KUTUNGGU JANDAMU
![KUTUNGGU JANDAMU](https://thewriters.id/uploads/images/image_750x_61953c289b767.jpg)
Kalau sedang mengendarai kendaraan di belakang sebuah truk, kita pasti pernah melihat gambar-gambar yang lucu di bagian belakang truk itu. Gambar-gambar tersebut biasanya dilengkapi dengan kalimat yang menggelitik emosi. Kita sering terhibur ngeliatnya. Bahkan kita geli sampai ketawa terbahak-bahak, atau ketularan galau.
Kalo kita sampe tergugah seperti itu, berarti tulisan supir truk tersebut inspiratif banget. Coba kalian perhatikan baik-baik tulisan mereka. Sebagian memang tidak ada maknanya, tapi sebagian lainnya kadang begitu bercerita dan mempunyai makna yang cukup dalam. Beberapa contoh tulisan di truk yang sering kita temui:
1. Lupa namanya, ingat rasanya.
2. Pulang malu, tidak pulang rindu
3. Pergi karena tugas, pulang karena beras
4. Senyummu merobek dompetku
5. Kau lebih cerewet dari mantan isteriku
Coba amati baik-baik 5 kalimat yang tercantum di bak truk tersebut. Inspiratif sekali, bukan?
Kadang para supir truk memanfaatkan kata yang sudah ada lalu diperlakukan sebagai singkatan. Biasanya kata yang dipakai adalah kata yang berasal dari sebuah merk. Contohnya:
1. DJARUM : Demi Janda Aku Rela Untuk Mati
2. ARDATH : Aku Rela Ditiduri Asal Tidak Hamil
Pernah juga saya ngeliat para supir itu menggunakan kata dalam bahasa inggris, tapi maknanya bukan pada penulisannya, tapi ada di pengucapannya. Misalnya:
1. The me is three
2. Be young care rock
Kreativitas mereka tidak berenti sampe di sini. Pasti kalian pernah ngeliat bagaimana para supir menggabungkan huruf, angka dan bunyi sehingga kadang kita perlu mikir sejenak untuk mengartikannya. Contoh:
1. BER 217 AN
2. MER 123 LAK
3. p 6 pilan 1/3 dis
4. H 234 DIN daRI KLA 10
Luar biasa ya? Semua tulisan-tulisan di truk itu telah membuka mata saya bahwa barangkali saya sendiri bukan lawan mereka dalam hal kreativitas. Seringkali kita cuma ketawa doang ngebaca tulisan-tulisan itu. Tapi coba pikirkan proses pembuatannya dan tela’ah bagaimana semua itu mencerminkan kegalauan hidup mereka. Bukan jarang emosi saya tergugah membaca curhat mereka.
Sekarang saya akan menceritakan sebuah tulisan di truk yang paling melegenda dan pasti semua orang pernah membacanya. Saya pernah melihat gambar wanita cantik mengenakan kemben. Salah satu tangan wanita itu sedang menyibakkan rambutnya ke atas dengan cara yang amat sensual. Dan di samping gambar terdapat sebuah kalimat pendek berbunyi “KUTUNGGU JANDAMU.”
Mengharukan sekali bukan? Kalimat sederhana ditunjang dengan gambar yang berbicara merangsang keingintahuan kita apa yang melatarbelakangi penciptaan itu. Bukan mustahil gambar itu adalah ekspresi rasa sakitnya Pak Supir ketika berpisah dengan pujaan hatinya sewaktu di desanya dulu.
Ada banyak sekali cerita yang bisa digali. Sebagai penulis dengan creative attitude, saya tergugah oleh tulisan “Kutunggu Jandamu” tersebut. Begitu tergugahnya sehingga saya terpicu untuk membuat ceritanya. Kalau boleh saya mereka-reka cerita di balik gambar itu, mungkin ceritanya seperti berikut ini:
KUTUNGGU JANDAMU
“TIDAAAAK!!!!”
Suara teriakan memilukan datang dari seorang supir yang sedang mengendarai truknya. Air mata mengucur deras dari matanya. Entah kesedihan apa yang menderanya sehingga Sang supir berkendara sambil memekik histeris seperti itu.
Ciiiiiiiittt!!!!! Karena kurang konsentrasi hampir saja truk tersebut nyelonong masuk jurang. Untunglah Maman, demikian nama supir tersebut, sempat menginjak remnya dan selamatlah dia dari malapetaka.
Menyadari bahwa keadaannya tidak cukup tenang untuk berkendara, Maman memutuskan untuk berhenti sejenak di pinggir jalan. Untuk melampiaskan hatinya yang pepat, dia keluar dari truknya, berdiri di pinggir jurang dan kembali berteriak sepuas-puasnya, “TIDAAAAAK!!!!!”
(Cerita Flashback ke beberapa waktu sebelumnya).
Maman bersimpuh dan mohon pamit pada ayahnya yang sedang sakit. Tekadnya sudah bulat hendak menjadi supir truk lintas Sumatera, membawa hasil bumi dari Padang ke Jakarta. Tidak sanggup dirinya terus tinggal di desanya setelah sang kekasih, Jamilah, dijodohkan orang tuanya dengan pedagang material kayu dari Sukabumi.
Namun setelah setahun lebih mengemudikan truk, ia belum juga dapat melupakan wajah Jamilah. Selalu saja terbayang kekasihnya sedang mencuci pakaian di sungai dengan kemben basahnya. Sesekali Jamilah harus menyibakkan rambutnya yang terjatuh karena harus senantiasa menunduk ke arah sungai.
Rindu yang tak tertahankan membuat Maman memberanikan diri pulang ke desanya di hari Lebaran. Tapi apa yang ditemuinya? Jamilah sudah punya anak dan tampak hidup berbahagia dengan suaminya.
Lebaran hari kedua, Maman langsung pergi lagi dan berusaha tenggelam dalam pekerjaannya. Namun ke mana saja truk ia kendarai, bayangan Jamilah terus saja mengikutinya. Aduh bagaimana ini? Keluhnya dalam hati. Bagaimana mengeluarkan rindu yang akan meledak di dada? Dan muncullah idenya untuk berekspresi: Dia menggambar Jamilah dengan tulisan “KUTUNGGU JANDAMU.”
Waktu saya menceritakan hal ini pada komunitas The Writers, ternyata banyak yang tergugah emosinya seperti saya. Kami bersetuju bahwa tulisan-tulisan di badan truk itu banyak yang inspiratif. Karena itu kami sepakat membuat sebuah buku keroyokan.
Total ada 23 orang penulis yang berpartisipasi. Semua judul tulisan diambil dari tulisan di badan truk. Hal ini untuk membuktikan bahwa tulisan-tulisan di truk itu sangat inspiratif dan bisa dikonversikan menjadi karya. Buku ini sekaligus menjadi sebuah apresiasi bagi para supir truk yang telah memberi inspirasi pada komunitas The Writers.
Buat yang mau baca, tunggu sebentar lagi bukunya akan terbit.
Dapatkan reward khusus dengan mendukung The Writers.
List Reward dapat dilihat di: https://trakteer.id/the-writers/showcase.