Mentari dan surya

"Kamu adalah sesuatu yang tidak aku mengerti. Tiba tiba ada, mengisi ruang, menjadi rindu. Memenuhi semua hari, juga malam malamku. Adakah kamu, juga merasakan, getar yang sama. Atau hanya ilusi saja."

Mentari dan surya

#Upacara Bendera

Hari itu, awal tahun pelajaran 1991, 

terlihat upacara bendera, untuk pertama kalinya.

Disekolah menengah pertama negeri, ditengah kota kecil, yang terletak di sepanjang pantura,terhimpit diantara kota Pekalongan dan kota Tegal. 

Kota itu bernama Pemalang, yang diapit gunung Slamet, dipuncak selatan, dan pantai Widuri diujung utaranya.

Diantara ratusan murid baru,nampak seorang anak lelaki, berdiri paling depan. 

Dia bernama "Putra suryana" atau biasa dipanggil Surya.

Sementara, didepan dibarisan pengibar bendera, tepatnya ditengah, ada seorang gadis mungil berkulit eksotis dengan hidung minimalis,yang bernama Mentari, mereka berdualah yang akan menjadi pusat, pada cerita kali ini.

#surat rahasia yang ketahuan

Riuh sekali siang itu,suasana dikelas 1 c, teriakan dan candaan silih bersautan,tetiba terdengar suara teriakan anak lelaki "mana suratnya,mana suratnya" teriak Deni sibadung jagoan kelas,

lalu, selembar kertas berwarna pink berhasil direbutnya, dari tangan Reni, teman sebangku Mentari,yang akan membawa titipan surat, untuk Surya. 

Dan dengan gaya seorang sastrawan hebat sekelas Sutardji Calzoum Bachri saat beraksi diatas panggung,Deni membacakan surat itu dengan mendayu dayu,membuat seisi kelas semakin riuh ramai seperti pasar malam saat malam minggu.

Sementara dipojok kelas,dibawah bangku,Surya bersembunyi,dia sungguh merasa teramat malu,hancur sudah harga dirinya sebagai seorang lelaki,terbuka sudah, semua rahasia yang selama ini dia pendam dalam, dan sembunyikan,

"ah.... teman teman brengsek",begitu pikirnya,tapi.... ya sudahlah,nasi sudah menjadi bubur,tidak mungkin kan, berubah jadi nasi lagi, apalagi nasi uduk, atau nasi rames.

Pasti hari hari kedepan, tidak akan pernah sama lagi,akan banyak tatapan penuh ledekan,belum lagi tulisan didinding pagar,di dinding WC dan banyak lagi, yang menorehkan kata kata "surya love mentari",dan sumpah itu susah sekali dihapusnya,kita hapus satu,tumbuh lagi seribu.

Kalian tahu kertas iklan yang suka ada di batang pohon,atau menempel di dinding tembok rumah orang tanpa ijin,yang cepat sekali berganti setiap harinya,yang kecepatannya melebihi berita hoax saat pemilu, yang cepat sekali menjadi viral,meski berita itu tidak benar.

Tapi..... yang Surya tidak pernah tahu,ada Eko,Budi,Santo,Yudi,Joko,belum lagi kakak kelas,Rudi,Hardi,Stevi, dan banyak lagi, tak tersebut namanya, 

yang akan patah hati berkeping keping,ketika mengetahui sebuah kenyataan,

bahwa Mentari  telah melabuhkan hatinya pada Surya, lelaki sederhana, yang bahkan uang sakunya, hanya sepersepuluh dari uang saku Mentari.

 

"Brompton dan wimcycle

Eh siapa sih Mentari...,kalian tahu Amanda Manopo pemeran andin dalam sinetron Ikatan Cinta,tapi saat dia belum begitu terkenal,saat kulitnya masih eksotis,ya kurang lebih 85 persenlah tingkat kemiripannya.

Mentari gadis mungil dengan hidung minimalis, tapi digandrungi banyak  teman lelaki sekolahnya,

mungkin karena Mentari dari keluarga yang lumayan tajir,dia anak salah satu pejabat teras dikabupaten Pemalang. 

Dia juga mayoret marching band yang sudah berkiprah sejak sekolah dasar lalu berlanjut sampai sekarang di Sekolah menengah pertama.

