Berlian Koh-i-Noor Siapa yang Punya?
Pada 22 Oktober 1893, Maharaja Punjab terakhir, Duleep Singh meninggal dalam pengasingan di Inggris. Menurut beberapa sumber, dialah yang mempersembahkan berlian Koh-i-Noor kepada Ratu Victoria. Berlian yang melekat pada mahkota kerajaan Inggris telah lama dikecam sebagai hasil rampasan kolonialis Inggris. Dengan meninggalnya Ratu Elizabeth II baru-baru ini dan ditampilkannya mahkota tersebut kepada publik, tuntutan agar harta negara-negara bekas jajahan dikembalikan ke tanah asalnya muncul kembali. Namun, dari manakah asal Koh-i-Noor sebenarnya?

Bro, kenapa ada begitu banyak piramida di Mesir?
Karena terlalu berat kalau mau dibawa bangsa Inggris!
Itulah joke lama yang menggambarkan bagaimana Inggris telah merampas kekayaan wilayah-wilayah yang dikuasainya di masa lampau. Joke ini muncul kembali setelah kematian Ratu Elizabeth II pada 8 September lalu.
Turut mengiringi prosesi pemakaman Ratu Elizabeth II adalah suara-suara yang mengecam monarki modern sebagai bagian dari sejarah keji kolonialisme. Berbagai meme di media sosial mengklaim bahwa batu-batu perhiasan milik kerajaan Inggris merupakan hasil rampasan masa kolonialisme dan memposisikan Ratu Elizabeth yang dihormati dunia itu seolah sepadan penjahat perang. Batu yang paling menimbulkan kontroversi adalah berlian 105,6 karat seharga $591 juta bernama Koh-i-Noor yang melekat di tengah-tengah mahkota Ratu.
Koh-i-Noor pada mahkota kerajaan Inggris
Setelah perang Anglo Sikh kedua (1849), Raja Duleep Singh (4 September 1838–22 Oktober 1893), yang berusia 11 tahun disingkirkan oleh pihak Inggris. Ibu sekaligus wali Duleep, Maharani Jind Kaur–yang secara de facto merupakan pemimpin dan sosok perempuan yang ditakuti oleh pihak Inggris–kemudian diasingkan. Ibu dan anak baru diizinkan bertemu kembali setelah 13 tahun.
Menurut beberapa sumber, batu Koh-i-Noor dipersembahkan Duleep Singh–yang merupakan Maharaja Punjab terakhir–kepada Ratu Victoria, saat pengasingannya di Inggris. Kebenaran hal ini sudah lama menjadi perdebatan dan muncul kembali dengan meninggalnya Ratu Elizabeth II.
Maharani Jind Kaur (Wikipedia)
Berlian Koh-i-Noor
Koh-i-Noor tampak pada mahkota Ibu Suri Ratu Elizabeth ketika upacara pemahkotaan suaminya, George VI, pada 1937. Mahkota tersebut diletakkan di atas peti mati Ibu Suri pada 2002 sebelum beliau dikubur dan demikian pula saat prosesi pemakaman Ratu Elizabeth II. Dengan kontroversi yang timbul kembali, beberapa sumber meragukan mahkota tersebut akan dikenakan Camilla sebagai permaisuri saat upacara pemahkotaan Charles III.
Berlian ini menarik banyak perhatian bukan karena keindahannya, tetapi karena sejarahnya yang memunculkan spekulasi bahwa Koh-i-Noor terpisah dari tanah asalnya hingga kini karena diambil Inggris saat menjajah India. Muncullah polemik: “Apakah Koh-i-Noor perlu dikembalikan ke tanah asalnya?”
Ibu Suri dan calon ratu Inggris, Elizabeth (Telegraph.co.uk)
Meski India mengklaim dirinya sebagai tuan dari Koh-i-Noor, ke mana batu itu persisnya harus dikembalikan juga menjadi kontroversi. Ini karena pada masa itu, secara geografis, peta negara-negara yang pernah menjadi rumah Koh-i-Noor belum terbentuk seperti sekarang.
Selain itu, batu Koh-i-Noor, yang dahulu menjadi incaran raja-raja Asia, telah berkali-kali pindah tangan melalui pertumpahan darah ataupun hubungan politis sebelum sampai ke tangan bangsa Inggris. Berlian yang telah berpindah-pindah lokasi dari sekitar abad ke-12 hingga abad ke-19 mendapatkan namanya “Koh-i-Noor” ketika di tangan penguasa Persia yang berarti cahaya gunung (the mountain light).
