Jika Cinta Dan Benci

Jika Cinta Dan  Benci

Aku tak menyangka dia akan marah sebesar itu. 

Perkara ini adalah hal biasa, menurutku. Tapi tidak menurutmu. Ini adalah tentang masalah ku dengan orang lain. Tentang perilaku dan cara ku merespon orang lain. Sekali lagi kutekankan adalah caraku bukan caramu. Dan hubunganku denga orang itu masih sama, biasa saja. Walaupun ada sedikit rasa tidak suka. Aku yang tidak menyukainya, bukan kamu. Lalu mengapa kamu yang marah? Kamu tak suka caraku meresponnya. Kenapa menjadi aku yang tidak menghargaimu ? Kenapa kamu menyalahkan ku dan mendukungnya? Apa aku tak boleh meresponnya dengan caraku? Apa semua harus aku iyakan ? Kamu dan dia ?

Begitulah kita setiap hari. Selalu ada yang disukai dan tidak. JIka tidak menyukai kita berusaha berkomplot. Tapi jika menyukai seseorang kita memilih sendiri saja tak mau diduakan. Itulah mengapa cinta dan benci seperti telapak tangan, bolak-balik merupakan kesatuan. Jika ada yang mengatakan mencintai pasangannya seutuhnya, jelas orang itu berbohong. Dalam mencintai, rasa mengalahlah yang menghapus benci.

Lebih tua atau lebih diatas bukan jaminan untuk selalu menjadi benar. Dan memilih murka jika tak dipatuhi. Tak ada orang yang mau berubah atas kehendak orang lain kecuali sesekali mengalah. Orang hanya berubah karena keinginannya sendiri, bukan paksaan dari pihak lain. Kacamata orang berbeda dalam melihat kebenaran.

Lihat saja mereka yang bekerja, itu karena dibayar. Bukan karena ingin. Maka bila diadakan kerja bakti, lihat berapa orang yang datang. Tak banyak, karena tak dibayar. Lihat juga berapa banyak uang yang kita berikan pada pengemis, nominal paling kecil. Karena orang tak suka ditodong untuk dimintai. Orang tak suka diperintah. Berapa % bunga yang harus dibayar untuk mencicil sebuah barang? Dan apa itu menjadi masalah? Tidak, karena mereka melakukan itu atas kehendak sendiri. Satu lagi berapa banyak yang tak rela membayar tukang pakir? Dengan dalil, mereka tidak membantu memarkirkan. Tapi jika masuk bandara atau mall, apa ada yang membantu parkir? Tidak ada. Lalu kenapa rela membayar? Manusia enggan pada sesama yang menengadahkan tangannya. Bagaimana dengan Tuhan?

 

Dapatkan reward khusus dengan mendukung The Writers.
List Reward dapat dilihat di: https://trakteer.id/the-writers/showcase.