Kalian tahu kan Mayoret !!,pemimpin regu sebuah perkumpulan "musik baris berbaris",yang terdiri dari drum,pianika,terompet,cymbal, dan banyak lagi,biasanya memakai baju dan rok seksi sedikit diatas lutut, membawa tongkat panjang berbunyi ecrek... ecrek... jika digerakkan keatas dan kebawah,berjalan dengan pinggul melenggak lenggok bak peragawati, yang sedang berjalan diatas catwalk,

Dan pastinya, menjadi hiburan yang mewah, buat para pria setengah dewasa macam surya dan teman temannya.

Sementara Surya sendiri, lebih mirip seperti Arya Saloka pemeran Alde Baran. Tapi, dia versi low endnya,karena dia cuma anak buruh bangunan yang tinggal disebuah kontrakan kecil,bahkan dia pernah terbengong bengong,saat pertama kali memasuki kamar Mentari,karena, luas kamarnya, hampir sama dengan rumah kontrakan yang disewa bersama orang tua dan seorang adiknya.

Sejujurnya ada banyak sekali perbedaan antara Mentari dan Surya,jika diibaratkan sepeda, mereka seperti Bromtom dan Wim Cycle, memang sama sama sepeda lipat,

tapi,Mentari mewah dan mahal, sementara Surya cukup menawan tapi sederhana.

 

#Berawal dari tempat pensil

Cinta memang terkadang sulit dimengerti,

suatu hari Surya menemukan tempat pensil berwarna pink yang sangat dikenalnya, "ini milik Mentari"begitu fikirnya dalam hati.

Hari itu memang Mentari sakit dan meminta ijin pulang lebih awal,lalu dengan secepat abang abang gofood, Surya mencoba berlari, meski terengah, saat mengejar becak yang membawa Mentari.

Beruntungnya, akar besar pohon beringin, didepan sekolah, seperti telah

bekerja sama dengan semesta, karena dengan itu, laju becak menjadi sedikit terhambat,memudahkan Surya untuk berlari menghampiri, dan bisa mengembalikan tempat pensil milik Mentari,tepat sebelum becak tinggal landas meninggalkan gerbang sekolah.

Dan entah kenapa, tiada angin tiada badai, sejak saat itu, wajah Surya, begitu menghantui hari hari Mentari,

senyumnya, gigi gingsulnya, hidung mancungnya,selalu terbayang setiap saat, bahkan aroma badannya yang masih alami pun selalu tercium, membuat lupa makan,lupa minum,dan tidurpun menjadi rindu yang menggebu tidak menentu. 

 

#Puisi tengah buku

Dengan tekad yang kuat,menepikan rasa malu, dan getar getar tidak menentu, suatu hari, Mentari pura pura pinjam buku catatan milik Surya, dengan alasan, dia tidak sempat mencatat pelajaran hari tadi,

dan semalaman,bukannya menyalin isi buku, tapi dia, malah sibuk membuat puisi,hingga keesokan harinya, sebuah puisi sudah tercatat di tengah buku milik Surya.

"Surya.... ini bukunya aku kembalikan,jangan lupa baca tengah bukunya ya",kata mentari saat mengembalikan buku.

"Maksudnya..... gimana....",tanya surya,

tapi... pertanyaan itu tertelan bel sekolah, dan riuh anak anak yang ingin segera pulang.

 

#Puisi Mentari

Setelah menghabiskan nasi dengan sayur asam,sambal terasi dan ikan asin kesukaannya,Surya penasaran dengan ucapan Mentari,kemudian dia membuka tengah buku, terlihat sebuah puisi,lalu perlahan dibacanya,

"Kamu adalah sesuatu yang tidak aku mengerti.

Tiba tiba ada, mengisi ruang, menjadi rindu.

Memenuhi semua hari, juga malam malamku.

Adakah kamu, juga merasakan, 

getar yang sama.

Atau hanya ilusi saja."

Setelah membacanya;

pikiran Surya sedikit bingung, apa maksudnya ya puisi ini;

dia baca lagi...,lagi..., dan lagi, puisi itu, berulang ulang sampai hafal diluar kepala,tapi belum juga paham apa maksudnya.

Andai saja pada tahun itu sudah ada WhatsApp,pasti dia akan kirim gambar,atau stiker bernada kebingungan

Karena, meski Surya tahu nomer telepon rumah Mentari,sayangnya, dia belum punya keberanian, untuk sekedar menelpon Mentari,bukan karena dia malu atau takut lidah menjadi kelu,

tapi lebih karena,dia belum tahu,bagaimana tata cara untuk menelpon,di telpon umum yang berwarna biru, yang kalau nelpon harus pake koin seratus perak sekali panggilan.

