Aku dan Bintang
Tugas cerpenting
Aku dan Bintang
“Heiiiii, stop…stop…. Kenapa di abisin gituuu??” Teriakku menjerit marah.
“ Lah kan tadi ibu suruh saya tebang, ya saya tebang bu” jawab tukang kebunku.
“Iya tapi kan gak sependek ini lah… hhhh gimana sih, gak pake nanya-nanya dulu, main tebang aja!” Nadaku marah tapi juga sedih karena pohon belimbingku sudah tinggal batangnya aja sekarang. Aku takut dia mati. Kasihan dia pasti kesakitan deh.
Aku mendekatinya dan mengelus batangnya yang hitam dan keras. Dia terlihat kokoh walaupun sekarang botak dan hitam.
“Sorry belimbing, aku gak bermaksud ngabisin kamu, aku gak nyangka kalau kamu di gundulin gini dan gak bermaksud nyakitin kamu.”Kataku sedih sambil mengelus batang hitam itu.
“Aiih gak usah sedih say, ntar juga aku tumbuh lagi”
Aku melompat menjauh……
“Eh siapa yg barusan bicara?”
“Yuhuuuu its me….,…Bintang!!” jawab suara itu lagi. “Aku si belimbing”
Aku mendekati batang hitam itu dan berbisik “kamu yang ngomong barusan itu?”
“Iya, aku”. Sahut si batang. “ Namaku Bintang si belimbing”
“Eh kamu masih hidup? Kamu gak mati? Ya ampun aku kira kamu udah matiii karena di gundulin gini.”
“Gak donk, aku gak mati kalau ditebang kecuali kalau aku di tebang sampai bawahhh banget, bener2 dihabisin nah udah deh aku udah gak bisa hidup lagi, dan aku gak merasa di sakiti kok kan aku gak punya reseptor sakit.”
“Ooo gituuu, jadi percuma donk aku marah2 dan pengen nangis tadi yaa, ternyata kamu masih hidup.” Kataku pura-pura nyesel.
“Hehehe, emang kamu dulu gak belajar biologi? Tentang pertumbuhan tanaman gitu?” “ Tau gak, sebenarnya aku seneng lho ditebang gini karena berarti kamu merhatiin aku, terus lihat kamu sedih seperti tadi, aku merasa disayaaang banget. Selama ini aku yang sedih karena bertahun-tahun aku hidup tapi gak diperhatiin.”Katanya muram.
“Kamu gak pernah siram aku tapi aku tetap hidup karena hujan dan tanah halamanmu yang subur di bawah semen ini.” Matanya melirik kebawah.
“Aku tetap berbuah, aku berbuah banyak tapi berulat karena kamu gak tutup buahku dengan plastik jadi lalat-lalat kecil hinggap dan bertelur di buahku. Sudah puluhan tahun aku didepan rumahmu tinggi dan rimbun tapi gak pernah sekalipun kamu dekati aku. Buahku besar-besar tapi gak ada yang makan karena selalu jatuh dan berulat.” Ujar Bintang panjang dan sedih.
“Tapiiiii….. aku senang hari ini karena kamu sapa aku dan kamu sedih saat batangku dihabisin oleh tukang kebun…. Ternyata…. Kamu sayang aku juga yaa.” Kata Bintang dengan nada riang gembira.
“Waaah maaf ya Bintang, kalau selama ini aku cuekin kamu, karena kamu tinggi, daun mu lebat, buahmu banyak tapi gak bisa dimakan, maaf ya aku tadinya sudah anggap kamu gak ada gunanya hanya buat kotor halaman aja.”
“ Tapi kita berteman sekarang yaa” kataku sambil memeluk batangnya yang keras.
“Kamu harus tumbuh bagus ya, gak usah terlalu tinggi rantingmu supaya aku bisa ambil buah-buahmu yaa dan harus besar-besar dan manis daaaann …. Gak boleh ada ulatnya ya Bin…” janji ya supaya kamu bisa berguna, biar aku bisa bagiin buah-buahmu ke tetangga. Deal gak?” Ujarku bersemangat.
“Ok siap bu boss” sahut Bintang.
“Ehh jangan panggil aku bu boss, aku gak suka jadi boss. Kamu panggil aku kakak aja ok.” Kataku pura-pura marah.
“Ok deh kakak” sahut Bintang tertawa. Kami pun tertawa bersama.
“Ihhh Mamaa…!! bicara sama siapa??” Tiba2 anakku sudah berdiri di belakangku.
“Hei Den…. Mama lagi ngobrol sama Bintang.” Kataku dengan wajah innocent.
“Bintang? Siapa dia, aku gak lihat ada orang lain dari tadi di sini ma?” Ujar anakku dengan kepala celingukan.
