Buku dengan judul Fenomena Pompa Bensin ini adalah buku karya Marsekal TNI (Purn) Chappy Hakim pertama yang saya baca. Diterbitkan oleh Institut Peradaban, Jakarta, pada 2013; buku ini tampil ekslusif. Hard cover dan berjaket. Cantik dan menarik serta apik. Orang berkata, jangan menilai buku dari sampulnya. Tapi, itulah yang saya lakukan saat memilih buku yang kita bicarakan ini, di antara beberapa buku Pak Chappy dalam sebuah kardus yang disodorkan ke saya. Sungguh beruntung bahwa ternyata isi dari buku bersampul menarik ini tak mengecewakan. Malah sebaliknya.
Buku yang mempunyai XXIV+148 halaman ini tampil tak seperti buku pada umumnya. Huruf-hurufnya cukup besar, dan jarak antarbaris-nya cukup lebar. Ilustrasi? Tak semua tulisan atau bab-nya dilengkapi dengan ilustrasi, namun beberapa subyek malah diperkuat dengan kehadiran novel grafis mini alias komik. Satu lagi, kutipan-kutipan ucapan orang-orang terkenal yang bisa membangkitkan semangat juga banyak bertebaran di buku ini.
Baiklah. Lalu, apa yang tersirat dari buku dengan penampilan yang tak biasa ini? Saya yakin, ini adalah ajakan Pak Chappy kepada orang untuk membaca. Khususnya, untuk orang-orang yang dalam suasana biasa sulit untuk diajak membaca. Huruf-huruf besar dengan spasi lebar secara psikologis akan terlihat lebih ramah. Tak mengintimidasi calon pembaca yang biasanya merasa takut dan gerah pada buku-buku dengan spasi dan ukuran huruf yang ‘normal’.
Kehadiran cerita bergambar atau komik kurang lebih juga sama fungsinya. Mata manusia secara alamiah akan menangkap visual terlebih dahulu sebelum ia membaca huruf. Dengan membaca komiknya terlebih dahulu, dalam diri seseorang mungkin kemudian bisa jadi akan terbit minatnya untuk membaca narasi dalam huruf.
Buku ini memang diciptakan untuk menginspirasi, terutama, anak muda yang mungkin tengah kehilangan atau belum menemukan motivasi dalam hidup. Bisa jadi mereka itu termasuk juga dalam kelompok yang tak akrab dengan kegiatan membaca huruf. Dengan demikian, format buku yang tak biasa ini, diharap bisa menjadi daya tarik yang dapat mengundang mereka.
Terbagi dalam enam bab, cerita-cerita dalam buku ini sangat beragam subyeknya. Ada cerita yang memperlihatkan hubungan antara mafia kaliber kakap Al Capone dan seorang pahlawan Perang Dunia 2, yang namanya diabadikan menjadi nama lapangan terbang di Chicago. Kemudian, kisah-kisah para teknisi pesawat terbang di daerah-daerah terpencil di NKRI yang brilian; sampai cerita bagaimana kiprah Jokowi di masanya menjabat sebagai Walikota Solo. Dan lainnya. Satu benang merah yang menghubungkan semua cerita dalam buku ini adalah, inspirasi yang bisa menjadi motivasi bagi para pembacanya.
Terlepas dari itu semua, buku ini mencerminkan bahwa Pak Chappy sebagai penulis dan penyusun buku ini merupakan sosok yang kuat literasinya. Beliau tak hanya kuat dalam menulis, tapi juga di urusan membaca. Tapi, jangan lupa, sebaliknya seseorang yang kuat dalam membaca, pasti menulisnya luar biasa.
Rasanya, jargon sebuah media cetak nasional ternama yang berbunyi "enak dibaca dan perlu", bisa saya sematkan pada buku ini. =^.^=