ETX2020

Catatan: Ini adalah latihan menulis tanpa ide dengan 6 benda di sekitar kita. Benda-benda itu adalah : baju kotor, keyboard, gantungan, jendela, handuk, tissue.

ETX2020

 

Mahluk lucu itu sedang berbaring dengan mata terpejam. Tidak tahu dia sedang tidur atau sedang mencoba tertidur. Sedari tadi bolak balik mengubah posisi, mungkin gelisah belum bisa tidur.
Dia tidak tahu ada aku di sini.

Ruangan ini penuh barang. Ada tumpukan benda fleksible di lantai. Teksturnya bermacam macam, ada yang halus, ada yang kasar. Bentuknya juga bermacam macam dan beraneka warna. Ada yang persegi panjang. Ada yang gabungan dua silinder pipih dengan 3 lubang. Ada gabungan 3 persegi panjang dengan 4 lubang.

Kunyalakan alat di kulit pergelangan tanganku, untuk mengecek daftar dari guruku. Alat ini bernama ETX2020.
Ini adalah Earth Travel kit Xpedition 2020. Microchip tertanam di pergelangan tanganku. Bila dinyalakan akan membuka layar transparan di udara, bisa dilihat di mana saja. ETX2020 khusus untuk ekspedisi ke bumi tahun 2020.

Mungkin ini yang namanya baju. Lalu kucentang di daftar aku, baju, check.
Belum tentu benar, tapi insting aku mengatakan aku benar.
Kucium benda itu, uh bau, itu BAJU KOTOR.
Tapi kenapa ada di lantai ya?  apa mahluk ini tidak takut kotor?
Setahuku manusia takut kotor karena takut sakit. Apalagi sejak kita menyebarkan virus covid.
Ups, jangan buka rahasia. biarkan saja mereka mengira sesama manusia yang membuat virus covid. Biar mereka saling tuduh dan berkelahi sendiri. He he he.
Manusia memang lucu. Aku paling suka melihat reality show mereka.
Setiap sarapan aku selalu menyempatkan diri menonton reality show mereka. Tim hiburan kami suka menempatkan invisible camera di rumah mereka, di kantor, di sekolah, di jalanan, di mana mana. Reality show produksi kami lebih bagus dari reality show buatan manusia.
Karena mereka tidak pernah sadar kalau mereka ditonton, jadi alami semua.
Reality show buatan manusia sih terlalu banyak setingannya, dibuat-buat karena mereka sadar kamera.

Di dekat baju kotor, aku melihat sebuah benda persegi panjang besar berisi banyak persegi panjang kecil, berwarna hitam putih. Kuraba-raba benda itu, persegi panjang kecilnya mengeluarkan suara, masing masing suara yang berbeda.
Oh ini pasti semacam alat musik purba. Kulihat catatan dari guruku, di daftar alat musik, ada gambar aneka alat musik purba manusia, dan kucari gambar yang mirip dengan benda ini. Sepertinya ini KEYBOARD. lalu kucentang. Benar atau salah urusan nanti, yang penting aku centang dulu.
Aku ingin mencoba memainkannya.
Tapi si mahluk membuka matanya. Jadi aku berhenti.  Aku tidak mau dia sadar ada aku di sini.
Untunglah ETX2020 dilengkapi dengan alat pengatur frekwensi. frekwensiku bekerja dengan baik, sehingga dia tidak melihat aku.
Teman seregu aku pernah mengalami kesalahan teknis dengan pengatur frekwensinya, hingga manusia melihatnya. Akibatnya fatal, manusia itu ketakutan mengira dia melihat hantu dan meminta dukun mengusir hantu. Dukunnya bisa melihat kami walaupun dia mengira kita hantu juga. Terjadilah kekacauan yang panjang hingga memperlambat perjalanan kami saat itu.
Sejak itu guruku tidak mengizinkan dia untuk ikut praktek menjelajahi bumi lagi.
Dia harus pindah jurusan. Dikeluarkan dari jurusan  Ilmu Bumi dan Kemanusiaan.
Untung saja guru kami tidak melaporkan pada yang berwajib. Kalau tidak dia bisa masuk penjara. Sudah menjadi kode etik kami untuk tidak boleh diketahui manusia. Presiden kami memiliki peraturan yang sangat ketat.
Semua yang melanggar peraturan akan di penjara, tidak boleh keluar dari planet kami seumur hidupnya. Mesin President kami sangat canggih, diperbaharui modelnya setiap tahun. Ya president kami itu mesin, bukan mahluk hidup. Karena mahluk hidup punya emosi dan bisa punya kelemahan. Sedangkan mesin itu selalu ikut aturan, tidak punya kelemahan.
Manusia juga akan memiliki Pemimpin mesin di masa depan.
Tapi belum saat ini, karena saat ini kami menjelajah ke masa lalu di 2020.
Saya bukan peramal. tapi bangsa kami sudah menemukan mesin waktu sejak lama. 
Kadang kadang kami iseng membawa manusia ikut  pesawat mesin waktu kami. Lalu kami kembalikan ke bumi di waktu yang berbeda, beberapa puluh tahun lebih dulu dari masa hidupnya atau beberapa tahun ke masa yang akan datang. Kasihan sebetulnya, karena sejak kembali mereka dianggap gila. Tidak satupun yang percaya mereka time travel. Itu ulah para remaja kami yang suka iseng. Kalau guru mereka tahu biasanya mereka akan dihukum. Tapi hukuman ringan saja, tidak dilaporkan ke polisi. Karena guru mereka juga senang melihat reality show manusia yang dianggap gila itu. Sampai ditonton berulang ulang mereka masih terbahak bahak terus. Jangan menganggap kami kejam ya. Manusia lebih kejam,  setiap saat saling bunuh sesama manusia. Peradaban kami jauh lebih tinggi hingga tidak ada yang saling bunuh.
OK, balik ke tugas penelitian aku ya, sebab waktunya terbatas, aku tidak mau ketinggalan pesawat aku.

