BERENANG BERSAMA HUJAN

BERENANG BERSAMA HUJAN
BERENANG BERSAMA HUJAN

Hujan rintik rintik tak menyurutkan tekad dan langkah duo bocil untuk berenang hari ini.
Ya... mendung yang mengelayut manja tak juga beranjak pergi sedari subuh,meski terkadang mentari "malu malu macan" menerangi, tapi hangatnya tak jua mengalahkan gerimis hari ini.

Sesampainya tiba di kolam renang duo bocil langsung berlari mau nyemplung ke kolam renang,tapi cepat kutahan bocil no dua agar dia berenang bersama bundanya saja ke tempat renang yang lebih dangkal.

Tapi dasar anak anak yang dunianya serba gembira,tertawa dan belum bisa membedakan mana yang bahaya mana yang aman,tetep aja bocil no dua pingin ikut kakaknya nyemplung kekolam dewasa bareng sama Ayahnya.

Alhasil dua kali dia nelen air kolam renang,padahal sama Ayahnya sudah dipegangin dan renang gaya ubur ubur,eh keukeh pingin renang gaya superman.

Sambil kepalanya nyungseb kedalam air karena pingin lihat ke dalam kolam renang kayak bocil nomer satu. 

Setelah bosen dikolam dewasa lalu pingin pindah kekolam anak anak tapi ada syaratnya(duh nih bocil banyak syarat amat ya kayak wakil rakyat aja kalau lagi bikin undang undang ).

Akhirnya setelah melalui bujuk rayu sampai beberapa episode('tapi nggak sampai ribuan kaya sinetron dinegeri pia pallen')maulah sang kakak nemenin adiknya main dikolam anak anak,dan sejatinya disana lebih seru karena ada prosotan,ember gantung ama slodotan yang kayak diancol itu,cuma ini "versi micronya".

Tapi tetep aja kelihatan dari raut mukanya (yang seperti berbicara kaya di sinetron  sinetron ituh) bocil no satu nggak ridho ridho amat nemenin adiknya karena masih pingin belajar renang dikolam dewasa.

Sesekali mata sang kakak melirik penuh nafsu pingin nyamperin bapaknya yang lagi asyik berenang gaya katak dikejar orang. 
 
Eh tapi beribu tapi.... ini awan yang mengelayut di langit emang nggak bisa dikompromi,udah hitam,tebal lagi (kayak kerak dibawah katel penggorengan punya nenek di kampung saking tebelnya bisa buat alis)
akhirnya nggak kuat jugs langit menahan semua beban dan berat sang awan,a
Perlahan tapi pasti gerimis mulai berubah jadi rintik hujan ditambah angin yang genit banget menari gemulai membuat hujan semakin trans tak terkendali.

Dan dengan sangat terpaksa harus  kami sudahi edisi wisata berenang  hari ini karena situasi yang semakin menyeramkan,meski bocil no satu sempet nyelutuk "yah ngapain takut kebasahan hujan,kan berenang juga udah basah" waktu dia kusuruh berhenti renang karena hujan mulai deras.

Ya ilah ini bocil basahnya sih nggak papa cuma guluduknya itu yang bikin keder,gede bener ah,jadi merinding disko takut kepanggang ama geluduk. 

Dan yang jadi pengin ngakak sambil jitak kepala tuh bocil, ketika di dalam gocar saat pulang sempet sempetnya mereka mohon minta ijin kalau sudah sampe rumah pingin langsung main hujan hujanan.

Sambil tak uyel uyel dan meluk mereka berdua, kubilangin emang tadi kurang puas apah main airnya,sampe pingin ngelanjutin babak kedua main air hujan hujanan. 

Puas si Yah...,cuman ini kan beda versi,kalau renang kan airnya dari tanah terus harus bayar,lha kalau hujan hujanan kan airnya dari Allah langsung dari langit terus gratis lagi
(bisa ae nih bocil,tapi kok kayak pernah denger ya istilah itu "air itu dari atas masuk ke bumi bukan kegorong gorong
..)

Enggak pokoknya pulang renang harus istirahat kalau bisa tidur siang.
Iya Ayah jawab bocil no satu, lha bocil no dua kemana sepi amat biasa rame aja nimpalin kalau kakaknya ngobrol,yah...dia udah tidur aja dipelukan kakaknya.

Begitulah cerita petualangan hari ini bersama bocil bocil juga bundanya,menikmati hari meski tak mewah tapi cukuplah menyenangkan hati kami bersama.
"Tak penting jauhnya,tak penting mewahnya, karena tetap bisa tertawa bersama itu lebih penting".

 

Dapatkan reward khusus dengan mendukung The Writers.
List Reward dapat dilihat di: https://trakteer.id/the-writers/showcase.