AMBIDEXTROUS
Si tangan-tangan manis

Saya masih ingat betul, ketika saya masih kecil, saya bila bersalaman selalu menyodorkan tangan kiri. Lalu mama atau papa saya atau orang dewasa yang ada di dekat saya, spontan menepak tangan kiri saya. Seringnya mereka langsung berkata seperti ini.
"Hayooo pakai tangan manis."
"Jangan pakai tangan yang salah."
"Koq tangan kiri, hayooo ganti tangan kanan."
"Tangan manis dong."
Tangan manis? Pernah ketika di kelas taman kanak-kanak, saya sedang mewarnai dengan tangan kiri. Pensil warnanya dengan agak kasar ditarik oleh sang guru, langsung disodorkan ke tangan kanan.
Saya tidak pernah menyalahkan siapapun yang memaksa saya memakai "tangan manis".
Hanya saja sepertinya saya bingung pada masa-masa itu tanpa bisa mengungkapkan apa yang saya rasakan. Jadi, berjalannya waktu, saya sering kagok bila pertama kali beraktivitas sesuatu yang baru harus memakai tangan kanan kah atau tangan kiri.
Ketika pertama kali bermain bowling, saya langsung melempar bola dengan tangan kanan. Tetapi ketika saya merasa ada pin tersisa harus saya habiskan dengan tangan kiri, saya melemparnya dengan tangan kiri. Teman-teman yang main bersama langsung bersorak, ada yang mengejek sok tahu, apalagi sebagai pemula. Ada yang kagum.
Kurang lebih, begitulah, terus menerus perjalanan kisah tangan kiri dan tangan kanan saya.
Seorang psycolog menggolongkan saya sebagai ambidextrous.
Moral of the story: bila seorang anak beraktivitas dengan tangan kiri biarkan saja, karena tangan kiri sama manisnya juga koq dengan tangan kanan.
???? terima kasih, Mbak Nina Masjhur
Dapatkan reward khusus dengan mendukung The Writers.
List Reward dapat dilihat di: https://trakteer.id/the-writers/showcase.