Meme yang viral setelah Ratu Elizabeth meninggal (Twitter)
Kisah Perjalanan Koh-i-Noor
Abad 12–13: Dari Dinasti Kakatiya ke Kesultanan Delhi
India merupakan penghasil pertama berlian yang ditemukan pada abad ke-4 SM. Koh-i-Noor diperkirakan ditambang di Kollur oleh sultan dari Dinasti Kakatiya (abad ke-12–13) di wilayah yang kini merupakan Andhra Pradesh. Batu yang aslinya menurut beberapa sumber adalah 191 karat ditempatkan di kuil Bhadrakali dan diambil pada 1290 oleh salah satu pendiri Kesultanan Delhi.
Abad 16–17: Saat Dinasti Mughal Berkuasa
Pada 1526 Dinasti Mughal, sebuah dinasti Islam, menyerang dan menguasai India dan batu Koh-i-Noor akhirnya jatuh ke tangan penguasa Mughal. Hingga abad ke-17, batu Koh-i-Noor beberapa kali pindah tangan dari satu raja ke raja lainnya di India, Persia, dan Afghanistan sebagai imbalan jasa perlindungan. Pada 1635, Koh-i-Noor sudah kembali ke Dinasti Mughal yang terkenal dengan takhtanya yang berhias merak dan penuh perhiasan.
Syah Persia meletakkan Koh-i-Noor di atas salah satu kepala merak pada atap takhta kerajaan Mughal (Smithsonian Magazine)
Abad 18: Invasi Persia
Memasuki abad ke 18, kekuasaan Dinasti Mughal yang telah berekspansi hingga ke wilayah-wilayah yang sekarang merupakan Pakistan, Bangladesh, dan Afghanistan timur, makin melemah. Dinasti ini tidak mampu melawan ketika Persia menyerang ibu kota Delhi pada 1739.
Dalam invasi berdarah ini, terjadi penjarahan emas dan berlian besar-besaran, termasuk batu Koh-i-Noor dan takhta raja Mughal, yang diangkut penguasa Persia dengan menggunakan beribu-ribu hewan ke wilayah yang sekarang dikenal sebagai Afghanistan. Berlian Koh-i-Noor kemudian jatuh ke tangan dinasti Afghanistan yang mengembalikannya kepada Kerajaan Sikh Khalsa (Punjab) sekitar 1813, mungkin di bawah penyiksaan dan intimidasi.
Abad 19: Kembali ke India Sesaat
Koh-i-Noor akhirnya pulang ke kampung halamannya dan berada di Lahore (sekarang Pakistan), menandai kembalinya kejayaan India. Setelah kembali berpindah-pindah tangan dari satu raja ke raja India lainnya, sang Koh-i-Noor jatuh ke tangan Raja Punjab, Duleep Singh.
Maharaja Duleep Singh (Wikipedia)
Pada 1849, Duleep Singh, raja bocah berusia 11 tahun, menandatangani sebuah amandemen terhadap Perjanjian Lahore yang salah satu butirnya mengatur penyerahan batu Koh-i-Noor kepada Inggris. Punjab kemudian dianeksasi Inggris. Di bawah perintah Pangeran Albert, Kohi-i-Noor dipotong menjadi sekitar 105 karat dan awalnya dikenakan Ratu Victoria sebagai bros.
Koh-i-Noor Milik Siapa?
Berbagai pihak menuntut agar batu Koh-i-Noor dikembalikan ke tanah asalnya. Anggota-anggota parlemen India pada tahun 2000 menandatangani surat yang menuntut agar berlian tersebut dikembalikan. Bahkan ada suara-suara di Pakistan yang menganggap Koh-i-Noor pantasnya dikembalikan ke Pakistan dan demikian juga di Afghanistan.