Di dekat  keyboard, ada deretan benda fleksible lagi, itu Baju namanya ya?
Tapi yang ini bukan dilantai, melainkan disambungkan dengan benda semacam plastik warna putih lalu dikaitkan ke silinder panjang.
Kucari di daftarku, mungkin ini GANTUNGAN.
Kucium baju yang ini wangi, tidak bau. Mungkin ini bukan baju kotor. jadi dipisah.

Di sisi lain dari ruangan itu ada benda persegi panjang besar, tertutup benda fleksible. Aku buka penutupnya, ada benda transparant dan kulihat pemandangan di luar ruangan. Ini pasti JENDELA.
Di luar kulihat teman sereguku melambai lambai dan memberi kode dengan bahasa isyarat.
“Cepat, kita cuma punya waktu sejam lagi, pesawat kita akan segera berangkat!” 
“Sebentar lagi, aku hampir selesai!” balasku.
Kucentang jendela dari daftar.


Saat aku berjalan ke sisi lain dari ruangan itu, tidak sengaja aku menyentuh benda fleksible yang basah. Bentuknya persegi panjang. Apa ini? basah menjijikkan, aku tidak mau terkena bakteria dari bumi. Walaupun ilmu kedokteran kita sudah canggih, sakit apapun bisa disembuhkan. Tapi aku jijik saja bila terkena cairan dari manusia.
Kunyalakan ETX2020 untuk mengeringkan tanganku dan membunuh bakteri & virus. Prosesnya tanpa suara jadi mahluk itu tidak terbangun.
Kucari di daftar aku, apa sih benda ini. mirip dengan benda di lantai bernama baju kotor itu. Ada juga benda persegi di tumpukan baju kotor itu. Tanpa lubang, simple saja persegi. Akhirnya kutemukan juga, ini namanya HANDUK. Ih jijik sekali. Segera kucentang daftar aku.

Tiba tiba kudengar suara dari mahluk itu “UHUK UHUK UHUK….”
Dia terbangun, hidungnya mengeluarkan cairan. Ah menjijikkan.
Dia mengambil sebuah benda silinder putih dan merobeknya, menaruh benda putih itu di hidungnya untuk membersihkan hidungnya.
Manusia memang lucu, tapi menjijikkan. Aku senang mengamati mereka di kebun binatang di planet kami. Tapi melihat mereka di alam liarnya di bumi lebih menarik.
“Aduh batuk lagi, ingusan lagi, jangan jangan gue kena covid.” keluhnya.
Lalu dia kembali berbaring dan memejamkan mata.
Aku tertarik dengan benda putih itu. Kucari di ETX2020, dari gambar di daftar aku, kusimpulkan benda ini adalah TISSUE.

ETX2020 ku bergetar, ada pesan dari teman sereguku. Ini bukan bahasa manusia, tapi aku terjemahkan ke bahasa manusia ya.
“Cepat, tinggal 30 menit lagi. Kalau kamu belum kembali nanti ditinggal pesawat !”
Aku baru menemukan 6 benda dari list aku. Tapi aku tidak mau ketinggalan pesawat. Biarlah kali ini nilaiku rendah. Study tour berikutnya aku harus mendapat nilai lebih tinggi. Cepat cepat kunyalakan ETX2020 lagi.
Kutekan tombol untuk kembali ke pesawat. Semenit kemudian aku sudah berkumpul di pesawat dengan teman sereguku.
Semua sudah siap, aku yang terakhir tiba.
Pesawatku segera berangkat kembali ke galaksi kami.
“Sampai ketemu lagi manusia lucu!”

Dapatkan reward khusus dengan mendukung The Writers.
List Reward dapat dilihat di: https://trakteer.id/the-writers/showcase.