Niskala

Puisi mengenang sebuah keberadaan di Batu Karut

Niskala
Ibu menggendong anaknya.

 

 

 

 

Jauh di Selatan kutangkap gigilku yang tak juga mau reda
Kupeluk
Kupeluk
Kupeluk
Diam ia menetap lama
Berubah menjadi derai air mata

Jauh di Selatan kuusap lukaku dengan raba dan tiupan doa
Darah yang menetes tampak tak seberapa
Terjejak di butir pasir putih yang telah berabad menunggu waktu tiba

Wahai Jiwa!
Adakah yang lebih indah dari jiwa-jiwa tua yang saling berpeluk dan bersapa?
Yang getarnya mengguncang dada anak manusia?

Debur kah itu?
Gemuruh kah?
Reda
Hilang
Sayup
Hening
Sebuah tembang sunyi mengalun lembut
Seperti senandung Ibunda menidurkan Sang Permata Hati

Seperti ajakan senyum Ibunda pada bayi di dekapan yang matanya bulat jenaka

Oh, Ibu
Ampuni saja putrimu
Doakan ia semoga sanggup menetapi sirathal mustaqim
Semoga dalam pelukan damai Sangkan Paraning Dumadi

 

 

 

 

Location unknown, 26 Agustus 2019

Dapatkan reward khusus dengan mendukung The Writers.
List Reward dapat dilihat di: https://trakteer.id/the-writers/showcase.