Koh-i-Noor berpindah-pindah tangan bukan hanya karena invasi, tetapi juga karena dihadiahkan untuk perlindungan politik. Oleh karena itu, ada pandangan yang menganggap bahwa justru perjanjian Lahore yang ditandatangani raja cilik India itu adalah bukti bahwa Koh-i-Noor dihadiahkan kepada pihak Inggris. Hal ini ditambah lagi dengan argumen bahwa walaupun ada alasan-alasan ataupun tekanan politis di balik sebuah pemberian, tetapi tetap sudah dihadiahkan dan tidak bisa dituntut kembali. Bahkan pada 2016, pemerintah India menyatakan bahwa Koh-i-Noor dipersembahkan kepada Ratu Victoria pada abad ke-19.
Ratu Victoria dengan bros Koh-i-Noor (Wikipedia)
Namun, beberapa negara sudah ada yang mengembalikan berbagai artefak sejarah yang diambil pada masa lalu kepada tanah asalnya. Tak mengherankan kalau ada suara-suara yang menganggap Inggris patut mengembalikan Koh-i-Noor dan batu-batu berharga lainnya yang jatuh ke tangannya pada masa kolonialisme.
Meski banyak peristiwa terjadi tidak pada masa kekuasaan Elizabeth II, tetapi sang ratu, seperti kerajaan kolonialis lainnya di masa lalu, adalah penerus dari institusi yang telah menghasilkan dampak jangka panjang perbudakan, pemiskinan, dan eksploitasi pada wilayah-wilayah jajahannya.
Bagaimana pendapat Anda, apakah sepatutnya berlian Koh-i-Noor dikembalikan?
Sumber
abc.net.au (2022) ‘The Queen Consort Is Set to Wear This Crown at Her Husband's Coronation. India Wants the Jewel Back.’ abc.net.au. https://www.abc.net.au/news/2022-09-17/indians-want-kohinoor-diamond-back-from-king-charles-iii/101430400 [Diakses 18 September 2022].
AlMuqaddimah (2022) The British SHOULD NOT Return the Kohinoo. https://youtu.be/_vmrrPbzqko [Diakses 2 Oktober 2022].
Art of Living (2022) ‘The Fascinating Story of the Kohinoor (Koh-i-Noor) diamond.’ Art of Living (India). https://www.artofliving.org/in-en/culture/amazing-facts/history-of-kohinoor-diamond [Diakses 18 September 2022].
Bedi, Rahul (2022) Kohinoor, the ‘Stolen’ Diamond’s Travel History. The Wire. https://thewire.in/history/kohinoor-diamond-return-india-travel-history [Diakses 27 September 2022].
Boissoneault, Lorraine (2017) ‘The True Story of the Koh-i-Noor Diamond—and Why the British Won’t Give It Back.’ Smithsonian Magazine. https://www.smithsonianmag.com/history/true-story-koh-i-noor-diamondand-why-british-wont-give-it-back-180964660/ [Diakses 18 September 2022].
Dalrymple, William (2016) ‘Kohinoor Was No Gift. British Took It by Force, and So Did Ranjit Singh.’ The Times of India. https://timesofindia.indiatimes.com/home/sunday-times/deep-focus/kohinoor-was-no-gift-british-took-it-by-force-and-so-did-ranjit-singh/articleshow/52058201.cms [Diakses 27 September 2022].
Encyclopedia Britannica (2022) Koh-i-noor Diamond & Facts. https://www.britannica.com/topic/Koh-i-noor [Diakses 18 September 2022].
Hebbar, Neria H. (2005) ‘Koh-i-Nur: A Diamond's Incredible Journey.’ Boloji. https://www.boloji.com/articles/709/koh-i-nur-a-diamonds-incredible-journey [Diakses 18 September 2022].
News18. (2018) ‘Kohinoor Diamond Was Surrendered to British, Not Gifted: Report.’ News18.com. https://www.news18.com/news/india/kohinoor-diamond-was-surrendered-to-british-not-gifted-report-1910415.html [Diakses 27 September 2022].
NDTV.com (2022) ‘With Queen's Death, Give Back 500-Carat Diamond, Says South Africa.’ NDTV.com. https://www.ndtv.com/world-news/after-queens-death-south-africa-demands-return-of-500-carat-great-star-diamond-3356962 [Diakses 25 September 2022].
Shiksha, Sachi (2018) History of Kohinoor Diamond – Everything You Should Know. https://www.sachishiksha.in/history-of-kohinoor-diamond/ [Diakses 18 September 2022].
Dapatkan reward khusus dengan mendukung The Writers.
List Reward dapat dilihat di: https://trakteer.id/the-writers/showcase.