibuk, untuk menemui merekapun Saya lakukan di hari libur dan harus janji terlebih dahulu.
Lho koq masih di rumah? Apa mereka cuti yaaa? Tanyaku dalam hati.
Saya penasaran, langsung menepi dan turun dari mobil menuju ke rumah keluarga mb’Deasy. Mobil masih berada di Garasi, dan sayup-sayup Saya mendengar, seperti ada pertengkaran kecil.
“Capek-capek Saya cuti menjemput Kamu ke Kampung, nyampe disini Kamu minta pulang, enak aja”
Udah papa aja yang cuti dan antar Dia pulang ke kampungnya. kata mba Deasy sengit.
Oalaaaaaah Mama, masak Aku yang ngantar pulang anak gadis orang, apa nanti kata tetangga. Lagian sisa cuti Saya udah Kita alokasikan untuk liburan. Balas suaminya ga kalah sengit.
Saya jadi ragu untuk masuk. Kelihatannya suami istri tersebut lagi bertengkar tentang seseorang. Pikirku. Ya udah ga papa, mudah-mudahan bisa membantu. Kataku dalam hati.
Selamat pagi, kataku sambil memencet bel.
Emmm Pagi, pak.. Bapak mau ketemu Siapa? tanya seorang gadis menyambutku.
Bapak dan Ibu ada? Tanyaku.
Ada, jawabnya singkat.
Saya Berlian, ingin bertemu dengan Ibu dan Bapak, kataku mantap.
Oh, emmm, sebentar ya Pak. Jawabnya meninggalkanku diluar.
Siapa? Tanya Suaminya tegas.
Katanya dari pak Berlian, mau ketemu Ibu dan Bapak.
Pak Berlian? Ma ada janji sama Berlian ga’? tanyanya ke Istri.
Ga’ada. Hmmmm ada apa yaaaaa. Ntar aku lihat dulu.kata istrinya
Selamat Pagi mba Deasy, maaf Saya tadi agak khawatir ada apa. Soalnya sudah jam 08.30 koq Ibu dan Bapak masih di rumah. Biasanya khan udah berangkat ke Kantor. Kataku menjelaskan.
Iya nih, gara-gara si mba’Kita jadi bertengkar.
Coba bayangkan, untuk menjemput Dia Saya bela-belain cuti.
Eeeeeh, udah nyampe disini minta pulang. Khan ga mungkin mengantar Dia pulang Saya harus cuti lagi. Kata bu Deasy nada tinggi.
Ooooh gitu, jawabku.
Trus gimana bu Deasy. Apa perlu Saya yang mengantar pulang? Kataku menawarkan solusi
Berlian yang ngantar pulang? Serius? Tanyanya lagi
Iya serius, jawabku singkat.
Papaaaaaaa! Sudah ada solusinya, ini Berlian mau ngantarin pulang. Teriak Bu Deasy ke Suaminya.
Apa? Kata suaminya menghampiri
Yang Beneer? Tanyanya lagi tidak percaya.
Iya serius, Saya antar pulang. Tapi sebelumnya ijin ngobrol dulu dengan si mba’. Baru kemudian Saya antar pulang. kataKu memberi isyarat.
Siap-siap, silahkan ngobrol sepuasnya. Habis itu antar Dia pulang, katan mba Deasy.
Kalo mau ditinggal kerja juga ga papa mba Deasy, pokoknya aman. Kataku meyakinkan mereka berdua.
Akhirnya mereka tergesa-gesa berangkat ke Kantor, karena memang sudah terlambat.
Saya panggil si mba terus Saya tanya. Mba’memang mau pulang? Khan baru satu hari disini. Tanyaku penasaran.
Iya pak, Saya takut kerja disini. Jawabnya.
Takut? Tanyaku.
Iya pak. Khan Saya kalo di kampung ga biasa mencuci pake mesin cuci.
Nyampe disini, nyucinya harus pake mesin cuci. Makenya bagaimana Saya jadi bingung.
Terus tulisannya juga saya ga ngerti. Waktu Saya tanya ibu majikan, Cuma disuruh pencet2.
Wuah kalo rusak, bagaimana pak. Khan gaji Saya juga ga’ seberapa. Katanya kecut.
Ooooooh, itu. Jawabku.
Terus apalagi yang mba takutkan. Tanyaku penasaran.
Itu aja pak. Katanya.
Terus kalo Saya ajarin cara make mesin cuci dan mba bisa. Masih ingin pulang ga? Tanyaku
Ya nggak pak. Katanya
OK kataku, Ibu mertuanya mba Deasy ada khan mba? Soalnya Saya takut kalo di rumah Cuma Kita berdua. Kataku.
Ada, Ibu lagi ngaji kayaknya. Katanya
OK, kataku sekarang Kita ke ruang cuci, biar Saya ajari cara make mesin cucinya. Kataku santai
Setelah dikasih contoh dan dilakukan untuk beberapa pakaian. Akhirnya si mba bisa menggunakan mesin cuci tersebut dengan baik dan benar.
Bagaiman mba? Mudahkan? Tanyaku
Iya pak, ternyata gampang yaaa. Dan kayaknya bisa cepat kering ya Pak! Jawab si Mba senang
Sebelum Saya pamit, saya tanyakan lagi apakah si mba masih mau pulang.
“Ya enggaklah pak. Saya betah disini, nyucinya gampang dan keringnya cepat. Jadi bisa langsung diseterika”. Katanya mantap
Dan mba bisa lanjut nonton sinetronnya yaaaa. Kataku mengakhiri percakapan.
Sebelum meninggalkan Rumah tersebut, mba’Deasy aku telepon, ternyata langsung diangkat
“Gimana Berlian, kapan diantar pulang? Tanyanya
“ntar lebaran, dia bisa pulang sendiri”kataku.
Lho koq………….
Telepon kuputus dan Aku kembali ke Mobil untuk menemui kedua pelangganku.
Ga lama kemudian Saya mendapat pesan pendek dari mba Deasy,
Dan isi pesannya, (mo tahu?)
Mo Tahu aja, ato mo tahu bangeeet.
Dapatkan reward khusus dengan mendukung The Writers.
List Reward dapat dilihat di: https://trakteer.id/the-writers/showcase.