Mengaji Bersama Oma

Mengaji Bersama Oma
Ilustrasi tangan bergandengan by pixabay.com

"Kalau nanti kamu kerja berarti yang jaga anakmu mertuamu?"

"Iya... siapa lagi? Mamah mertua juga yang ngelarang aku resign. Sayang katanya"

"Terus agama anakmu nanti gimana?"
Tanyanya menyelidik.

"Gimana gimana maksudnya?" Aku balik tanya pura - pura bego.

" Mertuamu kan non Muslim. Gimana nanti kalau anakmu diajari agamanya?"

Ekspresi muka temanku seolah menunjukkan kalau yang dibicarakan ini anak kandungnya saja.

"Ya.. nggak gimana2" jawabku datar.

"Ini urusan agama loh urusan akhirat jangan maen2"

"Dan ini urusan gue bukan urusan elu" jawabku sambil nyengir kuda penuh arti.

Bukan hanya sekali ini aku mendengar orang mempertanyakan pendidikan agama buat anakku. Ya.. pernikahan dari latar belakang agama yg berbeda memang masih menyisakan polemik yang tidak berhenti sampai suamiku mengucapkan ijab kabul.

Apalagi ketika aku memutuskan untuk ikut suamiku tinggal bersama mertuaku. Yaa bagaimanapun dia adalah imamku meskipun baru saja dia belajar tentang agama Islam.

"Apa? Jadi anakmu diajak ke gereja?"
Begitulah respon temanku yang tahu kalau anakku mendatangi acara Natal anak2 di gereja tempat mertuaku beribadah.

"Memang kenapa?" Seperti biasa aku hanya menanggapi datar.

" kalau anakmu nggak jadi Muslim bagaimana?"

"Ya nggak gimana gimana" aku masih heran dengan orang orang yang khawatir berlebihan seperti itu.

" Sellyn akan memeluk agama sesuai kata hatinya kelak" begitu aku menanggapi ketika kembali mendapatkan pertanyaan serupa.

" bagaimana kalau dia diajak ke sekolah minggu nanti? Bagaimana kalau pas kamu sama suami kerja Sellyn didoktrin untuk ikut agama Omanya?" Entah sudah berapa ratus kali aku mendapat pertanyaan seperti itu. Apalagi kalau sampai mereka tahu kalau Sellyn hafal lagu jinggle bell dan deck the hall. Bisa diruqyah aku karena dituduh menyesatkan anak.

"Anakku umur 4 tahun sudah masuk TPQ. Sellyn kalau mau masuk TPQ nanti barengin sama anakku aja" Di sisi lain ada pula pernyataan seperti ini.

Dan karena lelah menjawab aku hanya tersenyum mendengarnya. Apalagi aku dan suami sudah sepakat tidak akan memaksa sellyn belajar agama terlalu dini. Hanya menjelaskan intisari dari agama yaitu tentang adab dan perbuatan baik.

Tidak peduli berapa banyak kami diteror pertanyaan dari orang orang yang lebih mengkhawatirkan Sellyn daripada mengkhawatirkan anaknya sendiri.

Sampai suatu malam sepulang kerja aku mendapati tas kecil Sellyn tergeletak di meja kamar dengan resleting sedikit terbuka.
Dengan ragu ragu aku buka dan aku ambil sebuah buku biru kecil dindalamnya.

"Buku Kemajuan Prestasi Siswa Taman Pendidikan Qur'an Assalam" begitulah judul buku biru tersebut. Dan ada nama "Jesslyn Allya Calista" di bagian bawahnya.

"Sejak kapan Selyn masuk TPQ? Siapa yang mendaftarkan?"gumamku heran.

Aku baca halaman pertama buku tersebut. Sudah sampai huruf "ba".

"O ya mamah lupa mau bilang. Sellyn sudah 2 hari ini ikut ngaji" jawab mertuaku ketika kutanyai.

" kok bisa mah? Siapa yang daftarin?"

"Ya mamah lah.. siapa lagi?" Jawabnya sambil membubuhkan stempel ke telur asin yang hendak diantar ke pelanggan.

"Temen mainnya Sellyn pada ngaji semua kalau sore, jadi Sellyn minta ngaji juga" kata mamah mertua meneruskan.

"Emang nggak apa apa tah mah? Kalau mamah nganter Sellyn ngaji?"

" ya nggak apa2.. orang ibuk2 yang pada nganter anaknya tadi mamah kenal semua kok. Jadi ya biasa aja"

"O ya.. Sellyn kan baru 3th, jadi mamah bilang sama gurunya kalau Sellyn sementara biar ikut ikutan dulu, nanti kita lihat dia bosen apa enggak. Soalnya Sellyn masih terlalu kecil. Paling kecil diantara murid2 lainnya" jelas mamah mertuaku.

Aku tidak bisa menyembunyikan senyum. Betapa tuduhan orang orang selama ini tidak beralasan. Mamah mertuaku justru menunjukkan kebesaran hatinya. Mengantar cucu satu satunya pergi mengaji tanpa merasa canggung sedikitpun.

Selamat ulang tahun yang ke 51 Omanya Sellyn. Cantik pribadimu karena kebesaran jiwamu. Semoga Rahmat Tuhan selalu bersamamu.

Dapatkan reward khusus dengan mendukung The Writers.
List Reward dapat dilihat di: https://trakteer.id/the-writers/showcase.