Repositioning Kabinet Prabowo

REPOSITIONING PEMERINTAHAN ALA PRABOWO
Prabowo Subianto diangkat sebagai Presiden Indonesia pada 20 Oktober 2024. Banyak orang yang skeptis dan mengatakan bahwa Prabowo adalah bentuk periode ketiga dari Jokowi. Apalagi ada Gibran di sana sebagai wapres. Kabinetnya pasti juga adalah orang-orang Jokowi. Artinya pemerintahan Prabowo hanyalah boneka yang dikendalikan oleh presiden sebelumnya. Prabowo adalah bayang-bayang Jokowi.
Skeptisitas masyarakat di atas tentu saja juga disadari oleh kelompok Prabowo. Kita bisa membaca bahwa semuanya sudah diperhitungkan oleh mereka. Mereka telah menyusun strategi untuk mengantisipasi hal itu.
GAYA MILITER DI PUSAT KEKUASAAN
Sebagai orang advertising, saya hanya akan membahas kabinet ‘Merah-Putih’ sebagai sebuah Brand. Saya melihat langkah-langkah strategis yang dilakukan konsultan Prabowo sangat cerdas. Yang pertama dilakukannya adalah melakukan repositioning kabinet. Prabowo adalah Jenderal AD berbintang 4. Artinya personal brand yang paling melekat di dirinya adalah dia seorang militer. Itulah yang paling membedakannya dengan Jokowi. Itu DNA dari strateginya. Atribut militer langsung dia tempelkan pada kabinet ‘Merah-Putih’. Caranya? Dia membuat program pembekalan para menteri di Magelang dengan gaya militer.
Ini bukan sekadar seremoni, tapi sebuah pesan kuat bahwa pemerintahan kali ini akan dipimpin dengan pendekatan militeristik yang disiplin dan tegas. Di sinilah Prabowo mulai menghindar dari bayang-bayang Jokowi, dan menegaskan bahwa ini adalah pemerintahan dengan identitas baru. Tidak lagi berbasis gaya sipil yang lebih lembut, tetapi lebih pada disiplin militer yang siap untuk bertindak cepat dan tegas.
Dengan gaya ini, Prabowo ingin mengirimkan pesan bahwa pemerintahannya bukan sekadar kelanjutan dari pemerintahan sebelumnya, tetapi sebuah babak baru yang menonjolkan visi dan misinya sendiri. Inilah repositioning yang nyata. Langsung terasa dari awal masa jabatannya. Keren banget strateginya!
MENYINGKIRKAN BAYANG-BAYANG MASA LALU
Prabowo memahami bahwa dia pernah menghadapi badai kritik sebagai pelanggar HAM berat. Dia berusaha untuk memperbaiki image tersebut. Momennya juga sangat tepat. Kasus 'pengkhianatan' Jokowi terhadap rakyat Indonesia, suka nggak suka, membuat masyarakat mulai menanamkan harapan pada Prabowo. Masyarakat merindukan figur pemimpin yang tidak hanya bisa mendengar, tetapi juga bertindak dengan cepat dan tepat, meskipun kontroversi tetap dan selalu akan ada.
NASIONALISME DI ATAS SEGALANYA
Repositioning Prabowo bukan hanya tentang mengubah cara memimpin, tetapi juga tentang mengubah nilai-nilai yang ingin ditegakkan. Kita tau bahwa Presiden baru ini adalah seorang nasionalis sejati. Di bawah pemerintahannya, Prabowo ingin mengedepankan nasionalisme, dengan fokus pada kesatuan dan keutuhan bangsa. Dia tahu bahwa perpecahan yang berbasis agama bisa menjadi ancaman serius, sehingga penguatan nasionalisme di tengah masyarakat menjadi prioritas utama. Pemerintahannya ingin dilihat sebagai pemerintahan yang mengutamakan Indonesia di atas segalanya.
Dia paham bahwa nasionalisme adalah ideologi yang sangat kuat. Sangat sulit menggoyahkan ideologi berbasis patriotisme seperti nasionalisme. Satu-satunya ancaman adalah kalau lawan-lawan politiknya menyerang dengan ideologi berkedok agama. Sejak jaman kemerdekaan kedua ideologi ini sudah berseteru tak ada habisnya. Dan ini tentu saja bisa mengganggu persatuan bangsa.
Konsekuensi dari pilihan ini rasanya Prabowo tidak punya jalan lain. Dia pasti sudah mengantisipasi hal ini termasuk membasmi habib-habib palsu dari Yaman yang sering mengubah-ubah sejarah pergerakan Indonesia. Langkah ini tidak hanya untuk menjaga stabilitas, tetapi juga untuk menunjukkan bahwa pemerintahan kali ini akan mengedepankan kepentingan nasional di atas segala kepentingan lainnya.
MENGANTISIPASI GANGGUAN DARI SOSOK FUFUFAFA
Tantangan lain yang bisa menjadi ancaman serius bagi stabilitas pemerintahan Prabowo: kasus Fufufafa. Sosok ini bisa menjadi simbol gangguan politik dan sosial yang mencoba menguji ketegasan pemerintah. Bagaimana Prabowo akan menghadapi potensi ancaman dari figur yang mungkin tidak sejalan dengan visinya ini akan menjadi ujian besar.
Jika tidak dikelola dengan baik, sosok seperti Fufufafa bisa merusak harmoni politik yang sedang dibangun. Namun, jika berhasil mengatasi gangguan ini, Prabowo dapat memperkuat citra kepemimpinan tegas yang ia bangun, sekaligus memastikan bahwa pemerintahannya tetap solid di tengah badai.
MENGAMBIL ALIH PANGGUNG POLITIK
Dengan repositioning ini, Prabowo menginginkan agar pemerintahannya tidak terjebak dalam bayang-bayang Jokowi. Dia ingin dilihat sebagai pemimpin yang mandiri. Pemimpin yang berani mengambil keputusan-keputusan besar yang tidak selalu populer tetapi diperlukan. Ini bukan tentang meraih simpati semua pihak, tetapi tentang menegaskan bahwa pemerintahan ini punya identitas yang jelas, yang siap menghadapi tantangan baik dari dalam maupun luar negeri.
Pertanyaan selanjutnya; apakah Prabowo akan berhasil membawa kesejahteraan bagi negeri ini? Time wil tell. Kita doakan saja.
Dapatkan reward khusus dengan mendukung The Writers.
List Reward dapat dilihat di: https://trakteer.id/the-writers/showcase.