KOMUNIKASI DENGAN TEKNOLOGI DIGITAL
cara baru dalam berkomunikasi antar sesama ,menggunakan teknologi digital, internet , dan artifical intelligence ( kecerdasan buatan)
KOMUNIKASI DENGAN TEKNOLOGI DIGITAL
Sejak anak manusia terlahir ke dunia ia telah memiliki kemampuan untuk berkomunikasi, karena memang komunikasi merupakan ‘bakat alami’ yang dimiliki manusia secara alami, contoh bayi yang menangis dan dengan tangisannya itu ia menunjukkan ekspresi wajahnya. Bahkan penulis berpendapat, komunikasi itu bisa dilakukan ketika bayi masih berada dalam kandungan si ibu. Ibu dan ayah bertindak sebagai komunikatornya dan bayi sebagai komunikannya.
Begitu pentingnya hal komunikasi, sehingga dipelajari oleh mahasiswa baik di tingkat strata satu, strata dua, bahkan strata tiga pun rasanya belum cukup untuk manusia melakukan komunikasi dengan baik dan benar serta efektif. Sebagaimana kita tahu bahwa komunikasi yang efektif itu sangat diperlukan dalam banyak hal, dan kemampuan berkomunikasi merupakan verbal smart sebagaimana dikemukakan oleh Howard Gardner dalam ‘The Seven Smart’ yang kemudian dikembangkannya menjadi ‘Multiple Smart’, kecerdasan jamak yang dimiliki oleh setiap manusia.
Di era globalisasi ini, komunikasi tidak hanya dilakukan manusia secara tatap muka atau lewat telepon saja, melainkan bisa saja menggunakan jaringan internet. Perkembangan teknologi komunikasi saat ini telah memungkinkan manusia berkomunikasi dalam bentuk-bentuk yang tidak pernah kita bayangkan sebelumnya. Pesatnya kemajuan di bidang teknologi informasi harusnya diikuti dengan kepintaran manusia dalam menggunakan pikirannya dengan cerdas dan cepat pula.
Kemajuan teknologi komputer yang menyatu dengan berbagai alat-alat komunikasi lainnya, seperti radio, televisi, telepon, telepon seluler, smart phone atau bahkan yang sekarang ini kita jumpai adalah dalam bentuk tablet PC, telah membuat masyarakat dunia (tidak terkecuali Indonesia) bergerak ke arah perubahan komunikasi yang meng-global. Hand Phone pun setiap kali muncul model-model baru yang semakin canggih fitur-fiturnya.
Artificial Intelligence (AI) bukan hal baru lagi sekarang ini. Contoh: mobil listrik, HP yang bisa menerjemahkan, menjawab pertanyaan, menunjukkan arah jalan, dan belum lagi yang dilakukan oleh robot-robot yang mengingatkan manusia untuk tidak berkerumun di masa pandemi covid-19 seperti sekarang ini. Kecerdasan buatan (AI) kini banyak dibicarakan dan ditulis orang, baik dari sisi manfaatnya maupun merupakan hal yang ‘menakutkan’, karena dengan AI ini manusia dapat digantikan pekerjaannya utamanya pekerjaan yang bersifat repetisi.
Berkembangnya beragam teknologi komunikasi juga telah memunculkan berbagai varian yang dapat memicu dan memacu manusia untuk terus menerus berpikir dan mencari bentuk baru dalam berkomunikasi. Penemuan alat-alat baru dalam kehidupan manusia selalu dimungkinkan karena manusia selalu mencari cara untuk menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapinya dalam kehidupan sehari-hari.
Pada kenyataannya, komunikasi merupakan proses yang sangat kompleks bagi manusia. Hal ini terjadi karena komunikasi tidak hanya melibatkan seorang individu saja, namun juga melibatkan individu-individu lain dengan sifat dan latar belakang yang berbeda-beda. Manusia itu unik, buktinya tidak ada yang sama persis antara manusia yang satu dengan manusia yang lain sekalipun mereka adalah anak kembar. Tiap-tiap individu berbeda gaya dan cara berkomunikasinya agar satu sama lain dapat memahami dan dipahami dalam pergaulannya.
Oleh karena itu, dalam berkomunikasi hendaknya manusia senantiasa melakukannya dengan efektif. Komunikasi yang efektif hanya dapat terjadi jika komunikator dan komunikan memiliki persamaan dalam pengertian, sikap dan bahasa. Komunikasi yang efektif itu mampu menghasilkan perubahan sikap (attitude change) pada orang lain dan perubahan itu biasanya terlihat pada proses maupun pada masa pasca komunikasi.
Menurut McCroskey, Larson dan Knapp dalam bukunya An Introduction to Interpersonal Communication (2001); komunikasi yang efektif dapat dicapai dengan mengusahakan ketepatan (accuracy) yang paling tinggi derajatnya antara komunikator dan komunikan dalam proses komunikasi.
Adapun sebuah komunikasi dikatakan efektif apabila:
- Pesan yang disampaikan dapat diterima dan dimengerti serta dipahami sebagaimana yang dimaksud oleh pengirimnya.
- Pesan yang disampaikan oleh pengirim dapat disetujui oleh penerima dan kemudian ditindaklanjuti dengan perbuatan yang diminati oleh pengirim.
- Tidak ada hambatan yang berarti untuk melakukan apa yang seharusnya dilakukan untuk menindaklanjuti pesan yang telah dikirim.
Berangkat dari rumusan di atas, sampailah penulis pada kesadaran bahwa terjadinya perubahan cara manusia berkomunikasi dan sejarah komunikasi selalu terkait erat dengan ditemukannya teknologi yang akhirnya mengubah cara dan bentuk manusia dalam berkomunikasi. Apalagi di masa pandemi covid-19 seperti sekarang ini, kita mau tidak mau harus mengandalkan komunikasi dengan teknologi digital, baik dalam hal melangsungkan pembelajaran, rapat-rapat, pertemuan-pertemuan ilmiah, seminar-seminar (webinar), menggelar Forum Group Discussion (FGD), bahkan arisan.
Teknologi komunikasi informasi saat ini semakin mengukuhkan globalisasi menuju terciptanya dunia informasi tanpa batas, karena komunikasi yang dilakukan manusia melalui dunia maya telah melahirkan cyber community, dan komunitas ini menyerupai kondisi sosial masyarakat di dunia nyata. Kehadiran manusia dalam berkomunikasi saat ini seolah-olah sudah terwakili oleh sebuah layar yang mempunyai banyak bentuk, banyak layar monitor personal komputer (PC) ataupun yang lebih kecil lagi yaitu layar telepon seluler atau tablet PC melalui berbagai fasilitas layanan komunikasi yang diberikan oleh teknologi yang bernama internet.
Jakarta, 19 Januari 2021
Salam sehat dari penulis: E. Handayani Tyas; [email protected]
Dapatkan reward khusus dengan mendukung The Writers.
List Reward dapat dilihat di: https://trakteer.id/the-writers/showcase.