DIRIMU, KOPI, DAN SEBUAH SENJA

Lebih dari dua minggu saya baru ingat seorang teman dari kota seberang mengirimkan tulisan. Katanya, "Hasil imajinasi sore, Ing. Biar tak lupa, segera ku kirim padamu. Bacalah jika kau ada waktu."
Baru saja saya baca lagi; Dirimu, Kopi,dan Sebuah Senja. Entah mengapa setelah membaca saya terdiam. Semacam dejavu, entah bagaimana...
Ruang dan waktu adalah sekat. Sedang ingatan menjadi bonus, mau disimpan atau dibuang, terserah.
Pertemuan demi pertemuan silih berganti, dengan orang yang sama atau berbeda.
Di antara ramai dan sepi, di antara perasaan nyaman dan tidak nyaman, di antara lelah dan payah atas hidup yang kadang membosankan tapi kadang begitu menyenangkan. Tetapi sesungguhnya hati punya cara sendiri untuk menyesuaikan rasa.
Senja yang biasa misalnya, akan menjadi tak biasa sebab dipenuhi debar saat bertemu dengan seseorang yang sanggup menghadirkan perasaan-perasaan yang berbeda. Terkadang mata lebih banyak berbicara daripada bibir. Semacam membunuh waktu dengan pesona yang entah dari mana hadirnya.
Saya seorang yang percaya senja dan kopi adalah sepasang sunyi yang menjelma puisi atau dongeng lengkap dengan kidung dan wangi-wanginya sendiri.
Saya juga percaya setelah senja pergi atau kopi tandas, hidup tak sepenuhnya kosong. Ia menyimpan banyak rahasia.
Dan pada akhirnya saya harus berkompromi dengan waktu. Berdamai dengan masa lalu.
Sebab membuang kenangan tak semudah mematikan puntung rokok, melemparkannya ke tanah, lalu menggilasnya dengan ujung sepatu.
Sebab cinta tak seharusnya menyakiti, lalu rindu biarlah berputar dalam lingkarannya sendiri.
***
#essentiaindonesia
#naturalbali
#gayaspa
Dapatkan reward khusus dengan mendukung The Writers.
List Reward dapat dilihat di: https://trakteer.id/the-writers/showcase.