Padahal setiap hari Surya melewati bok biru telepon itu, karena didekat Sekolah Dasarnya pun ada,tapi dasar Surya anak lugu,tidak sekalipun dia pernah mencoba atau sekedar melihat tata cara bertelepon di Telepon Umum.

 

#Mentari surya, jadian

Akhirnya pagi itu datang, setelah semalaman, ribuan tanda tanya memenuhi benak Surya.

sesampai disekolah dan mengunci sepeda model balap ditempat parkir,

Surya berjalan, dengan tas selempang model Lupus, tokoh idolanya, sesampainya dikelas,celingak celinguk matanya beredar mengelilingi seisi kelas yang masih kosong,dan menemukan Mentari dengan senyum terindahnya.

"Hai mentari,selamat Pagi ,puisinya bagus,tapi itu buat siapa, dan maksudnya apa ya",dengan polosnya, Surya bertanya.

"He he... ya itu puisi buat kamu lah Surya,kan aku nulisnya dibuku Surya,bukan di buku mang Udin penjaga sekolah"jawab Mentari jenaka.

"maksudnya Surya mau nggak, jalan bareng sama aku",lanjut mentari

"Oh.... mau ngajak jalan jalan,ya hayu, mau jalan jalan kemana kita", kata surya sambil menggamit tangan mentari.

"Surya....,bukan jalan jalan begitu,tapi maksudnya Surya mau nggak jadi pacar aku",kata Mentari perlahan, sambil menggengam erat tangan Surya.

"Pacar....apa itu pacar,Surya nggak paham dan belum pernah pacaran",jawab surya.

Perlu kalian ketahui pada masa tahun 1991 di pemalang, pacaran adalah hal yang masih tabu untuk anak SMP apalagi yang baru lulus SD dan kampungan macam Surya ,referensi tentang pacaran, belum semeriah seperti sekarang,pengetahuan tentang pacar dan dunianya, masih sebatas bacaan sekelas novel tenlite Lupus,wiro sableng dan semacamnya.

Dan kebetulan sekali,Surya belum pernah ternoda, oleh semacam stensilan, sekelas any arow atau sereceh Fredy s.

Jadi tidak heran, jika Surya belum begitu paham, apa itu pacaran, dengan segala pernak perniknya,

Tak seperti Mentari, yang pergaulannya sudah cukup luas, dan lumayan mengerti, apa itu pacaran dan dunianya. 

Perlu kalian tahu di kota seimut Pemalang pada jaman itu sudah ada perbedaan kelas pergaulan,untuk sekelas Surya yang tinggal sedikit kepinggir kota, dengan Sekolah Dasar di komplek yang sedikit kumuh, pergaulannya ya sekedar main petak umpet,gobak sodor,ngejar layangan,juga nyari belut dan kodok disawah, 

Sedikit berbeda dengan Mentari yang tinggal ditengah kota, 

yang Sekolah Dasarnya saja sudah premium,yang diisi oleh anak anak pejabat,serta anak para pengusaha, jelas pergaulannya sudah cukup modern,mainnya di mall,nonton film dirumah atau nonton dibioskop setiap saat,

Meni pedi ke kesalon,

padahal jika diukur, jarak mereka berdua hanya sepuluh ribu jika naik Gojek,tapi karena belum adanya teknologi seperti sekarang, maka kesenjangan itu terjaga dengan baik, dan menjadi lestari, 

Hingga berpuluh tahun kemudian negara api menyerang dengan kilatan teknologi dan Android,dan kita disini, tak ada bedanya dengan mereka dibeda benua,sama sama bisa bergoyang tiktok dan nonton youtube.

 

#belajar tapi pacaran

"Pokoknya terima aja ya,Mentari jadi pacar Surya,nanti kita bisa belajar bareng,main bareng,pokoknya bareng,kemana mana berdua,"kata Mentari semakin menggenggam erat tangan Surya.

"Iya iya,oke deh,tapi janji ini harus jadi rahasia ya,Surya malu kalau ketahuan teman teman yang lain",jawab

Surya sambil memandangi tangannya yang terus menerus digenggam Mentari.

"Iya,siap",kata Mentari girang, sambil  memeluk erat Surya,dan itu membuat dada Surya bergetar tidak karuan.

Untung aja segera dilepaskan karena terdengar suara teman teman yang mulai memasuki kelas,jika tidak, bisa meledak dada Surya,karena sesak oleh getaran getaran aneh,yang baru pertama kali dia rasakan. 

