Eh, Pak Dosen
Pagi hari, Juanda sudah ramai aja. Orang-orang sudah mulai merapat di gate masing-masing. Tak terkecuali aku, yang kali ini tugasku menemani Eyang putri, ingin mengunjungi anak-anaknya di jakarta, yaitu orang tua saya. Tak lama kemudian, petugas mengumumkan waktunya boarding. Saya yang sudah dekat dengan gate segera menggamit tangan Eyang Putri, untuk berbaris antre boarding pass disobek. Penting bagi saya untuk melindungi dan menghalau orang-orang yang berdesakan, supaya Eyang putri yang agak kesulitan jalan itu, aman dan nyaman. Setelah boarding pass oke, kami berjalan pelan. Lah, tiba-tiba ada orang yang menyalip, seolah ingin berlari cepat ingin sampai duluan ke pesawat. Tentu sedikit menghalau Eyang putri, sehingga terkaget. "Eh, Pak...hati-hati dong. Ini ada orang tua!" Protes saya dengan nada emosi. Lalu kemudian si Bapak agak tahu diri, memelankan jalannya, "Oh, maaf..." Dannnn...setelah saya lihat itu wajah si Bapak, "Ehh, Pak Dosen...monggo Pak." Seketika ekspresi kesalku hatus berubah tersenyum. Dongkol-dongkol saya tadi jadi tengsin juga. Tapi gimana dong, si bapak dosen juga kurang sopyan. Meski begitu, sampai sekarang tetap baik dan hormat pada beliau kok.

Dapatkan reward khusus dengan mendukung The Writers.
List Reward dapat dilihat di: https://trakteer.id/the-writers/showcase.