LEGENDA LELUHUR DI TEMPAT YANG TINGGI

Tanda merah di tangan itu terlihat sangat jelas. Ya betul.. itu gambar yang sama ketika ku lihat pertama kali pada orang yang kusalami hari ini.
Sudah satu minggu lamanya berada di tempat baru, anakku Andy lebih banyak diam. Walau kini kami sudah mulai akrab dengan para tetangga sekitar. Sebut saja pak William pria tua suku asli Amerika berbadan tegap mantan tentara perang Vietnam yang ringan tangan dan tuan Morgan petani tembakau yang memiliki motor tua buatan eropa itu. Mereka sangat ramah kepada kami berdua.
Sepeninggal istriku yang mati mengenaskan tenggelam di danau Norman setelah perahu kami terbalik karena badai. Aku dan Andy berusaha menjauhi daerah perairan. Danau, pinggir pantai ataupun laut. Harusnya itu jadi liburan yang menyenangkan tapi berubah jadi kenangan menyakitkan. Untuk anak berumur 6 tahun, peristiwa pilu itu terus menghantui dirinya. Kami berdua pun akhirnya pindah dan tinggal di daerah pegunungan Appalachian, Carolina Utara. Hawanya sejuk dengan langit yang indah. Beberapa saat kami bisa lupa dengan kejadian tragis yang menimpa orang kesayangan kami dengan hanya berbaring di halaman rumah baru kami memandangi langit berbintang berselimut jaket tebal. Sejenak kami bisa lupa dengan melihat cakrawala yg luas membentang, seakan berkomunikasi dengan semesta, nyaman sekali.
Tapi beberapa hari ini Andy selalu diam dan murung hingga akhirnya ia bercerita bahwa mendiang ibunya mendatanginya dalam mimpi. Ia berpesan agar kami menjauhi bintang-bintang. Aku hanya tersenyum getir dan mencoba menenangkannya. Dalam mimpinya ia lihat dengan jelas ibunya melayang di langit berbintang tidak tenggelam dalam air.
Lagi-lagi aku teringat tanda merah dan gambar yang sama. Kupikir itu hanya sebuah tato di lengan, tapi jelas sekali berbentuk bintang! Pak William tetangga sebelah kami memiliki gambar bintang berukuran kecil di lengan sebelah kirinya. Itu terlihat secara tak sengaja saat ia membantuku mengangkat ranjang saat kami baru pindah beberapa hari.
Dan hari ini sebuah gambar berbentuk bintang ada di tangan kanan tuan Morgan saat kubantu menyalakan motor tuanya di depan rumah kami. Ia berkata tahun ini panen tembakau melimpah dan mungkin bisa memperbaiki motor tuanya dari hasil tabungannya. Kuekspresikan rasa senangku sambil menjabat tangannya erat. Selain gambar bintang di tangan, jelas terlihat guratan senyum di wajah lelaki paruh baya keturunan suku Indian Cherooke itu.
-------------------
Brukk..! Tubuhku terhempas di atas tempat tidur. Malam ini aku lelah sekali, karena Andy menangis tanpa henti tanpa sebab. Kutinggalkan ia dalam kamarnya dengan pintu yang sedikit terbuka. Hingga dalam keadaan setengah sadar aku mendengar jeritan itu..
"Ayaaaah..!"
Bergegas aku melompat dari dalam kamarku dan berlari menuju kamarnya yang pintunya sudah terbuka lebar dengan sinar terang memenuhi kamar. Ini tidak mungkin! Kulihat dengan mata telanjang, seperti dalam film fiksi, siluet tiga mahluk menyerupai alien memegang erat tangan Andi dengan mata merah menyala seakan marah padaku. Melawan rasa takut dan kalut yang menyelimutiku, kupaksakan untuk mendorong mahluk-mahluk itu agar melepaskan tangannya dari Andy yang terus meronta dan menjerit ketakutan. Kulemparkan kursi kayu ke arah mereka hingga patah. Bukannya lepas, salah satu diantara mereka mencekik leher Andy keras sekali.
Aku tak ingin lagi kehilangan orang yang kusayang untuk kedua kalinya, maka segala upaya kulakukan untuk menyelamatkan hartaku satu-satunya. Seperti orang gila yang kalap kujatuhi pukulan bertubi-tubi ke wajah mereka hingga salah satunya terjatuh sambil menarikku ke bawah dan akupun terjerembab ke dasar lantai dengan keras. Braak!!
Ouch... Pening kepala ini rasanya saat ku membuka mata. Tapi ini sudah pagi.. dan aku berada dalam kamarku sendiri bukan di kamar Andy. Sialan! Kini aku yang bermimpi. Kulihat Andy sudah berpakaian rapi sambil sarapan di meja ruang tengah. Setelah kulihat di kamarnya pun tak ada bekas kekacauan seperti yang kuingat semalam.
"Aku berangkat dulu yah!"
Dengan wajah ceria Andy berjalan ke arah pintu dan membuyarkan semua lamunanku. Kukejar ia keluar tapi sesuatu membuatku berhenti. Apa itu? mataku tertuju ke arah sebuah gambar, sebuah bentuk yang selalu kulihat beberapa hari ini kini ada di leher Andy. Sebuah gambar bintang kecil berwarna merah!
Belum usai rasa heran dengan apa yang ada di leher anakku satu-satunya, terkejut diriku saat menyadari pemandangan di sekeliling rumah kami dan langsung membuat dada ini berdegup sangat cepat, karena hanya ada pohon-pohon besar di sekitar. Tak ada rumah tuan Morgan maupun rumah pak William! Tak ada satu pun rumah di sana!
"Aaaaaarrrrrgghhh....!" seluruh tubuh gemetar dan mulutku berteriak ketakutan sambil menutupi wajahku dengan tangan mencoba bangun dari mimpi buruk ini tapi tak bisa! Hanya bau anyir yang tercium dari kedua tanganku yang tiba-tiba mengeluarkan banyak darah.
Tak sanggup lagi ku berpikir dan berdiri, akhirnya tubuh lemas ini tersungkur jatuh ke tanah, samar-samar kulihat Andy menghilang diantara pepohonan tinggi menjulang ke langit.
Dapatkan reward khusus dengan mendukung The Writers.
List Reward dapat dilihat di: https://trakteer.id/the-writers/showcase.