Hari itu, Surya bersama temannya,pertama kali bermain kerumah Mentari,dalam rangka belajar kelompok,dan karena kebetulan Mentari satu kelompok dengan Surya.

Eh... aslinya tidak kebetulan, tapi karena Mentari sedikit ngotot pingin satu kelompok dengan Surya,meski secara aturan belajar kelompok,rumah Surya terlalu jauh dengan Mentari,tapi apa mau dikata, jika cinta sudah dihati, apapun akan dijalani, asalkan selalu dekat dengan sang pujaan hati.

Dan tentu saja Surya tak bisa menolak, untuk ikut kelompok belajar bersama mentari.

Dan ketika sampai dirumah Mentari,

dasar Surya pemuda kampungan, 

dia merasa gagap teknologi,ketika melihat Televisi dirumah Mentari yang besar,tapi tidak pake kaki dan punya alat untuk mengontrol dari jarak jauh,

Suryapun juga semakin tertegun, ketika televisi dinyalakan, gambarnya berwarna,suaranya terasa nikmat ditelinga,seperti melayang layang, ada dimana mana,

belum lagi dia usai dengan kekaguman dan kenorakkannya, ada lagi yang lebih menakjubkan, 

ketika Mentari memasukkan sejenis alat seperti tempat buku,berbentuk kotak,kedalam alat elektronik, yang juga kotak, ada lampunya, yang ada dibawah rak televisi.

"Surya nonton Tom and jery yuk,belajarnya biar tambah asyik"ajak Mentari pada Surya yang masih saja, tertegun sedikit norak dan kampungan.

"I...iya mentari",jawab Surya sedikit tergagap.

Dan itu adalah awal yang luar biasa buat Surya,tetiba punya pacar,tetiba melihat televisi berwarna yang besar sekali,dengan kaset dan vidio tapenya,dan sungguh dia Bahagia sekali,sampai makan pun dipercepat,karena ingin cepat tidur dan bangun lebih pagi,biar bisa bertemu Mentari lagi.

 

#Tidak selamanya selalu indah

Kehidupan Surya sejujurnya semakin indah dan berwarna ketika sudah mengenal Mentari,sampai ketika surat Mentari yang ketahuan dan dibacakan oleh Deni didepan kelas,semuanya menjadi berubah buat kehidupan Surya,rasanya seperti Ariel noah versus cut tary dan luna maya, yang vidionya heboh mempersatukan semua elemen api,air dan udara.

Atau Gisel dengan vidio sembilan

Belas detiknya, yang bisa mempersatukan cebong dan kampret berpadu erat tanpa sekat.

Rahasia kisah cinta itu, menjadi santapan publik, hampir seluruh penghuni sekolah dari Guru,Petugas BP,Penjaga Sekolah,bahkan Kepala Sekolah pun menjadi tahu,dan yang lebih heboh lagi sampai tukang empek empek didepan sekolah aja tahu, hubungan antara Mentari dan Surya,dan tulisan "Mentari love Surya" terpampang jelas digerobaknya.

Buat Mentari dia enjoy enjoy aja bahkan terlihat menikmati,tapi tidak buat Surya,dia mengalami shock pergaulan,

tiba tiba semua orang mengenal dan membicarakannya,

"Surya love Mentari"tertulis dimana mana,ditembok dan pagar sekolah,ditembok WC,bahkan sampai digerobak empek empek langganannya.

Tak ada lagi ketenangan saat Surya mengajak lari pagi Mentari, ke pantai Widuri,

sepertinya semua mata memandangnya penuh curiga,ada saja yang teriak cie..cie...pacaran nih ye....bahkan Nama "Surya love Mentari" tertulis di atas pagar pintu masuk pantai Widuri,padahal itu pagar lumayan tinggi,adalah lima meter kali ya, tingginya.

Dan yang lebih kurang ajar lagi,tulisan itu juga terpampang di makam cina yang menjulang tinggi keatas,konon dulu ketika orang itu meninggal dia ingin dimakamkan dalam keadaan berdiri,entah benar atau tidak, rumor itu. 

 

#Nasihat Mamah Surya

Suatu hari Surya sakit dan ijin tidak masuk sekolah,

dari hari jumat,sabtu, lalu pada minggu karena tidak ada kabar berita,Mentari bersama Reni, dan kedua kawan perempuan yang lain,berkunjung kerumah Surya,berbekal satu rantang berisi agar agar manis,

Mentari tanpa canggung, lalu mencium tangan mamah Surya ketika pertama kali bertemu,mamah Surya pun tersenyum lalu mempersilahkan masuk, ke empat tamu teman teman surya.

