Sila Pertama

Sila Pertama
"Mbok Ineeem cepat kemariii....tolong aku" teriakku memanggil pembantuku dari jendela kamar.
Mbol Inem datang tergopoh-gopoh memasuki kamarku...
"Ada kalajengking di kamar mandiku Mbok"
Kataku sambil panik menunjuk si kalajengking hitam besar yang seakan-akan mengerti bahaya yg akan mendekatinya.
Pantatnya sudah menjengking siap untuk menyerang. Bau cuka sudah tercium di kamar mandiku.
"Bentar non, saya ambil baygon" Sahut si Embok dengan pdnya.
"Jangaaan Mbok, jangan dibaygon nanti dia mati"
Mbok Inem melihatku dengan pandangan bingung
" Lha abis mau diapain Non?" Tanyanya sambil melihat kearahku dengan tatapan aneh.
"Ngga tau Mbok yg penting jangan dibunuh" Sahutku.
"Hmmm..." si Mbok mikir...
"Kita keplak sama sandal aja ya Non, biar dia agak benyek..."
"Jangan Mbok nanti dia kesakitan dan jadi cacat seumur hidup...kasian" sahutku.
Tiba- tiba si kalajengking berlari kearahku!!
Aku langsung naik ke atas bathtub..hiii serem banget siiih.
"Ayo Mbooook tangkap kalajengkingnyaaaa" teriakku panik
"Tangkap gimana Non...saya juga takut..."
"Yaaah si Mbok..dari tadi kupikir Mbok ngga takut"
"Takut saya Non...itu kalo kena pangutnya bisa panas dingin seharian".
"Saya semprot aja ya Non..." kata si Mbok
"Ngga!!! Pokoknya jangan dibunuh Mbok"
"Saya semprot sedikit aja Non biar dia mabok.." tutur si Mbok sambil melihat kearahku sambil meringis.
"Haiizzz Mbook jangaaaan!!!!"
Tiba-tiba terdengar suara mamaku datang menghampiri kami
"Ada apa siih ribut-ribut?"
"Ada kalajenging ma...gede banget...!!" Kataku sambil menunjuk ke arah si kalajengking yang juga keliatan bingung.
"Iya bu ini saya saranin disemprot baygon ngga boleh...dikeplak pake sendal ngga boleh... jadi mau diapain saya bingung" begitu kata si Mbok ngadu ke mama.
Sayup-sayup kudengar suara adikku...
"Dicium aja Cie.. kujamin dia jadi klepek-klepek" teriaknya sambil ketawa ngakak.
Haiizzz ini anak malah bikin joke lagi...
"Mbok... ambil sapu sama pengki ya" begitu kata mama
"Baik Bu" sahut Inem... bergegas berangkat ke belakang.
Dengan cepatnya Mbok kembali ke kamarku sambil membawa sapu dan pengki.
"Disapu dan dimasukin ke pengki aja Mbok... terus dilepasin di kebun ya" begitu kata mama.
"Baik Bu" sahut Inem sambil menggerakkan sapunya ke arah si kalajengking yg sudah stress habis dikelilingi oleh kita bertiga.
Si kalajenging yg nge sense bahaya mulai bergerak lagi...pantatnya ditunggingin 90° siap menyerang.
Bau cuka mulai tercium lagi.
Mbok Inem dengan takut-takut menyapunya dan memasukan ke pengki.
Lalu ditahannya si kalajengking dengan sapunya.
Tergopoh- gopoh dia keluar dari kamar.
"Jangan sampe mati ya Mboook!!" Teriakku.
Mama menyampiriku
"Turun dari bathtub Cie... ati-ati licin"
"Iya ma" sahutku
Lalu mama keluar dari kamar.
Aku langsung lari ke kebun menyusul Mbok Inem.
"Sudah Mbok??"
"Sudah Non..."
"Ngga dibunuh khan?"
"Ngga Non...langsung kabur dia tadi saya lepasin"
"Ok Mbok...Makasiiih yaa"
Aku masuk ke dalam rumah lalu masuk ke ruang Altar... kunyalakan dupa panjang dan kubawa ke kamar mandiku.
Yang kutahu dari ajaran "Guruku" asap harum dupa bisa mengusir energi2 negatif...
Aku berharap dengan menyalakan dupa dikamar mandi akan memenangkan dunia serangga dan dunia "halus".
Memang kadang aku diolok-olok khususnya oleh adikku Erwin saat aku ditengah dilema untuk memegang sila pertama dalam ajaran Buddha yang kuterapin dalam hidupku.
Sila pertama "jangan membunuh" kadang membuatku tegang sendiri.
Aku berusaha dengan selalu hati2 unt tidak membunuh serangga yang sering masuk kedalam rumah karena kita hidup ditengah-tengah kebun yg luas.
Sekali lagi aku menarik nafas panjang...sambil melihat gumpalan halus asap dupa dikamar mandiku
Semoga tidak ada lagi serangga yg merayap masuk ke kamar mandiku atau ke kamarku...
"Semoga semua mahluk hidup berbahagia"
Begitulah doaku...
(Shanti Santi, 21 Juni 2020)
Dapatkan reward khusus dengan mendukung The Writers.
List Reward dapat dilihat di: https://trakteer.id/the-writers/showcase.