APA KATA JOKOWI

Pilpres sebetulnya masih lama. Tapi riuh rendahnya Pilpres sudah terasa dari sekarang. Berbagai partai mulai membuka "audisi" untuk program "President Idol" yang babak finalnya akan dilangsungkan tahun 2024 nanti.
Berbagai survey membuat program ini semakin semarak. Ada tiga nama yang masuk nominasi. Mereka selalu bertengger di papan atas; yaitu Ganjar Pranowo, Anies Baswedan dan Prabowo Subianto. Sampai saat ini, Ganjar Pranowo adalah calon yang paling sering berada di peringkat pertama.
Sebagai Jokower sejati, saya bingung harus memilih siapa. Prabowo sudah pasti tidak akan saya pilih. Bukan karena saya tidak suka sama dia tapi komentar kader-kader partainya sering membuat saya illfeel. Coba bayangkan! Ketua partai Gerindra itu menjadi menteri di kabinet Jokowi. Di saat yang sama kader-kadernya menyerang Jokowi yang nota bene adalah atasan dari Ketua Partainya. Buat saya politik dua kaki selalu menjijikkan.
Bagaimana dengan Anies Baswedan? Apalagi orang ini. Kita tidak akan pernah lupa bagaimana dia menggunakan strategi adu domba dengan politik ayat dan mayat untuk menduduki kursi jabatan guebernur DKI. Di era Anieslah muncul gelombang perpecahan yang mengerikan. Untuk pertama kalinya Bangsa Indonesia terbelah. Kalau Anies menjadi presiden, kaum minoritas seperti saya pastilah hidupnya tidak akan tenang.
Bagaimana dengan Ganjar Pranowo? Tokoh ini rasanya berada satu frekuensi dengan Pak De. Namun demikian, Ganjar Pranowo mungkin sulit untuk maju. PDIP sepertinya masih ngotot untuk mencalonkan Puan Maharani. Seandainya Ganjar tidak maju, siapakah yang akan saya pilih? Ini pertanyaan yang sulit dijawab. Sangat sulit!
Waktu sedang berkumpul bersama teman-teman, kami mendiskusikan hal tersebut.
"Gue juga bingung sebetulnya tapi gue udah menemukan jawabannya." kata, Vincent, salah seorang teman.
"Apa jawabannya?" tukas Viktor tidak sabaran.
"Apa kata Jokowi!" sahut Vincent.
"Maksudnya gimana, Cent?" tanya teman yang lain lagi.
"Pak De itu sekarang menjadi tokoh kunci. Dia sekarang ada di posisi sebagai King Leader." Vincent menjelaskan.
"Nah, aku setuju sama Vincent. Pokoknya siapa pun yang dipilih Pak De, kita ikuti saja. Pilihan Pak De pasti yang paling baik dari calon yang ada." Saya ikut nimbrung.
"Betul. Pak De pasti akan memberikan tongkat estafetnya pada orang yang dia percayai." Kata Meylan yang diam saja sejak tadi.
"Pokoknya, apa kata Jokowi, kita tinggal ikutin aja," kata Vincent.
"Tapi hati-hati kalau hendak menerjemahkan omongan Pak De. Beliau itu suka berbicara dengan bahasa simbol." Viktor memperingatkan.
"Tumben kamu pinter, Vik!" sahut saya. Memang Pak De itu doyan sekali bermain-main dengan simbol.
Mendengar compliment dari saya, rupanya Viktor menjadi besar kepala. Dengan pongah dia berkata lagi, "Kalian tau nggak? Di rakernas Projo kemarin, Jokowi memperingatkan agar kita tidak memilih calon perempuan."
"Heh? Simbol yang mana yang lu baca, Vik?" Sebagai aktivis perempuan, Meylan langsung meledak.
"Fitnah kamu, Vik. Jokowi bukan tipe orang seperti itu." Saya nggak percaya sama Viktor kali ini.
"Eh, kalian pada nggak tau ya? Di Rakernas Projo kemaren, jelas-jelas Pak De ngomong gini: 'Ojo kesusu'...." kata Viktor lagi.
Sejenak kami semua terdiam. Setelah berpikir beberapa detik, tertawa kami muncrat tak tertahankan. HAHAHAHAHAHAHA...
Dapatkan reward khusus dengan mendukung The Writers.
List Reward dapat dilihat di: https://trakteer.id/the-writers/showcase.