Setelah memanggil surya,mamahnya ke belakang untuk mempersiapkan sekedar air minum,dan makanan kecil.

"Surya,kemana aja,sakit kok nggak ada kabar",tanya mentari sedikit khawatir.

"Kemarin badanku panas,kayaknya masuk angin,habis kehujanan sewaktu pulang sekolah",jawab surya sedikit lemas.

"Ayo nak diminum dulu,maaf sekedar minuman dan makanan kecil",kata mamah Surya sembari membawa nampan berisi air teh manis dan sepiring kacang tanah sangrai.

Setelah satu jam Mentari dan teman teman,pamit pulang,lalu mamah Surya bertanya sedikit serius pada anaknya

"Temen kamu yang bawa agar agar itu siapa namanya,kelihatannya dia baik dan sopan".

"Namanya Mentari mah, temen satu kelas,kebetulan temen baik Surya di kelas 1 c",jawab surya singkat,takut mamahnya bertanya lebih lanjut.

"Oh Baguslah anak mamah punya teman baik perempuan,mamah nggak larang kamu temenan sama siapa saja,

tapi ingat,jika kamu sudah besar nanti dan siap menikah,

ingat perkuatlah dirimu sekuat mungkin,sehebat mungkin,dan sekaya mungkin,

agar kamu lebih dihargai oleh pasanganmu dan keluarganya."

"Dan ingat jika kita besi carilah besi lagi,jika kita kaleng carilah kaleng lagi,

artinya kita harus seimbang dalam mencari pasangan nak,harus sesuai dengan keadaan kita,kalau bisa jangan mencari pasangan yang terlalu tinggi diatas kita,dikhawatirkan kita akan jatuh dan hancur berkeping keping."lanjut mamah surya memberi petuah.

"Iya Mah,"jawab Surya tanpa membantah.

#pura pura putus

Satu tahun sudah, Surya dan Mentari duduk dikelas satu,sebentar lagi kenaikan kelas,dan sudah hampir satu tahun pula kisah cinta antara Mentari dan Surya terlewati.

Dan jujur saja, mereka kelihatan cukup bahagia,meski terkadang Surya masih malu,dan terkadang kerepotan sendiri, menghadapi rival rivalnya sesama pengagum Mentari, yang tidak kesampaian menjadi pacar Mentari, 

dan masih saja berharap untuk menjadi pacar Mentari.

Dikelas dua,kelas Mentari terpisah dengan kelas Surya.

Dan karena semakin banyaknya mata pelajaran,akhirnya suatu hari 

Surya bicara empat mata dengan Mentari.

"Mentari bagaimana kalau kita pura pura putus",ujar Surya

"Kenapa surya....kenapa harus pura pura putus Surya,apanya yang salah surya... atas hubungan kita",jawab Mentari

"Nggak ada yang salah Mentari,tapi dengan semakin banyaknya mata pelajaran,aku butuh konsentrasi lebih,sementara,karena kita beda kelas, semakin jelas dan ada saja yang julidin aku Mentari".

"Dan nggak mungkin juga kan kalau mereka yang julid, harus aku ajak berantem,bisa bonyok dong Surya,kalau berantem tiap hari".

"Jadi kalau kita pura pura putus,setidaknya hati mereka yang julid akan sedikit senang. 

Dan semoga, akan semakin berkurang mereka yang julidin aku Mentari",kata Surya mencoba menerangkan.

"Hmm...gimana ya..,tapi bagaimana kalau nanti banyak teman teman cowok yang lain pada naksir ke aku,apa kamu nggak marah",jawab Mentari sedikit menggoda surya.

"Ya tolak aja Mentari,

jawab aja kamu nggak mau pacaran,

kan kita cuma pura pura putus aja",balas Surya sambil nguwel nguwel kepala Mentari dengan gemas.

"Oke deh,kalau itu maumu,tapi bagaimana caranya Surya,"tanya Mentari sambil bergelayut mesra pada lengan surya.

"Gampang,bikin aja surat putus,lalu seperti biasa kirim lewat Reni tapi didepan Deni,pasti Deni Penasaran dan kejadian yang kemarin akan terulang lagi he.. he.. he",kata Surya tersenyum mengatur strategi.

