LUPA BERSYUKUR

si Ina si Ina Feb 3, 2023 04:09 784 0

"Ya ampun suamiku kerja sudah 4 tahun, gajinya gak naik-naik.."

"Duh anakku lagi lasak-lasaknya lari kesana-kemari, sakit pinggang nih ngurusnya..."

"Kok makanan di meja ini tempe tahu telor terus sih? Masa makan rendang hanya pas Lebaran?"

"Itu tetangga kerjanya apa ya? mobilnya gonta-ganti mulu sementara saya kemana-mana masih naik angkot..."

Itulah beberapa cuitan bermuatan keluhan yang mungkin gak asing lagi di telinga kita.

Pagi ini kita bangun, kita masih dikasih nafas sama Tuhan, sudah bersyukur belum?

Itu oksigen bisa dihirup bebas gak pake bayar, ingat bersyukur gak? Sudah lupa ya gimana susahnya pasien covid yang gak bisa napas dan rebutan tabung oksigen?

Begitu bangun pasti kita buka mata kan? Sudahkah kita bersyukur untuk mata yang bisa melihat? Mau tukaran nasib dengan mereka yang 24 jam hidupnya selalu dalam gelap?

Kaki kita bisa berjalan menuju WC untuk mandi, ada air bersih yang mengalir, punya sabun untuk membersihkan badan, sudah bilang makasih?

Gaji yang gak naik-naik pasti masih lebih baik daripada nganggur,

Punya anak adalah karunia. Lihatlah mereka yang sudah lama mendambakan anak. Sampai lelah berusaha segala macam, tapi terus saja masih jadi pejuang garis dua.

Gelandangan yang kelaparan harus mengais makanan dari tempat sampah, mestinya mengajarkan kita untuk mensyukuri apa yang ada di meja makan kita. Bagus masih bisa makan rendang setahun sekali. Banyak orang yang gak tau rendang itu nikmatnya seperti apa.

Kaki yang sehat masih bisa melangkah kemana suka, jauh lebih baik daripada kursi roda yang menjadi kakimu.

Banyak yang seharusnya kita bisa syukuri. Hal-hal remeh yang kita anggap gak berarti, sampai kita tidak memilikinya lagi.

Pagi ini saya mau bersyukur untuk mata saya yang bisa melihat kepik yang mampir di pohon terong depan rumah.

Berterima kasih untuk kaki yang masih bisa berdiri untuk memfoto si kepik beraksi.

Bersyukur untuk jari-jari tangan yang bisa menulis cerita ini.

Kalau kamu, sudah bersyukur apa?