Manajemen risiko Bank Syariah Pada Era Digital

Perubahan zaman digital pada sektor keuangan merupakan suatu keniscayaan, termasuk di sektor Perbankan Syariah. Selama pandemi tuntutan akselerasi penggunaan teknologi semakin di dororng,temasuk dalam Fintech (Financial Technology), perubahan sangat cepat bagaimana ekspetasi public akan layanan kuangan yang cepat, efisien dan aman serta dilakuan dalam kondisi apapun.

         Dengan kondisi ini mengharuskan Perbankan Syariah untuk bisa menempatakan transofrmasu digital sebagai tujuan utama dan salah satu stratrgi untuk menngkatkan daya saing dalam pasar sektor perbankan Syariah.

         Dengan adanya fintech yang semakin berkembang sehingga muncul adanya fintech syariahndengan itu memudahkan nasabah dan tentu saja berpengaruh terhadap Industru keuangan Situasi ini, akan menjadikan industri keuangan formal menjadi kurang efektif karena biaya dan waktu yang dihabiskan akan lebih banyak. Begitupa dengan industri keuangan Syariah, apabila tidak mampu berinovasi dan memanfaatkan teknologi (Ramaditya & Wuryaningsih, 2018) maka akan tertinggal jauh oleh industri keuangan yang telah mengeluarkan Fintech sebagai salah satu media transaksi. Merespon dengan cepat setiap perubahan, karena apabila lambat dalam merespon setiap perubahan, maka akan ketinggalan dan akan ditinggalkan pula oleh konsumennya, sehingga pada akhirnya dapat mengalami kerugian, dan akan mengakibatkan pula perusahaan ditutup. Apalagi dalam situasi ini kita sedang menghadapi wabah virus corona covid 19, membuat kita semakin terbatas untuk melakukan intraksi social. Dengan demikian, situasi ini semakin mempertegas fungsi dan manfaat layanan teknologi. (Muhlis & Sudirman, 2021)

         Sehingga penting untuk mempermantap manajemen risiko sebagai bentuk pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen dalam menanggulangi risiko, terutama risiko yang dihadapi oleh organisasi atau perusahaan. Suatu manajemen yang kuat dan rapi maka tidak mudah goyah oleh suatu keadaan termasuk menghadapi situasi pandemi corona virus covid 19. Hal tersebut tentu tidak terlepas dari pengaturan pengelolaan manajemen perusahaan baik secaran internal maupun eksternal.(Yulianti, 2009)

         Kemajuan teknologi menjadi dukungan bagi lembaga keuangan seperti perbankan syariah sekaligus menjadi tantangan, mengingat lembaga yang dihadapi lembaga keuangan syariah berupa perubahan karakter nasabah. Perbankan saat ini tidak boleh mengenyampingkan nasabah millennial, karena separuh dari nasabah saat ini adalah termasuk kategori millennial. Nasabah millennial sangat akrab dengan penggunaan teknologi, bahkan sejak lahir sudah mengenal penggunaan teknologi. Sehingga akan sangat berbeda dengan generasi sebelumnya yang saat ini millneal lebih menyaukai hal-hal yang simple dan instan bahkan kadang mempertimbangkan proses. Bahkan dari segi pekerjaanpun lowongan pekerjaan lebih banyak menyediakan lowongan terkait dengan teknologi karena pengaruh(Zamrodah, 2016)

         Tantangan dunia sector perbankan saat ini, bukan hanya karena keterpurukan sektor rill, akan tetapi terjadinya pergeseran pola perilaku konsumen. Saat ini konsumen lebih cenderung bertransaksi pada perusahaan yang telah menyediakan layanan media aplikasi berbasis online. Merespon perubahan pola perilaku konsumen, maka pihak manajemen bank berupaya mengembangkan banyak platform, seperti mobile banking. Saat ini, hampir semua bank menjadikan mobile banking sebagai fitur utama untuk menarik nasabah. Melalui e- banking, nasabah memiliki keleluasaan untuk mengelola dananya dengan mudah. Mobile banking merupakan sebuah fasilitas dari bank dalam era modern ini yang mengikuti perkembangan teknologi dan komunikasi. Layanan yang terdapat pada mobile banking meliputi pembayaran, transfer, history, dan lain sebagainya. Penggunaan layanan mobile banking pada telepon seluler memungkinkan para nasabah dapat lebih mudah untuk menjalankan aktivitas perbankannya tanpa batas ruang dan waktu. Dengan adanya layanan mobile banking diharapkan dapat memberikan kemudahan dan manfaat bagi para nasabah dalam melakukan akses ke bank tanpa harus datang langsung ke bank.(OJK RI, 2021)