JANGKRIK!!
Ini malam ketiga Kilau, anak saya, yang hampir setiap setengah jam sekali terbangun dari tidurnya, gara-gara terganggu suara jangkrik. Nyanyian binatang malam memang sudah menjadi suguhan performance art rutin kami yang bertempat tinggal di area pedesaan. Namun, kali ini sedikit istimewa, entah sejak kapan, seekor jangkrik pendatang baru tahu-tahu bertengger dan bernyanyi lantang sepanjang malam, persis di depan kamar kami.
Sebentar diam, sebentar mengerik.
Sebentar diam, sebentar mengerik.
Sebentar diam, sebentar mengerik lagi.
Begitu seterusnya hingga pagi menjelang. Semakin malam, rasanya semakin lengking pula suaranya.
Mengganggu jam tidur Kilau, sama artinya dengan mengganggu jam santai saya. Kebetulan saja malam ini saya sedang tak benar-benar santai, sepasang mata saya sedang lekat menatap layar ponsel khusyuk menyimak penjelasan materi kelas penulisan lanjutan.
Dan tak lama kemudian, lagi-lagi Kilau terbangun.
"JIANGKRIK!", pekik saya geram dalam diam.
Tak lantas pasrah, otak saya mencari cara, apa yang harus saya lakukan agar Kilau terlelap dalam tidur malamnya.
Seketika saya teringat sebuah peristiwa ketika saya mengandung Kilau. Sulit terlelap adalah salah satu keluhan yang sering dialami oleh perempuan-perempuan yang tengah melewati masa kehamilannya. Waktu itu, saya pun mengalaminya. Seingat saya, saat sulit tidur itu kambuh saya melakukan hipnotis diri. Dengan indera pendengaran yang tiba-tiba menjadi lebih sensitif pada masa kehamilan, saya mencoba memerintahkan diri sendiri, agar semakin dan semakin lelap ketika mendengar suara yang sekiranya mengganggu pendengaran. Dengan indera pendengaran juga, saya ingin mengalihfungsikan suara yang semula saya anggap sebagai gangguan, menjadi suara yang membuat saya rileks. Saya mengajak pikiran untuk berdamai dengan kebisingan itu, hingga lama kelamaan menjadikan kebisingan itu sebagai sebuah alunan beritme konstan yang membuat saya terkantuk, lalu tertidur. Tak tahunya, cara ini beberapa kali mujarab mengantar saya hingga terlelap. Kali ini, apa salahnya jika saya coba lakukan untuk Kilau, pikir saya cekak bercampur kesal.
Seketika saya berlagak seperti seorang penyihir yang sedang meramu mantra. Saya mulai memilih dan menata kata demi kata. Kalimat apa saja yang harus saya bisikkan ke telinga Kilau sebagai sugesti. Sayangnya, belum tuntas saya menata kata, tiba-tiba terdengar suara gesekan alas kaki dengan tanah dari luar kamar, lalu berlanjut dengan suara:
Srooooootttt!!! Sroot!! Sroooot!!!
Tak berselang lama, aroma racun serangga menjejali rongga pernafasan saya. Sekeliling saya tiba-tiba senyap. Berisik suara jangkrik tak lagi mengusik. Khasiat ramuan kata mantra kalah cepat dengan jurus instan semburan cairan racun pembunuh serangga. Seketika, si binatang berisik lengkap dengan nyanyiannya akhirnya tumbang di tangan suami, dan Kilau pun kembali terlelap sepanjang malam hingga pagi.
"Duh!! Maaf ya, mbak Jang!!", sesal saya bercampur lega.
Dapatkan reward khusus dengan mendukung The Writers.
List Reward dapat dilihat di: https://trakteer.id/the-writers/showcase.