“Bintang… ini lho dia.” Kataku sambil memeluk batang belimbing di sampingku.
“Pohon beliiimbingg?? Emang dia bisa denger mama bicara?”
“Bisa donk… kan dia mahluk hidup juga Den.” Sahutku santai.
“Tapi kan dia gak bisa bicara mam, dia gak punya telinga, dia juga gak punya otak kaann.”
“Yuuuhuuu dengerin ya anak mama tersayang, semua mahluk hidup itu bisa kita ajak bicara, mo dia tanaman atau binatang. Walaupun tanaman gak seperti kita tapi mereka juga punya otak loh walupun berbeda dengan kita , jadi mereka bisa merasakan kalau kita perhatiin mereka.” “Mama juga sudah bilang sama Bintang, kalau nanti dia tumbuh lagi gak usah tinggi-tinggi, daunnya biar lebat dan subur, dan terutama buahnya harus gak ada ulatnya, manis dan besar-besar biar mama bisa bagiin ketetangga- tetangga. Ntar kamu lihat ya beberapa bulan lagi hasilnya.” Kataku panjang lebar.
“Ya…ya… ya terserah mamaku tersayang aja deh, aku mo lihat apa bener belimbing ini bisa menghasilkan buah seperti yang mama minta.” Sahut anakku sambil tersenyum simpul dan memelukku.
Sejak saat itu Deni sudah tidak asing lagi melihat aku bicara dengan si Bintang.
Dua minggu kemudian mulai tampak tunas baru di batang si Bintang. Dan setiap pagi bertambah banyak ranting dan daunnya. Daunnya baguus, hijau dan besar2, Bintang sudah terlihat mulai cantik kembali. Dua bulan berlalu daunnya semakin rimbun, rantingnya juga sudah bertumbuh memanjang tapi tidak tinggi seperti dulu. Tiap pagi aku berjalan keluar dan berbicara padanya. Aku suka berada dibawah pohon sekarang karena dia jadi rindang, hijau dan indah di pandang. Dan …….
Three months later…..
Bintang mulai berbuah. Semakin hari semakin besar. Aku sedikit cemas menunggu apakah buahnya berulat. Tambah hari tambah besar dan mulai menguning.
Nah harinya tiba, aku lihat ke atas pohon, buahnya banyak besar-besar dan sudah menguning. Aku bisa ambil buahnya sekarang karena rendah. Buah kuning di tanganku kuamat-amati dan ….. “aiiihh Bintanggg.”teriakku. Aku memeluknya dengan senang
“Dennniii.” Teriakku tertahan
“Eh ada apa maa, kok teriak-teriak.” Sahut anakku sambil berlari
“Kita mau panen belimbing!!” sahutku senang. Sini deh lihat buah belimbing di pohon itu….”
“Ya ampuun, aku pikir mama jatuh.” Kata anakku dengan lega, dia mendongakkan kepala,
“Eh iya ya maa, buahnya bagus- bagus. Mama kasih pupuk apa?"
"Gak mama pupukin apa-apa, dari dulu juga gak pake pupuk Den. Mama hanya ajak Bintang ngobrol tiap pagi, kan kamu juga sudah sering lihat mama ngobrol sama Bintang. Sekarang kamu percaya kan? Tanaman juga bisa diajak bicara. Tiap mama sempat, mama bicara sama pohon Belimbing ini. Mama puji beri support dan ucapin terimakasih karena dia sudah tepati janji. “
“Kalau tanaman aja bisa mengerti dan merasa dihargai dengan perhatian dan kasih sayang kita, apalagi manusia kan Den."
“Jadii Den seperti yang mama selalu bilang, kamu harus selalu menghargai orang lain, memberikan support dan kata-kata positif sama teman-temanmu…. Ya Den…..” kataku sambil menoleh kearahnya tapi… “Dennniii…. Kemana kamuu…”
“Hahaha… “terdengar suara menertawakanku.
“Heiii kamu tertawain aku ya Bintang…”
“Hahaha…. Pasti Deni udah tau deh kalau mamanya sudah keluar kata-kata mutiara bakalan puuanjanggg…”
“Uuuhhh… tapi bener kan Bintang, kalau tanaman seperti kamu aja butuh perhatian dan kata-kata positif apa lagi manusia iya kan…” kataku pura-pura cemberut.
“ iya, iyaaa kakak…. “ sahut Bintang.
Aku tersenyum melihat dia dan setiap aku melihat buahnya yang bagus-bagus ada rasa semriwing gimanaaa gituu....Ahhh bahagiaanya hatikuu. ❤️
NAS-
Dapatkan reward khusus dengan mendukung The Writers.
List Reward dapat dilihat di: https://trakteer.id/the-writers/showcase.