"Oh iya..ya..Reni sama Deni kan sekelas denganku,oke deh,nanti malam aku tulis suratnya.....

Kekantin yuk,pura puranya  kita kekanrin untuk yang terakhir ya,sebelum kita putus",ajak Mentari sambil menarik tangan Surya.

Keesokan harinya,sesuai dengan perkiraan,terjadi kehebohan di kelas Mentari,ketika Deni seperti biasa dengan gaya sastrawan terkenal,kembali merebut dan membacakan surat dari Mentari,tapi kali ini isi suratnya,sangat melegakan para pengemar Mentari,karena yang mereka tahu,hubungan Mentari dan Surya telah putus,

padahal,setelah itu Mentari pergi ke WC sekolah untuk menemui Surya dan mereka tertawa bersama sambil menuliskan kata "Mentari benci Surya" didinding WC beserta gambar Love yang terbelah. 

Dan tentunya hubungan mereka berdua kian dekat dan kuat meski tersembunyi,tapi itu tidak masalah sekarang,karena Surya sudah bisa menelpon ditelpon umum,dengan koin seratus rupiah,dan terkadang dengan mengendarai sepeda, Surya bisa pergi ke warung telekomunikasi. 

Atau sering disingkat "Wartel" yang terletak di pusat kota,bersebelahan dengan kantor Telkomsel.

Surya sekarang bisa berlama lama menelpon Mentari,meski dengan itu dia harus lebih hemat untuk tidak jajan seharian karena uang sakunya hanya bertambah seratus rupiah.

Ah cinta memang butuh pengorbanan,dan Surya telah melakukannya dengan sungguh sungguh.

 

#Warung Bi Darmi dan Terminal Sirandu.

Sirandu adalah nama terminal bus di pemalang waktu itu,

Sebelum masuk keterminal bus, ada perempatan jalan yang cukup luas,ramai dan strategis,

juga karena tidak jauh dari terminal terdapat stadion olah raga dan Sekolah Menengah Atas favorit dikota Pemalang,

yang kelak Mentari akan melanjutkan sekolahnya disana.

karenanya jika jam pulang sekolah, pastilah sangat ramai disana,bercampur antara penumpang bus dan anak anak sekolah.

Tak terasa Mentari dan Surya sudah kelas tiga,

sebentar lagi mereka akan melanjutkan ke sekolah pilihan masing masing,dan ternyata sampai kelas tiga hubungan mereka tetap baik, 

bahkan lebih akrab,saling memahami satu dengan yang lain.

Meski ada saja hal hal yang mengganggu,tetapi mereka bisa melaluinya dengan baik dan bijaksana.

"Surya mau melanjutkan ke sekolah mana",tanya Mentari ditengah dentuman suara musik diantara pentas seni perpisahan kelas mereka.

"Aku pingin ke STM negeri  pekalongan",jawab Surya sedikit berteriak,untuk mengimbangi suara musik yang semakin berdegup kencang.

"Wah semakin jauh dong kita",jawab mentari

"Iya...,tapi tenang aja,kan aku bisa nelpon,atau ketemuan di Terminal Sirandu setiap pulang sekolah,

kamu mau tunggu aku kan",jawab Surya dengan sedikit memohon,

"Iya pasti aku tunggu,kalau keburu tapi ya, aku akan selalu tunggu Surya 

setiap Pulang sekolah",jawab Mentari.

Begitulah....cinta memang selalu menemukan jalannya,meski telah terpisah antar dua kota,dan belum ada alat komunikasi secanggih sekarang,

ada saja cara mereka untuk bertemu, 

atau sekedar berkomunikasi,

dari saling tunggu ketika pulang sekolah,lalu mampir sejenak ke warung bi Darmi yang terletak didepan terminal Sirandu,untuk sekedar melepas rindu sambil minum teh botol,

atau saling menitip surat, 

juga ke warung bi Darmi jika keduanya tidak sempat bertemu.

Dan sudah seharusnya mereka berdua berterimakasih kepada Bi Darmi yang sudah menjadi penghubung setia, dan menjadi tempat terindah untuk kisah cinta mereka. 

 

Demikian kisah ini,mohon maaf jika ada kesamaan nama tokoh dan situasi,karena cerita ini lima persen kisah nyata, dan sisanya adalah kisah suka suka khayalan penulis.

Terima kasih.

 

Dapatkan reward khusus dengan mendukung The Writers.
List Reward dapat dilihat di: https://trakteer.id/the-writers/showcase.