Gegar Budaya

Gegar Budaya

 

Kami biasa mudik dua tahun sekali, dan seringnya pas mudik, ada saja kerabat atau teman orang Prancis yang mau ikut berwisata ke Indonesia. Pada tahun itu, kebetulan ada satu keluarga Prancis yang ikut ke Jakarta, dan menginap di rumah orang tuaku.

Pada hari pertama mereka datang, sore-sore, kami sekeluarga sedang asyik menyantap kue-kue pasar dan mengobrol di beranda. Temanku dan suaminya berberes di kamar, dan anak-anak mereka yang masih kecil, mandi.

Mendadak, si Mbok lari-lari ke beranda sambil mengangkat sarungnya.

"Ya ampun, Mbok, nanti keserimpet lho! Kenapa sih, lari-lari?" tanyaku cemas.

"Itu lho, Mbak, anak temannya… di kamar mandi…" ujar si Mbok sambil ngos-ngosan.

"Itu mereka…. nyilem di bak!" Haaaa??

Aku langsung bergegas ke kamar mandi dan mendapati kedua anak itu sedang tertawa-tawa dan berendam di dalam bak di kamar mandi.

Duh, ternyata aku lupa menjelaskan, kalau di Indonesia itu mandi pakai gayung, dan airnya diciduk dari bak, bukannya nyemplung.

"Yaah, maklum ya, Mbook, wong londo, ora ngerti…" Minta maaflah aku kepada si Mbok yang bersungut-sungut, karena dia harus menguras bak mandi lagi.  Sementara ibuku tak habis-habisnya tertawa melihat kejadian ini.

*********************

Siang itu, kami berjalan-jalan di Carrefour yang tak terlalu jauh dari rumah. Guy suamiku, dan Andy si bungsu, penggemar makanan manis, jadi tempat pertama yang mereka tuju itu lorong kue-kue tradisional. Berbagai kue lezat berjejeran di sana, dari mulai kue sagu, lidah kucing, kue lapis, sampai aneka pia dari Bali.

 Selagi sedang asyik memilih camilan, Kevin, si sulung, menyahut, "Ma, jangan ambil yang ini, ya."

"Memang kenapa? Itu mereknya bagus, lho. Pasti enak." tukasku.

"Ini coba lihat tulisannya…. dia bisa hamil, loh." Apaaa??? Hamil? Apa maksudnya?

Kuperhatikan lagi tulisan kecil di bawah kemasan kue itu. "No preservatives."

"Préservatifs" dalam bahasa Prancis itu berarti "kondom".

Hihihihihihiii….. Andy cekikikan di belakang abangnya, aku tepok jidat.

Bener-bener ngaco, ngacoooo, anak-anakku ini!!

*********************

Seperti biasa, kegiatan pulang kampung pasti seringnya makan-makan dan kelilingan di mal. Kali ini juga, setelah bertukar rindu dengan saudara dan kekenyangan, kami melanjutkan petualangan dan cari oleh-oleh.

 Sedang melihat-lihat baju di Uniqlo, tiba-tiba anak bungsuku, Andy mundur-mundur sampai hampir menabrakku. Wajahnya memucat, seperti melihat hantu di siang bolong. Aku memegang punggungnya karena dia hampir jatuh. Guy memandangku keheranan. "Kenapa?" ucapnya kepadaku. Aku mengangkat bahu, bingung.

"Eh, kenapa, Ndy?" tanya kakaknya, Kevin, heran.

"Duh, kaget aku. Itu ada perempuan di sana…" ujarnya gagap. "Iya, kenapa dia?" sahut Guy, ayahnya.

"Aku kira perempuan itu rambutnya panjang dan jalannya mundur, eh, ternyata dia pakai burka hitam."

Hahahahahahaa…… kami bertiga tertawa keras-keras.

Ampun, dasar anak Prancis, jarang lihat perempuan pakai baju yang tertutup begitu.

"Iya, abisnya nggak ada mukanya sih…" sambung Andy sambil mengelus-elus dadanya.

**********************

Saatnya pulang, kami turun ke lantai parkir untuk mencari mobil dan pak sopir. Guy menggandeng tanganku seperti biasa, anak-anak berjalan di belakang kami sambil mengobrol. Tiba-tiba terdengar tertawa pecah anak-anakku yang menggema sampai seluruh lantai parkir.

"Ada apa, sih?" Guy berpaling. Kevin masih tertawa geli sambil memegang perutnya. Andy cengar-cengir dan menunjuk tulisan di tembok lantai parkir.

"Papa, ternyata Papa nggak boleh kentut di sini, lho!" ujar Andy sambil cengengesan.

Tulisannya, "No Pet Allowed."

"Pet" dalam bahasa Prancis berarti "kentut".

Huahahahaaha…. Guy dan aku langsung ngakak tak bisa berhenti, tapi sepertinya lelucon ini cuma kami berempat yang paham, karena pak sopir cuma geleng-geleng dari jauh. 

 

Dapatkan reward khusus dengan mendukung The Writers.
List Reward dapat dilihat di: https://trakteer.id/the-writers/showcase.